Jungwon menangis menatap jendela, keluarganya terpecah belah. Biarpun Jungwon saat ini masih marah dengan Sunghoon bukan berarti dia tidak sedih dengan kejadian tadi.
'Wonie egosi,' batin Jungwon. Jungwon menghapus air matanya dan mulai melamun, setelah ini bagaimana kehidupannya, apakah dia bisa kuat menghadapi?
"Wonie kita sudah sampai, kamu di sini aja. Biar mama yang beresin pakaian kita."
Jungwon tidak menjawab, dia membiarkan ibunya melakukan apa yang diinginkannya. Matanya menatap Chaemi dengan sendu, Jungwon tahu banyak beban yang tertampung di bahu kecil itu.
"Maafin Wonie ma, karena Wonie keluarga kita jadi retak kayak gini. Wonie minta maaf," gumam Jungwon.
Suara itu terdengar tulus dan bercampur kesedihan, siapa pun pasti tahu bagaimana kondisi hati anak itu sekarang ini. Begitu sedih, menyalahkan diri sendiri atas semuanya pasti terasa sangat menyakitkan.
"Bang Sunghoon benar, yang jadi beban keluarga itu Wonie bukan dia," lirih Jungwon dan menutupkan matanya. Dia tidur, melupakan sekejap masalah yang menghampirinya secara beruntun.
***
Chaemi masuk ke rumahnya dengan air mata yang berderai, pernikahan hancur dalam sekejap. Baru saja semalam mereka tertawa bersama tapi hari ini semuanya hilang.
"Kau terlalu menyakitiku Goheun, sudah cukup dengan semuanya. Aku benar-benar membencimu, setelah ini jangan harap aku akan menemuimu lagi," tegas Chaemi.
Dia mengambil pakaian Jungwon beserta pakaiannya, rumah itu begitu sepi. Tidak ada bibi Jung dan sopir pribadi mereka, Chaemi baru mendapat telepon jika sopir itu ikut berhenti karena sakit.
"Untuk rumahku, tolong jaga anakku dan jangan biarkan tangan pria sialan itu menyentuh tubuh anakku walau sedikit saja,"pinta Chaemi.
Chaemipun pergi dari rumah itu dengan menggeret dua koper, hanya koper yang dibawanya. Untuk uang, Chaemi sudah menyediakannya di ATM pribadi yang tidak diketahui oleh Goheun.
Chaemi mati-matian menahan tangisnya. Dia sangat takut kalau nanti Jungwon melihat semuanya. Tentang pesan bibi Jung, semua itu masih abu-abu tapi entah kenapa hati Chaemi berpihak kepada Jungwon.
"Kita pergi sekarang," ucap Chaemi. Chaemi tidak mendengar jawaban dari Jungwon, Chaemi menoleh ke arah kiri dan ternyata Jungwon tertidur.
Di saat seperti ini, Chaemi sudah tidak sanggup untuk menahan bebannya. Chaemi menatap wajah tenang Jungwon dan dia mengeluarkan air matanya.
"M-maafin mama, kamu harus berpisah sama abang dan papa kamu. Tapi mama ga mungkin ngebiarin kamu sama mereka sayang, mama sayang banget sama k-kamu."
Chaemi berkata dengan nafas yang tersendat-sendat, rasanya begitu pilu saat melihat anak mereka yang tidak tahu apa-apa kini menjadi korbannya.
'Mama ga seharusnya ninggalin papa sama Sunghoon, seharusnya Wonie yang ninggalin kalian.'
Jungwon sebenarnya belum tidur, dia hanya memejamkan matanya. Sebentar lagi dia akan tertidur tapi suara pintu mobil terbuka membuat ia kembali sadar.
"K-kamu pasti benci sama mama kan? Iya kan? Mama ga masalah kok kalau kamu benci sama mama, tapi tolong jangan tinggalin mama," mohon Chaemi.
Chaemi tidak bisa membayangkan bagaimana dunianya tanpa ke-dua anaknya. Chaemi menghapus air matanya dan mulai menjalankan mobil.
Mereka akan pindah ke rumah pribadi Chaemi, tidak sampai ke luar kota karena Chaemi memikirkan sekolah Jungwon.
Chaemi akan membawa Jungwon ke rumah saat dia belum menikah dulu, itu rumahnya dan juga rumah ibunya. Ibunya yang tak lain adalah nenek Jungwon sempat pindah ke kampung dan sudah meninggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA ARUNIKA MENYERAH DENGAN GULITA(END)
FanfictionSeseorang yang bernama Jungwon harus menelan pahitnya kehidupan, semua itu dia telan hanya cacat yang dialaminya. Cacatnya berasal dari lahir, dia harus mengalami kelumpuhan karena tidak memiliki tulang sum-sum. Jika orang lain akan disayangi oleh k...