Sunghoon dengan rasa malasnya berjalan ke luar, ayahnya pergi entah ke mana dan ini kesempatannya untuk melarikan diri walau hanya sekejap.
Kepalanya begitu sakit saat menghadapi kertas-kertas yang menurutnya tidak berguna. Sunghoon berjalan seraya menatap langit yang berwarna jingga.
Wajar saja, hari sudah sore dan sebentar lagi akan berganti menjadi malam. Langit yang begitu indah tak seindah kehidupan Sunghoon saat ini.
Saat sibuk menatap langit Sunghoon tak sengaja menabrak seseorang, kepalanya langsung tertunduk guna melihat orang itu. Tadinya ingin meminta maaf tapi niatnya diurungkan dan matanya melotot.
"Mama," panggil Sunghoon. Chaemi yang mendengar suara tak asing itu langsung mendongak, belanjaannya tiba-tiba saja terlepas saat melihat orang yang memanggilnya.
"Sunghoon, Nak? Kamu ngapain di sini." Chaemi tanpa menunggu lama langsung memeluk Sunghoon dengan penuh sayang.
Jangan tanyakan bagaimana bahagianya Chaemi saat ini, matanya bahkan sampai mengeluarkan air mata. Sunghoon juga tak tinggal diam, tangannya langsung memeluk ibunya dan berusaha menahan air matanya.
"Kamu apa kabar Nak? Goheun ga nyentuh kamu sedikitpun kan? Apa kamu ada masalah?"
Sunghoon ingin mengungkapkan segalanya, tapi melihat mata yang ibunya yang begitu tulus membuatnya memendam semua kejadian itu.
"Enggak Ma, Sunghoon gapapa kok. Oh ya mama udah selesai, kita pulang yuk," ajak Sunghoon dengan air mata yang berusaha ditahan.
"Pulang? Ke rumah papa kamu? Enggak Sunghoon, mama ga siap." Hati Sunghoon berdesir mendengar itu, benar dugaannya ibunya pasto tidak akan menerima ajakannya.
"Maaf kalau mama egois, tapi kalau kamu mau ngunjungin mama kamu datang aja ke alamat ini," kata Chaemi sambil memberikan satu kertas yang berisi alamat rumahnya.
"Mama tinggal di sini sama Jungwon, kami tinggal berdua. Kalau kamu ada pasti suasana rumah itu makin bagus," imbuh Chaemi.
Dengan terpaksa Sunghoon menerima alamat yang dituliskan Chaemi tadi, ia membaca alamat itu dan menganggukkan kepalanya.
"Kamu udah makan? Di sana yang masaka siapa? Kalau misalnya ga ada yang masakin makanan kamu datang aja ke rumah," omel Chaemi.
Sunghoon tertawa pelan saat tangan ibunya memukul pelan bahunya. Rasanya begitu menyenangkan saat melihat raut khawatir yang terpancar dari wajah ibunya.
"Sunghoon rindu masakan mama," gumam Sunghoon.
Chaemi tersenyum lembut dan mengelus rahang Sunghoon, rasa bersalahnya semakin memuncak setelah mendengar itu langsung dari mulut Sunghoon.
"Kamu dateng aja ke rumah, mama bakal masakin makanan yang banyak buat kamu"
"Emangnya ga bisa mama aja yang datang ke rumah? Mama sendirian aja di sana dan tinggal lagi sama kita," pinta Sunghoon.
Terdengar nada memohon di kalimat yang dia ucapkan, tapi ada yang janggal di kalimat Sunghoon tadi. Sunghoon meminta dirinya sendiri yang pergi ke rumah lama mereka, tapi tidak dengan Jungwon.
Apa maksudnya? Semua itu membuat Chaemi kembali terpikir tentang pesan yang ditinggalkan bibi Jung. Semuanya seperti mengarah ke Sunghoon, tapi apa benar Sunghoon?
"Enggak Sunghoon mama ga bisa ke rumah kamu, mama ga sanggup liat wajah bengis papa kamu, mama mohon kasi mama pengertian ya."
Sunghoon menatap datar Chaemi tepat setelah Chaemi berucap demikian. Chaemi minta dimaklumi lalu apakah dia tidak bisa meminta dimaklumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA ARUNIKA MENYERAH DENGAN GULITA(END)
Fiksi PenggemarSeseorang yang bernama Jungwon harus menelan pahitnya kehidupan, semua itu dia telan hanya cacat yang dialaminya. Cacatnya berasal dari lahir, dia harus mengalami kelumpuhan karena tidak memiliki tulang sum-sum. Jika orang lain akan disayangi oleh k...