Pagi itu Jin Yu ingin pergi ke sekolah dengan rasa takut yang melanda, Jungwon yang melihatnya saja sampai bingung. Saat ia ingin mendekati Jin Yu maka perempuan itu akan menjauh dengan tubuh yang bergetar.
"Kak Jin Yu gapapa?" tanya Jungwon. Tangannya ingin menyentuh lengan Jin Yu, tapi Jin Yu dengan cepat memukul tangan Jungwon dengan kuat.
Jin Yu gelagapan, sejujurnya dia tidak ada niat ingin memukul adik Sunghoon ini, tapi reflek tubuhnya yang membuatnya melakukan itu.
"M-maaf g-gue ga sengaja," ujar Jin Yu gugup. Ketakutannya terhadap keluarga Jungwon semakin besar, ia merasa dirinya tidak aman di sini.
Ingin ke luar secepat mungkin tapi Chaemi belum pulang, Jin Yu tak ingin dicap sebagai orang yang tidak bertanggung jawab.
"I-iya gapapa, kak Jin Yu ga sarapan dulu? Entar sakit loh," nasihat Jungwon. Jin Yu menggelengkan kepalanya, entahlah ia hanya ingin berjaga-jaga terhadap keluarga.
"Enggak Won, gue ga lapar. Lo makan aja gue mau manasin mobil," jawab Jin Yu. Jin Yu bergegas pergi dari sana, ia meninggalkan Jungwon yang sarapan sendirian dengan perasaan tidak enak.
"Kak Jin Yu gapapakan?" gumam Jungwon di sela-sela makannya.
Di luar sana Jin Yu memanaskan mobil sembari melamun, memikirkan kejadian tadi malam yang tidak pernah dibayangkannya selama ini.
Bagaimana jika ada nyawa yang akan hidup tinggal di perutnya, apa yang harus ia lakukan? Akankah keluarga Sunghoon menerimanya? Apa mungkin ia harus mengugurkannya?
"Enggak itu bukan pilihan yang bagus, tapi gue berdoa semoga ga ada janin di perut gue, gimana caranya gue bisa hidup kalau gue bakal dihina orang-orang?"
Tanpa sadar Jin Yu menangis, tidak keras tapi cukup menyakitkan. Jin Yu merasa stress ketika memikirkan itu semua, apa ia bisa menanggung malu yang begitu lama dan apa ia dia bisa memutuskan masa depannya sendiri karena kelakuan bejat mantan pacarnya?
"Kak?" Panggilan Jungwon membuat Jin Yu segera menghapus air matanya, ia menunduk dan melihat Jungwon sudah berada di sampingnya sambil menatapnya.
"Kakak ada masalah?"
"Enggak kok, gue baik-baik aja," tutur Jin Yu. Sebisa mungkin ia menutupi raut wajahnya agar Jungwon tidak semakin curiga.
"Kakak kalau ada masalah jangan lupa cerita ke Wonie ya, nanti bakal Wonie bantu kok walaupun itu ga seberapa," ucap Jungwon sambil tersenyum lembut.
Jin Yu mengangguk, tapi dalam hati dia membatin. 'Gimana caranya gue ngasi tahu masalah gue ke elo, masalah ini bersangkutan dengan aib keluarga lo Jungwon.'
"Kita ga mau sekolah? Entar telat lho," tegur Jungwon. Jin Yu langsung sadar, ia cengengesan dan membantu Jungwon masuk ke mobil.
"Cuss ke sekolah," ujar Jin Yu riang. Ia menutupi kesedihannya dengan rapat, Jungwon sendiri tidak mempermasalahkan itu semua. Ia tidak ingin terlalu dalam mencampuri urusan Jin Yu.
Jin Yu sampai mengantarkan Jungwon ke sekolahnya, Jungwon melambaikan tangannya sambil tersenyum dan mulai masuk ke sekolah.
Saat ingin memasukkan mobil ke parkiran, tiba-tiba saja mobil Sunghoon memotong jalannya. Jin Yu hampir saja menabrak mobil Sunghoon jika dia tidak cepat-cepat mengerem.
Sunghoon ke luar dari mobilnya dan menghampiri Jin Yu, Jin Yu gemetar kejadian tadi malam kembali menghantui pikirannya. Di sana dia bisa melihat Sunghoon tersenyum miring dan mengetuk kaca mobil.
"Buka Jin, jangan lupa bahwa mobil yang lo bawa ini mobil mama gue." Jin Yu menelan ludahnya gugup, dia tidak ingin membuka kaca mobil ini.
Persetan jika Sunghoon marah, ketakutannya kini lebih besar dari apapun. Jin Yu menenggelamkan wajanya di setir mobil sembari terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA ARUNIKA MENYERAH DENGAN GULITA(END)
FanfictionSeseorang yang bernama Jungwon harus menelan pahitnya kehidupan, semua itu dia telan hanya cacat yang dialaminya. Cacatnya berasal dari lahir, dia harus mengalami kelumpuhan karena tidak memiliki tulang sum-sum. Jika orang lain akan disayangi oleh k...