"Sudah selesai bertemu dengan ibumu Sunghoon?" Sunghoon berdecak kesal mendengar suara ayahnya, dengan langkah angkuh Sunghoon masuk ke dalam kamarnya.
"Cih anak itu!" desis Goheun. Goheun pergi ke dapur mengambil cemilan dan duduk di sofa, ia ingin menyalakan televisi tapi teringat ada berkas yang harus dikerjakan.
"Kau harus kerja rodi untuk semua ini Sunghoon." Goheun berjalan ke kamarnya dan mengambil setumpukan kertas, kakinya menendang pintu kamar Sunghoon dan melihat Sunghoon yang terbaring di kasur.
"BANGUN!" Goheun menghempaskan berkas itu ke lantai dan menarik Sunghoon secara paksa.
"Di rumah ini tidak ada yang namanya istirahat Sunghoon, sama seperti saat aku mencari uang untuk menafkahi kalian. Lakukan itu, jam empat pagi aku akan menagihnya kembali."
"Aku lelah papa, biarkan aku istirahat sebentar," pinta Sunghoon lemah.
"KERJAKAN KUBILANG!" bentak Goheun. Goheun tidak suka penolakan, ia ingin apa yang diperintahkannya harus dilakukan.
"Aku tidak mau!" jawab Sunghoon bersikukuh.
"Baiklah Chaemi-"
"Aku akan mengerjakannya!"
Sunghoon mau tidak mau hanya mengikuti perkataan Goheun. Goheun tersenyum miring dan menghempaskan kerah baju Sunghoon.
Sunghoon menghela nafas lelah, ia disiksa ayahnya dan kini tidak ada lagi tempat pelampiasan emosinya. Sunghoon yang sedang lelah dan mengantuk tetap mengerjakan berkas itu.
Kepalanya pusing dan ia merasa stress, ia membutuhkan sesuatu untuk menenangkan pikirannya. Sambil mengerjakan berkas, Sunghoon tersenyum diam-diam.
"Ke bar keknya bagus," gumam Sunghoon.
***
"Jungwon gue bawa alat lukis nih, ngelukis yok," ajak Jin Yu antusias. Jungwon yang sedang memakan mienya menoleh ke arah Jin Yu.
"Ayoklah, Wonie juga pengen ngelukis." Jungwon dan Jin Yu mulai melukis, tapi karena suasana yang hening membuat Jin Yu mulai bosan.
Jin Yu menyalakan musik untuk mmemecah keheningan, bibirnya ikut meraplakan lirik lagu, begitu juga Jungwon. Sesekali mereka bernyanyi dengan kuat dan tertawa bersama.
"Jungwon kalian emang tinggal berdua? Maksud gue ayah lo kapan pulangnya? Pengen gue liat muka ayah lo, mama lo cantik pasti papa lo ganteng kan?" Jungwon terdiam, ternyata Jin Yu kembali mengungkit masalah itu.
"Kalau Wonie bilang papa sama mama tinggal di rumah yang berbeda karena berantem kak Jin Yu percaya ga? "
Kini malah Jin Yu terdiam, ia merasa tidak enak karena mengetahui masalah keluarga mereka. Salahkan saja rasa penasarannya yang tidak, bisa dikontrol.
Jin Yu melihat senyum Jungwon, ia tahu itu bukan senyum bahagia tapi senyum untuk menutupi kesedihan yang mendalam.
"Maaf Won, gue ga tau. Gue pikir papa lo emang di luar negri," sesal Jin Yu.
Jungwon hanya terkekeh dan menggelengkan kepalanya, demi Tuhan dia tidak merasa kalau Jin Yu bersalah, lambat laun pasti seseorang yang dekat dengannya akan bertanya tentang itu semua.
"Gapapa Kak, mama sama papa berantem gara-gara Wonie dan juga kesalah pahaman antara Wonie dan abang Wonie," jelas Jungwon.
"Lo punya abang?" Jin Yu terkejut, dia pikir Jungwon hanya anak tunggal yang dibawa ibunya.
"Iya, tapi ga di sini. Dia tinggal sama papa, karena masalah itu papa sama abang tinggal berdua, Wonie sama mama. Semalam dia dateng ke sini bareng temennya." Jin Yu mengangguk, tangannya kembali melukis di canvas.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA ARUNIKA MENYERAH DENGAN GULITA(END)
FanfictionSeseorang yang bernama Jungwon harus menelan pahitnya kehidupan, semua itu dia telan hanya cacat yang dialaminya. Cacatnya berasal dari lahir, dia harus mengalami kelumpuhan karena tidak memiliki tulang sum-sum. Jika orang lain akan disayangi oleh k...