47. Willy mesum

3K 191 17
                                    

Sudah direvisi.

Hello bertemu lagi dengan aku istri Sungchan.

17+ minggir kalok nggak mau ternoda.

Jangan lupa Vote dan komen
Happy reading

'Aku sangat suka masa-masa seperti ini bersamamu. Aku berdoa, semoga kita akan selalu seperti ini sampai maut memisahkan kita'
-Willy Afrizaldi-

***

"Nggak usah jadi perusak hubungan orang biasa?" Ketus Raynar seraya tersenyum miring.

Callista berdecak. Dia melipat tangannya. "Nggak usah sok ngelarang-larang orang bisa?"

Raynar berdesis. Dia menatap tajam kembarannya. "Kenapa harus lo kembaran gue sih?"

"Aku juga nggak mau kalik jadi kembaran kamu." Balas Callista tajam.

"Dasar pembunuh."

"Iya, pembunuh. Tapi kenapa kamu nggak mati ya? Padahal kan aku udah bunuh kamu! Udah aku pastiin juga waktu itu kamu udah nggak bernafas." Raynar mengeraskan rahangnya. Tangannya terkepal menatap tajam Callista.

Callista yang melihatnya bukannya takut malah terkekeh. "Ditolong siapa kamu sampek masih bisa bernafas dihadapan aku sekarang ini?" Remeh Callista menaikan turunkan alisnya.

Raynar membanting kursi disamping Callista. "Gue benci sama lo. Kenapa lo harus bunuh gue waktu itu? Salah gue apa?" Bentaknya.

Menggidikkan bahunya acuh. "Owh. Aku bunuh kamu ya karena waktu itu cuma kamu yang aku lihat. Gak ada orang lain lagi. Apalagi waktu itu hasrat membunuh aku tiba-tiba naik. Aku juga nggak tau kalok kamu itu kembaran aku, maybe." Jelasnya memainkan kukunya.

"Psycho lo!" Sentak Raynar tak percaya. Kenapa kembarannya harus orang yang pernah membunuhnya!

Well, Dua tahun lalu Raynar bertemu dengan seorang gadis dengan kondisi yang memprihatinkan, dengan luka lebam dipelipis dan rahang.

Rasa kemanusiaannya membuat Raynar menoleh gadis itu. Tapi dengan kejinya gadis itu bukannya berterima kasih malah menyerangnya dengan memukul dadanya.

Dia menyayat tubuhnya dengan tawa bak Psychopath.

Dia masih ingat benar wajah gadis itu. Permohonan dan rintihan tidak gadis itu perduli.

Dan gadis didepannya ini adalah gadis itu. Gadis yang tertawa melihatnya menderita.

"Lebay," Sahut Callista mengibaskan tangannya keudara.

"...." Raynar menatap Callista cenggong. Gadis ini gila!

***

Willy bergelayut manja di lengan Vira yang masih dikuasai amarah. Saat ini mereka berada dirooftop atap rumah.

Iya, rumah mereka memang ada rooftop dan paviliun.

"Jangan marah-marah, nanti cepat tua." Celutak Willy mencoba menghibur. Bukannya terhibur, Vira malah merasa semakin kesal.

"Bacot!" Judes Vira tidak santai. Dia bersedekah dada. Willy yang melihatnya terkekeh.

 Savira Valenia [END] Sudah DirevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang