"Seru ya di rumah Jungwon, main-mainnya bebas," celetuk Win. Mereka baru sana selesai bermain di rumah Jungwon, Chaemi sudah pulang dan mereka disambut baik oleh perempuan itu.
Mereka juga berkenalan dengan Jin Yu, Jin Yu yang mempunyai sifat ramah membuat mereka nyaman berteman dengannya. Tak berapa lama kemudian, percakapak mereka terputus saat ada seseorang yang menghampiri mereka.
"Permisi mau nanya boleh?"
Haruto menoleh ke arah suara sambil mengernyit heran. "Iya mau nanya apa?" tanya Haruto.
"Di rumah mereka ada orang gak?" katanya sambil menunjik ruma Jungwon. Posisi Win dan teman-temannya saat ini ada di depan pagar rumah Jungwon.
"Ada kok, mau nyari siapa emangnya?" Suara Jungwon menyahut ucapan mereka bersamaan dengan Chaemi yang ikut ke luar. Niatnya tadi ingin ke rumah Jin Yu, hanya informasi begitu Jin Yu melihat Chaemi sudah ada di rumahnya dia langsung pulang ke rumahnya sendiri.
"Nah iya, elo anak pembantu yang dibilang Sunghoonkan? Bisa minta tolong ga, cariin soft case hp gue dong. Gue baru sadar kalau soft case hp gue ilang," katanya enteng.
Chaemi yang mendengar itu merasa geram, ini pasti ulah Sunghoon, anak itu benar-benar kurang ajar! Benar-benar tidak berguna!
"Maaf yang Anda bilang pembantu ini adalah anak saya, saya ibunya Sunghoon dan juga Jungwon. Adiknya punya kekurangan pasti dia malu mengakuinya," terang Chaemi.
Jake yang pada dasarnya kurang tahu tentang itu semua terkejut, ia menatap Jungwon dan mengangkat jari telunjuknya.
"Dia adiknya Sunghoon? Bukannya Sunghoon bilang adiknya ada di Belanda ya? Sekolah di sana?" Chaemi berdecih keras, benar-benar mulut Sunghoon begitu kurang ajar. Tidak mengakui adiknya dan mengatakan adiknya anak pembantu.
Dengan itu bukankah secara tak langsung Sunghoon mengatai dirinya pembantu? Sepertinya Chaemi sudah menyesal mengeluarkan suaranya hanya untuk meneriaki anak itu.
"Tidak, kau salah besar Nak. Sunghoon selama ini sepertinya tidak mengakui adiknya, bahkan dia tidak mengenalkan adiknya kepada kalian. Aku memaklumi itu, dia manusia sempurna anti cacat, tidak mungkin dia ingin berteman dengan cacat, biarpun itu adiknya," sarkas Chaemi.
Jungwon hanya menunduk dalam, benar apa yang dikatakan ibunya dan ia harus siap menerima kenyataan pahit itu. Dia dan Sunghoon itu sudah seperti uang yang koyak dan uang yang bagus.
Semua orang akan menerima uang yang bagus tapi tidak semua orang bisa menerima uang yang sudah koyak. Jungwon ibarat uang yang koyak, beberapa orang menerimanya biarpun dia ada cacatnya.
"Hooh, mana dia udah ngatain kita cacat, gue juga diejek karena bta Dohyon diejek karena bisu, si Win nih mau banget nolong hewan kek dia, padahal waktu itu dia lagi luka-luka di rumahnya sendiri, tapi apa balasan dia? Ga bagus, dikira kita dateng ke situ mau minta makan kali ya?"
"Biarpun gue orang miskin ga pernah tuh emak gue ngajarin gue buat minta makan ke orang lain, emang orang kaya suka seenaknya. Gue sumpahin ntu mata bakal hilang sampai dia meninggal!" seru Haruto.
Win dan Dohyon melotot, biarpun mereka tahu bahwa Haruto tidak akan melihat itu, tapi itu tadi benar-benar reflek. Ucapan Haruto begitu sarkas dan mereka takut jika Jungwon dan Chaemi merasa tersinggung.
"Serius Sunghoon ngatain kalian?" Chaemi terkejut. Haruto yang mendengar itu mengangguk antusias, biar saja ibunya tahu. Dengan itu semoga saja Sunghoon bisa merubah sikapnya secepat mungkin.
"Ehm maaf ya tante saya ga tau kalau Jungwon anak tante, sekali lagi saya minta maaf. Jujur saya sedikitpun ga tau dan ngerasa ga enak jadinya," sesal Jake.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA ARUNIKA MENYERAH DENGAN GULITA(END)
Fiksi PenggemarSeseorang yang bernama Jungwon harus menelan pahitnya kehidupan, semua itu dia telan hanya cacat yang dialaminya. Cacatnya berasal dari lahir, dia harus mengalami kelumpuhan karena tidak memiliki tulang sum-sum. Jika orang lain akan disayangi oleh k...