38. Penyesalan.

531 41 23
                                    

"Nih." Jay meletakkan pesanan Jin Yu dengan setengah kesal, keinginan Jin Yu kali ini tidak terlalu susah tapi agak menyebalkan.

"Makasih Jay, baik banget lo," kata Jin Yu sambil tersenyum lebar. Ia langsung memakan buah markisa yang begitu masam, Jake saja sampai bergidik ngeri melihat kemasaman buah itu.

Sekolah mereka memiliki pohon markisa di belakang, jadi Jay tidak terlalu jauh dan susah untuk menuruti permintaan ibu hamil ini.

"Ga masam?" Jake memakan kentang gorengnya sambil menatap Jin Yu, mereka saat ini ada di kelas Jin Yu. Jay, Jake dan temannya yang lain sudah mengetahui kehamilannya, bahkan semua kejadiannya.

Mereka datang sangat pagi sekali sehingga kelas masih kosong, bahkan koridor masih sedikit orang yang melewatinya.

Oleh karena itu, beberapa hari ini Jay dan Jake agak menjauh dari Sunghoon. Terlampau kesal dengan anak itu yang tidak mau bertanggung jawab sedikitpun.

"Enggak, enak ini. Kalian mau?" yang ditanya dengan cepat menggelengkan kepalanya, tidak mereka tidak akan menyentuh buah masam itu.

"Tawarin sama Sunoo sana?" titah

"Dianya ga ada di sini," jawab Jin Yu cuek. Mulutnya kembali memakan buah markis tersebut menggunakan  sendok yang sengaja dibawanya dari rumah.

Sunghoon yang sedang berjalan ingin ke kelasnya, tak sengaja melihat interaksi Jay dan Jake yang mengurus Jin Yu melalui jendela.

Begitu juga dengan Jin Yu, ia tak sengaja bersitatap dengan  Sunghoon, perasaan gondok dan kesal langsung mengisi hatinya. Jin Yu langsung meludahkan biji buah markisa tadi dengan kasar, seolah-olah ia sedang meludahi Sunghoon.

"Napa?"

"Sohib lo noh lewat, ngeliat-ngeliat ke sini. NGAPAIN NGELIAT KALO GA MAU TANGGUNG JAWAB!" teriak Jin Yu.

Sunghoon yang belum jauh dari sana cepat-cepat pergi, telinganya tidak terlalu tahan mendengar sindiran dari Jin Yu yang mengoyak hatinya.

"Njirr sindiran lo ga main-main," celetuk Jay. Agak tidak menyangka kalau Jin Yi berani berbuat seperti itu, bahkan dengan suara yang keras.

"Biar aja, biar tau malu ntu cowok!" caci Jin Yu. Ia kembali memakan buah markisanya, tidak peduli dengan pandangan orang yang menatapnya aneh. Siapa yang tidak merasa aneh dengan Jin Yu, memakan buah masam saat pagi hari?

"Dah mau bel nih, kita masuk dulu ya. Entar kalau mau apa-apa kasi tau kita aja." Jin Yu tidak menjawab, saat inu ia meletakkan kepalanya di atas meja, tiba-tiba saja rasa malas untuk sekolah datang ke dirinya. Benar-benar mood ibu hamil yang begitu menyusahkan.

Jay dan Jake berlalu pergi dari sana, mereka paham dengan keadaan Jin Yu saat ini. Maka dari itu mereka tidak memaksa Jin Yu sedikitpun.

Sementara itu, di lain tempat Sunghoon menyandarkan kepalanya ke kursi dan menghela nafas pelan. Tak dapat dipungkiri, sebenci apapun Sunghoon saat ini ia masih tetap memikirkan Jin Yu dan anaknya.

Katakanlah Sunghoon munafik dan bodoh, tapi memang itu kenyataannya. Perasaan takut dan iri menggerogoti hatinya saat melihat Jay dan Jake yang begitu menyayangi Jin Yu.

Hei yang punya anak itu dia, kenapa harus mereka yang ikut-ikutan mengasuh Jin Yu? Sumghoon tidak suka itu, ia tida suka melihat Jin Yu yang nyaman dengan orang lain.

"Yang punya anak gue, yang nurutin ngidamnya siapa, ck!"

"Itu karena lo jadi ayah tapi ga mau tanggung jawab bod*h! Nyadari diri dong, ngeluh mulu perjuangan ga ada! Gob*ok lo!"

Sunghoon hanya menatap Jake malas, ia tau itu suara Jake karena mereka satu bangku. "Minta maaf Hoon, sebelum terlambat. Takdir ga ada yang tau, jangan sampe lo nyesel seumur hidup," nasehat Jake.

KALA ARUNIKA MENYERAH DENGAN GULITA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang