"Udah siap Won? Yok pergi."
Sepertinya Jungwon mempunyai kegiatan baru selama bertetangga dengan Jin Yu, hari ini Jungwon dan Jin Yu akan pergi ke kelas melukis. Ya tempat hari itu, Jungwon ingin meneruskan lukisannya yang tertunda.
Kondisinya belum terlalu pulih, tapi mungkin besok dia sudah bisa kembali bersekolah. Jungwon sangat merindukan teman-temannya, keinginannya hanya satu yaitu bertemu dengan mereka.
"Ayo Kak, mama Wonie pergi ya!" seru Jungwon dari depan pintu. Dari dalam sana Chaemi membalas dengan teriakannya juga. "Iya hati-hati ya!"
Jungwon dan Jin Yu lantas mengangguk dan pergi dari sana, taksi yang dipesan sudah menunggu lama dari tadi.
"Maaf ya Pak, jadi nunggu lama," kata Jin Yu canggung. Merasa tidak enak dengan kebiasaan mereka yang tidak tepat waktu.
"Gapapa Nak, yaudah yok masuk biar kita berangkat sekarang," tutur sang sopir. Sopir itu membanti Jungwon naik dan menyimpan kursi roda Jungwon di belakang.
Di perjalanan mereka bercanda ria sampai akhirnya ada satu ucapan yang membuat senyum Jungwon luntur dengan sekejap mata.
"Bibi yang ketemuan sama kakak di rumah sakit itu ke mana Won?"
"Aa kata mama bibi Jung berhenti kerja Kak," jawab Jungwon. Sebisa mungkin dia hanya bersedih dan tidak menitikkan air mata. Jungwon berusaha kuat saat orang yang disayanginya pergi meninggalkannya.
"Oh, btw lo sama orang tua lo emang tinggal bedua doang?" Jin Yu sebenarnya merutuki mulutnya yang terlalu kepo dengan kehidupan orang lain.
Tapi mau bagaimana lagi, melihat Jungwon yang selalu dibawa bibinya ke mana-mana membuat Jin Yu penasaran ke mana keluarga Jungwon.
"Iya Kak, Papa tinggal di rumah lain," ujar Jungwon.
"Oh, papa lo udah meninggal?" Pertanyaan bodoh Jin Yu sontak membuat Jungwon menatap ke arahnya. Matanya melotot pertanda dia sedang marah, Jin Yu mengerjapkan matanya.
"Ucapan gue ada yang salah?" Konyol benar-benar konyol, tatapan polo itu membuat Jungwon benar-benar kesal.
"Ya iyalah! Papa Wonie masih idup tau! Cuman dia ada di rumah yang lain dan ga tinggal di sini, kakak sembarangan ngatain papa Wonie udah meninggal. Ga sopan tau!"
Jungwon merenggut kesal, biarpun dia membencia ayahnya tapi meninggal kabar ayahnya meninggal dia belum sanggup. Sedangkan Jin Yu, dengan entengnya perempuan itu berucap demikian.
Jungwon menghela nafas dan menatap ke arah kaca jendela, membiarkn Jin Yu yang menatapnya tidak enak.
'Dasar mulut ga guna, sekali lagi ngomong aneh-aneh gue potong aja nih bibir!' batin Jin Yu.
"Won, maaf dong gue ga bermaksud kek gitu. Gue minta maaf karena ngomong sembarangan, emang dari sononya begini ga ada kelakuan ni mulut. Please jangan marah," bujuk Jin Yu.
Jungwon tetap diam, Jin Yu yang melihat itu hanya menghela nafas pasrah. Ia tau dirinya memang kurang ajar dan ia tidak menyalahkan Jungwon yang mendiamkan dirinya.
Perjalanan itu menjadi canggung, bahkan sang sopir berdehem canggung melihat tingkah mereka berdua. Suasana ribut tadi membuat sang sopir merasa senang, tapi sekarang? Entahlah dia bingung.
"Dah sampe Nak." Jin Yu membayar ongkosnya dan turun dari sana, diikuti dengan Jungwon yang membawa kursi rodanya sendiri.
"Sabar Jin Yu, dia lagi marah," gumam Jin Yu pada dirinya sendiri.
Saat membuka pintu dapat Jin Yu lihat Jake, Jay, Ni-ki dan Sunoo yang ikut di sana bersama dengan anak-anak.
"Lah kalian?" Jin Yu membiarkan pintu terbuka, supaya udara segar masuk dan tidak membuat anak-anak merasa bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA ARUNIKA MENYERAH DENGAN GULITA(END)
FanfictionSeseorang yang bernama Jungwon harus menelan pahitnya kehidupan, semua itu dia telan hanya cacat yang dialaminya. Cacatnya berasal dari lahir, dia harus mengalami kelumpuhan karena tidak memiliki tulang sum-sum. Jika orang lain akan disayangi oleh k...