9.Sunghoon iri

400 60 18
                                    

Sunghoon tertawa terbahak-bahak di kamarnya, cerita Jay yang menurutnya lucu membuatnya tidak bisa berhenti tertawa. Sunghoon berguling-guling di atas kasur sambil bermain ponsel.

[Udah ya Jay gue tutup dulu telponnya, gue mau ke luar.]

Sunghoon mengambil jaketnya dan ke luar dari rumahnya, dia melihat jam dan ternyata sudah jam empat sore. Sunghoon ingin masuk ke kamar mandi, tapi dia urungkan.

"Biarin aja lah, mati paling juga ditanam," gumam Sunghoon dan ke luar dari rumahnya. Suasana sore begitu menenangkan, tujuannya saat ini hanya ingin berjalan-jalan biasa.

Tungkai Sunghoon berjalan riang di tengah keramaian sore hari, berjalan-jalan sendirian tanpa ditemani Jungwon yang merupakan beban. Sunghoon rasanya dunia begitu memihaknya saat ini, adiknya pingsan dan dia bisa bersenang-senang.

Sunghoon duduk di kursi taman, dia melihat banyak anak-anak yang bermain riang ditemani orang tua mereka. Melihat itu Sunghoon tersenyum kecut, orang tuanya selalu meninggalkannya.

"Tapi pas pulang taunya tentang Jungwon doang, cih!" decih Sunghoon tanpa sadar.

"Ntu anak nanti kalo beneran mati bagus sih, tapi kalo setengah mati siapa yang ngurus? Kalau gue mah males," gumam Sunghoon.

Lama melamun tak berapa lama kemudian pandangannya beralih melihat seseorang yang dikenalinya. Itu adalah Jin Yu, dengan cepat Sunghoon menghampirinya.

"Jin Yu!" panggil Sunghoon. Jin Yu menghentikan langkahnya, dia bisa melihat Sunghoon berdiri dan tersenyum ke arahnya.

"Ck!" decak Jin Yu. Senyuman itu kini tidak ada lagi artinya, semua kejadian beberapa hari itu kembali berputar di otaknya.

"Kamu mau ke mana?" tanya Sunghoon lembut. Jin Yu menatapnya malas, lihatlah nada lembut itu kini adalah nada yang paling tidak ingin didengarnya.

"Bukan urusan lo!" Hardik Jin Yu.

Dia juga menghempaskan tangan Sunghoon yang memegang pergelangan tangannya. Oh ayolah Jin Yu ingin pergi dari sini tapi kenapa Sunghoon tidak mengijinkannya?

"Itu urusan aku lah, aku, 'kan pacar kamu," ujar Sunghoon.

Pacar? Sekarang katakan pada Jin Yu pacar mana yang rela menampar pacarnya sendiri? Sebesar apa pun kesalahannya apakah pria di depannya ini benar-benar harus menggunakan tangannya untuk berbicara dengan dirinya?

"Berhenti ngomong kalau gue itu pacar lo, udah gue bilang kalau kita udah putus. Lo tuli?"

Sunghoon yang mendengar itu tiba-tiba saja rahangnya mengeras, dia semakin mengeratkan pegangannya membuat Jin Yu meringis.

"Dan gue juga udah bilang kalau sampai kapanpun lo ga akan pernah lepas dari pegangan gue," jawab Sunghoon.

Jin Yu terkekeh sinis mendengar itu, sepertinya Sunghoon tipe orang yang tidak mau ditinggalkan karena kesalahannya sendiri. Lihatlah, bahkan setelah kejadian itu Sunghoon masih bisa lembut kepadanya.

"Ga tau malu cih!" cerca Jin Yu.

"Maksud lo apa ngomong gitu? Ga takut lo sama gue!" seru Sunghoon. Jin Yu menggelengkan kepalanya tanpa ragu, takut? Tidak mungkin karena mereksa sesama manusia.

"Enggak! Gue sama lo sama-sama makan nasi, bedanya nasi gue jadi akal kalau lo ga jadi apa-apa, makanya lo kayak gitu," hina Jin Yu dan pergi meninggalkan Sunghoon.

Sunghoon mengepalkan tangannya, dia menendang tong sampah yang ada di dekatnya sambil berteriak kesal. Ucapan Jin Yu tadi benar-benar menyentil hatinya, Jin Yu terlalu meremehkannya dan dia tidak suka akan hal itu.

KALA ARUNIKA MENYERAH DENGAN GULITA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang