6. Pesta Youngbin.

385 60 20
                                    

"Masakan kamu enak Won, tapi lebih enak masakan bunda sih," ungkap Win. Win memasukkan satu suap omelet yang dibuat Jungwon tadi, rasanya sangat enak membuat Win makan banyak.

"Ya iya, apapun ceritanya masakan mama adalah masakan yang paling enak," timpal Jungwon.

"Won orang tua kamu pulangnya kapan?" tanya Win. Win sudah mengetahui bahwa orang tua Jungwon bekerja di luar negri. Itu semua Jungwon yang menceritakannya.

"Ga tau, kadang pulangnya ga menentu," jawab Jungwon dan meminum airnya.

"Lah di rumah ga ada orang selain kamu? Pembantu atau supir gitu emangnya ga ada?" Win tidak akan yakin jika Jungwon benar-benar tinggal sendirian di rumah yang mewah ini.

"Ada, tapi mereka libur karena anaknya sakit di kampung, salah satu saudara mereka juga ada yang nikah jadi belum datang ke sini," jawab Jungwon santai.

"Jadi selama mereka ga ada kamu ngerjain semuanya sendirian? Seriusan?" tanya Win. Matanya menunjukkan bahwa dia tidak yakin dengan semua penjelasan Jungwon.

"I-iya," jawab Jungwon gugup.

Kenapa Win harus banyak tanya? Dia jadi takut jika Win mengetahui semuanya, apa lagi tentang hubungannya dengan Sunghoon bisa-bisa nanti Sunghoon marah.

"Hebat banget, aku aja kadang susah buat ngerjain pekerjaan rumah tanpa bantuan bunda, ini kamu? Ck, aku bangga deh punya temen kayak kamu."

Jungwon tersenyum kecil mendengar itu, rasanya sangat bahagia saat ada orang yang bahagia dengan kehadiran kita. Jungwon jadi teringat Sunghoon, sejauh ini apakah hati kecil Sunghoon bangga mempunyai adik sepertinya?

Adik yang cacat tapi sangat menyayanginya dan peduli padanya, apakah Sunghoon bangga dengan itu semua?

"Won, kenapa? Kok sedih?"

Suara Win membuat Jungwon tersentak dari lamunannya, dia menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

"Ga, ga ada apa-apa kok. cuman lagi rindu mama sama papa aja."

Win menganggukkan kepalanya mendengar itu, dia kembali memakan makanannya sedangkan Jungwon masih bergelung dengan pikirannya. Memikirkan bagaimana jika Jungwon memutuskan untuk tidak peduli dengan Sunghoon.

Apa Sunghoon akan bingung dan khawatir atas perubahan sikapnya, atau dia malah senang karena tidak ada lagi yang membuatnya terbebani?

Jungwon menggelengkan kepalanya, memilih untuk tidak memikirkan itu semua. Apa yang harus dia harapkan tentang itu semua? Sunghoon tidak memakinya sati hari saja sudah syukur. Lalu apa dia harus berharap lebih?

"Habis ini nonton film yuk? Aku punya film bagus nih, kamu punya laptop kan?"

Win memasukkan makanan ke mulutnya dan tangannya satu lagi bermain ponsel. Jungwon jadi ingin punya ponsel seperti Win.

Apakah Jungwon punya ponsel?  Tentu. Tapi ponselnya Sunghoon yang menahannya, sehingga dia jarang memakainya. Entah apa faedahnya Jungwon juga tidak tahu.

"Ponsel Win bagus, belinya di mana?"

"Ha? Oh ini dibeliin ayah, ga tau aku mereka ayah belinya di mana," kata Win.

Win agak aneh saat Jungwon menanyakan tentang ini semua, apa dia tidak punya ponsel bagus sehingga dia memuji milik orang lain?

Bukan apa-apa, hanya saja Win merasa Jungwon seperti orang yang tidak pernah melihat ponsel keluaran terbaru.

"Oh harganya mahal gak?" Win berpikir sebentar, dia juga tidak tahu harganya, hanya saja pasti orang mampu seperti Jungwon sanggup membelinya.

"Aku kurang tau sih Won, soalnya ini hadiah pas aku ulang tahun hehe."

KALA ARUNIKA MENYERAH DENGAN GULITA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang