23. Satu ruangan

291 54 14
                                    

Keluarga Jungwon datang dengan tergesa-gesa ke rumah sakit tempat Jungwon dirawat, sesampainya di ruang ICU mereka melihat Jungwon terbaring lemah.

"J-Jungwon," gumam Chaemi yaitu ibu Jungwon.

Bibir Chaemi bergetar melihat keadaan anaknya, Chaemi dengam pelan memasuki ruangan Jungwon dan mengusap pelan kepala Jungwon.

"K-kok kamu bisa gini?" Chaemi tak dapat menahan air matanya, sudah lama mereka tidak bertemu tapi sekali bertemu dalam keadaan yang tidak baik.

Park Goheun yang tak lain adalah ayah Jungwon menghampiri istrinya dan mengusap pelan punggungnya. Goheun juga ikut sedih karena anak mereka terbaring lemah.

Belum lagi Sunghoon yang masih harus dirawat, ke-dua anaknya harus menginap di rumah sakit. Goheun merasa kepalanya akan pecah memikirkan ini semua.

"Kenapa kalian harus masuk rumah sakit bareng-bareng? Ga kasian sama papa yang capek," lirih Geohun.

Chaemi semakin mengeraskan tangisannya mendengar itu, hatinya bertanya-tanya kenapa Tuhan menghukum mereka dengan semua ini. Chaemi mengangkat wajahnya dan menatap kelopak mata Jungwon.

"Bangun yuk, kita pulang ke rumah dan main bareng kayak dulu lagi," pinta Chaemi.

Hening tidak ada jawaban, Chaemi merasa sedih dengan Jungwon karena Jungwon cacat dan ia jarang berada di sisi anaknya. Lihatlah bahkan saat anaknya terluka bukan Chaemi orang pertama yang menolongnya.

"Bibi Jung nelfon aku dan ngasih kabar kalau Jungwon dibawa ke rumah sakit, sekarang dia kemana? Lari?"

Goheun menatap istrinya, benar juga sekarang ke mana bibi Jung? Setelah mengantarkan putra mereka ke rumah sakit dia pergi begitu saja, bahkan tidak menjaga Jungwon.

"Aku akan menelfonnya," kata Goheun. Goheun mulai menelfon bibi Jung tapi tidak ada jawaban, sekitar sepuluh panggilan dia lakukan dan semua itu tidak ada yang menjawab.

"Ga dijawab," tutur Goheun. Chaemi mengerutkan dahinya mendengar itu, tidak biasanya seperti ini. Saat Sunghoon masuk rumah sakit dia orang pertama yang mengabari mereka.

"Kok?" Goheun menggelengkan kepalanya, dia juga bingung dengan semua ini.

"Eh Sunghoon?" Tiba-tiba saja Chaemi teringat dengan Sunghoon, mereka memang meninggalkan Sunghoon dalam keadaan tertidur. Tapi bisa saja kan Sunghoon terbangun dan tidak mendapati mereka di sana.

"Biar aku yang ngecek dia, kamu di sini aja jaga Jungwon!" Goheun langsung pergi ke ruangan Sunghoon, mereka satu rumah sakit hanya saja berbeda ruangan.

"Permisi dengan walinya Jungwon?" Sang dokter tiba-tiba saja datang membuat Chaemi berbalik,  Chaemi bangkit dan berdiri di depan dokter Kang.

"Saya orang tuanya, tunggu ... kamu dokter yang sempat ngerawat Jungwon pas demam tinggi dulu kan?"

Dokter Kang mengangguk dan tersenyum tipis, matanya melirik Jungwon yang masih tertidur. Dokter Kang menghela nafas membuat jantung Chaemi berdetak cepat.

Apa sesuatu terjadi dengan anaknya? Apa lagi ini, tidak cukupkah semua kesakitan ini? Haruskah ditambah lagi?

"Ada apa dokter Kang, apa semuanya baik-baik saja. Tolong jangan katakan berita buruk tentang anakku," pinta Chaemi. Dia nyaris menangis saat ini, tidak Chaemi tidak ingin melihat anaknya tersiksa.

"Tidak Nyonya Chaemi, anakmu Jungwon tidak apa-apa. Tapi aku bingung saat tidak sengaja melihat bekas cambukan di punggungnya dan juga bekas luka bakar di tangannya, bukan hanya itu penyakit yang dialaminya tak ada perkembangan. Apa selama ini dia tidak terapi?"

KALA ARUNIKA MENYERAH DENGAN GULITA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang