15. jadi manja

10.3K 824 31
                                    

Sudah direvisi.

Tapi mungkin masih ada typo yang kelewatan.

Tolong juga dibudayakan meng-vote dan komen agar aku semakin semangat mengetik, ygy.

Happy Reading📖

***

Vira meletakkan baskom berisi air dingin di atas nakas. Tangannya beralih meremas handuk kecil, meletakkan di kening hangat laki-laki yang berbaring terlentang di atas ranjang.

Vira berdiri berniat ke dapur membuat bubur dan mengambil obat penurun demam.

Saat akan melangkah, langkahnya terhenti karena merasakan tangannya dipegang. Vira membalikkan badannya memandang Willy yang menahan tangan lentiknya.

Menaikkan alis bertanya. Willy tidak menjawab, dia terus Menatap Vira dengan mata sayu nya. Ia menggeleng lemah.

"Jangan pergi.." Willy berbicara dengan nada lirih.

Menyingkirkan tangan Willy dengan sedikit halus, "mau masak dulu,"

"Nggak,"

Vira menghembuskan nafas pelan. Menatap Willy dengan lembut, meyakinkan orang sakit yang keras kepala itu.

"Bentar aja, lo belum makan, perlu minum obat juga." Ucap Vira dengan suara yang dia buat selembut mungkin.

Willy terus memandang Vira, dia memang akan manja saat sakit, biasanya saat dia sakit, ia akan manja dengan bundanya. Tapi karena tidak ada bunda dan adanya hanya Vira jadi dia akan menunjukkan sifat manjanya ke gadis itu. Itu pun tidak di jelaskan di novel.

Ceklek

Pintu kamar terbuka memperlihatkan Vira yang membawa mangkuk bubur, air putih dan obat tentu saja.

Meletakkan di nakas. Vira mengambil handuk kecil yang ada di kening Willy. Menyentuh kening Willy memastikan sudah lebih baik atau tidak. Oh, rupanya sama saja tidak ada yang berubah, masih panas.

Ia mencelupkan handuk ke baskom, meremasnya dan kembali meletakkan di kening cowok itu.

"Makan,"

Vira mengarahkan sendok yang dia pegang kearah bibir Willy. Mengerutkan keningnya saat Willy menggeleng lemah.

Dia tidak mau memakan bubur, karena menurutnya bubur itu hambar dan tidak enak.

"Buka mulutnya," Ujar Vira yang terus mengarahkan sendok yang ada buburnya kearah Willy yang tidak ingin sedikit pun membuka mulutnya.

"Nggak, nggak mau, hambar," Rengek Willy yang terus menggelengkan kepalanya tidak ingin.

Sedikit kesal, Vira menaruk kembali sendoknya dengan sedikit kasar. Menatap Willy yang memandangnya dengan tatapan sayu dan manja?

Eh, apa dia salah lihat?

"Makan ya, setelah itu minum obat lalu tidur," Nasehat Vira penuh kesabaran.

"Nggak mau raa, hambar," Ulangnya.

"Lo belum coba, jangan asal bilang hambar, hambar." Kesal Vira. Belum juga masuk buburnya ke mulut udah menilai aja tuh kalau bubur itu hambar.

Ini juga buat kalian yang selalu nilai orang lain baik padahal nggak tau aslinya. Bisa aja yang kalian anggap orang baik adalah orang jahat yang ingin menghancurkan hidup mu. Seperti si dia tuh. Huh!

Willy mengangguk dengan enggan.

Vira dengan senyum tipis menyuapi orang yang tiba-tiba manja padanya. Satu suap bubur masuk ke mulutnya. Mengunyah pelan, matanya sedikit melotot.

 Savira Valenia [END] Sudah DirevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang