Jungwon kini susah sampai di rumah baru mereka, lampu-lampu di dalam padam membuat suasanya menjadi gelap. Jungwon agak ngeri melihat itu dan memegang tangan ibunya.
"Kok gelap banget Ma?" tanya Jungwon gugup. Matanya menerawang rumah baru mereka, tidak sebesar rumah ayahnya tapi terasa nyaman.
Dengan halaman yang tidak terlalu luas tapi diisi banyak tanaman, ada ayunan besi dan juga tempat duduk. Melihatnya saja sudah membuat Jungwon merasa bahagia.
"Lampunya belum dinyalain Won. Yuk masuk, gapapa jangan takut," ajak Chaemi. Jungwon menjalankan kursi rodanya sementara Chaemi di sampingnya membawa koper mereka.
Rumah tersebut di buka dan Chaemi berjalan ke sebelah kanan untuk menyalakan lampu. Kini rumah tersebut sangat terang, Jungwon yang tadinya takut kini sudah mulai berani.
"Jungwon kamar kamu yang ada di sebelah kiri ya, sedangkan kamar mama di depan kamar kamu. Kamu masuk ke situ dan mandi, biar mama yang siapin makan malam kita."
Jungwon menganggukkan kepalanya dan mulai memasuki kamar itu. Saklar lampu dinyalakan dan terlihat kamar yang tidak terlalu besar.
Di dalam kamar itu ada tempat tidur sedang beserta sprei berwarna hitam. Di sampingnya terdapat lampu tidur berbentuk balon udara.
Jungwon menjalankan kursi rodanya ke arah lampu tidur tadi, matanya mengerjap lucu dan menyentuh lampu tidur tersebut.
"Lucu," gumam Jungwon. Matanya kembali menelisik ruangan baru yang akan di tempatinya ini.
Ada beberapa rak yang di tempelkan di dinding yang berwarna biru, di samping sebelah kiri kasur Jungwon terdapat rak buku yang berisi komik dan berbagai macam novel.
Jendela besar dengan tirai berwarna putih, bagian itu Jungwon agak meringis melihatnya. Membayangkan bagaimana tirai putih itu ditiup angin ketika malam hari, uhh pasti sangat menyeramkan.
Di dekat jendela juga ada meja belajar beserta dengan lampunya dan kursi. Dahi Jungwon mengernyit melihat semua ini, ada yang janggal. Apakah ibunya sudah menyiapkan ini dari lama?
Tidak ingin pusing memikirkan itu semua, Jungwon masuk ke dalam kamar mandi. Dia merasa takjub melihat kamar mandi yang berwarna coklat. Tidak ingin membuat ibunya menunggu lama, Jungwonpun mulai membersihkan diri.
"Mama," panggil Jungwon. Chaemi yang sudah selesai memasakpun tersenyum melihat kedatangan anaknya.
"Kamu udah mandi ya? Yok makan dulu, habis itu baru tidur." Jungwon pun mulai memakan masakan ibunya, tapi entah kenapa di saat seperti ini Jungwon teringat dengan Sunghoon.
Matanya menyendu, bagaimana jeasaan Sunghoon saat ini? Apa dia baik-baik saja? Apa Sunghoon sudah makan? Bagaimana perasaan Sunghoon jika dia ikut memakan masakan ibu mereka?
"Jungwon kami kenapa Nak? Ga enak masakannya? Apa mau menu yang lain?" tanya Chaemi lembut.
Chaemi khawatir begitu melihat perubahan wajah Jungwon, ia takut jika anaknya merasa tidak nyaman di rumah ini dan memilih untuk pergi.
"Enggak, cuman kepikiran sama bang Sunghoon," ungkap Jungwon.
Jungwon menghela nafasnya dan meletakkan sendok yang dipegangnya. Pandangannya yang kini tertunduk menjadi terangkat, matanya berair dan air itu siap turun kapan saja.
"Dulu dia kepengen banget makan masakan mama, tapi semua itu ga kesampaian. Sekarang, Wonie bisa makan masakan bunda tapi bang Sunghoon enggak."
Chaemi memejamkan matanya mendengar itu, benar dia jadi ingat saat Sunghoon dulu memohon kepadanya untuk dimasakkan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA ARUNIKA MENYERAH DENGAN GULITA(END)
FanfictionSeseorang yang bernama Jungwon harus menelan pahitnya kehidupan, semua itu dia telan hanya cacat yang dialaminya. Cacatnya berasal dari lahir, dia harus mengalami kelumpuhan karena tidak memiliki tulang sum-sum. Jika orang lain akan disayangi oleh k...