13.Kebahagiaan orang lain.

274 52 11
                                    

Jungwon saat ini begitu bahagia, dia bermain di rumah Win tanpa pulang ke rumah terlebih dahulu. Tadi wereka pulang lebih awal dari biasanya, jadilah Jungwon diajak Win singgah ke rumahnya dan Jungwon menyetujui itu semua.

Kapan lagi bisa pergi ke rumah temannya, setelah berkurung di rumah setelah bertahun-tahun akhirnya dia bisa bermain layaknya anak seumuran dengannya.

"Jungwon kamu bisa main game gak?" Win memakan camilan yang dibuat oleh pembantu di rumahnya.

"Game?" Ekspresi bingung tercetak di wajah Jungwon, dia tidak tahu tentang game dan segala macamnya. Semua itu terdengar asing di telinga Jungwon.

"Iya game, aku baru dibeliin PS sama ayah karena rajin belajar, kamu mau main?"

Jungwon menelan ludahnya, matanya mengerjap beberapa kali dengan pandangan yang sulit diartikan, tangan yang tadinya memakan camilan kini telah meremas pakaiannya.

Win merasa bingung dengan sikap Jungwon, apa dia meluaki hati Jungwon? Menurutnya tidak, karena itu pertanyaan biasa yang tidak mengandung unsur penghinaan.

"M-maaf Win, tapi Wonie ga pernah main game kayak gitu, Wonie bahkan jarang nonton tv apa lagi main game canggih kayak gitu, rasanya aneh banget," ungkap Jungwon.

Semua itu memang benar, Sunghoon itu tidak menyukai kehadirannya, jadi saat dia ingin menonton tv dan Sunghoon ada di sana Jungwon pun mengalah dan masuk kembali ke kamarnya.

"Oohh aku kira ada apa, gapapa nanti aku ajarin kamu cara main PS sama main hp, tapi jangan keseringan ya ga baik," peringat Win.

Jungwon mengangguk antusias mendengar itu, dia memberikan satu stick kepada Jungwon dan satunya lagi dia yang memegang. Win mulai mengajarkan tombol mana yang akan dipencet dam cara bermainnya.

Semua itu ditanggapi Jungwon dengan cepat, mereka mulai bermain dengan serius dan sesekali tertawa bersama, mengingat bagaimana serunya berteman membuat Jungwon merasa bahagia.

Tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa dia akan mendapatkan teman di dalam hidupnya, Jungwon dulu selalu berpikir apakah dia akan sendiri sampai dia meninggal nanti.

"Ternyata punya temen seseru ini ya, kenapa ya Wonie ga dapet temen dari dulu kecil."

"Bang Sunghoon pasti juga kayak gini 'kan? Mana mungkin ga ada orang yang mau temenan sama dia, dia 'kan sempurnya ga kayak Wonie."

Rumah itu ramai dihiasi dengan canda tawa Jungwon dan Win, beberapa maid yang ada di sana ikut tersenyum melihat kedekatan mereka dalam berteman.

Mereka menyambut Jungwon dengan hangat karena dia begitu sopan, mukanya lucu membuat maid yang ada di sana langsung menyayanginya.

"Bunda pulang." Suara lembut nan indah itu masuk ke indra pendengaran mereka, Win seketika berbalik. Dia melepaskan sticknya begitu saja dan menghampiri ibunya.

"Bunda udah pulang, tumben cepet," kata Win sambil memeluk ibunya.

Jungwon melihat itu semua, ada rasa bahagia dan sedih secara bersamaan. Win begitu dekat dengan ibunya dan bisa melihat ibunya setiap hari, tidak seperti dirinya yang harus menunggu selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

"Iya, hari ini ga ada pasien di klinik bunda, itu makanya bunda cepet pulang," ucap nyonya Bang dengan suara yang begitu lembut.

Jungwon ingin menangis melihat itu, dia iri? Tentu, tapi tenang Jungwon tidak berniat jahat, dia hanya ingin merasakan itu semua dari orang tuanya sendiri bukan orang tua orang lain.

KALA ARUNIKA MENYERAH DENGAN GULITA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang