Kakek Gunadi sebenarnya bisa bicara, tapi dengan dirinya yang merasa ajalnya sudah dekat, dia tidak mau mengeluarkan sepatah kata pun, takut-takut lisannya menyakiti hati orang lain. Selama ini dia tidak peduli dengan perasaan orang lain terhadap sikap dan sifatnya, namun hari itu di mana rasa sakit menyerang sekujur tubuhnya, tidak ada yang diinginkannya selain melakukan hal yang benar, dan yang hal benar adalah menutup mulutnya rapat-rapat.
Dosanya di masa lalu terlalu besar. Anaknya, menantunya, cucunya, bahkan cicitnya harus menderita karena obsesinya untuk memiliki keluarga yang "baik" menurut definisinya. Bayangan-bayangan masa lalu kian hari kian jelas di pikiran Kakek Gunadi, menyesakkan hatinya.
"Saya tidak mau menikahi perempuan itu, Papa. Saya tidak mencintainya!"
"Ini semua salah Papa. Bukan salahku Halena tidak mendapat kasih sayang ayahnya. Ayahnya pun sama tertekannya dengannya!"
Himawan, gumam Gunadi dalam hati. Inikah pembalasanmu dari alam baka? Kau masih benci pada ayahmu, karena itu kau terus menyerang pikiranku? Mengapa kau tak kunjung memaafkan ayahmu, Nak?
Ketika Halena datang padanya, memberikan kata-kata yang menguatkannya, air mata Kakek terurai. Lidahnya yang kelu itu berhasil bersua, mengucapkan terima kasih pada cucunya. Halena kemudian menjelaskan padanya bahwa dia sudah tahu mengenai siapa ayah kandung Ayuni.
"Kek, Kakek mau kan menemuinya? Dia berada di luar, ingin mengenal kakeknya," kata Halena pelan.
"Kau.. Terbuat dari apakah hatimu ini..," kata Kakek Gunadi menangis. Mengapa kebaikanmu tidak dimiliki ayahmu saat dia masih hidup, pikir Kakek sedih. Setelah cobaan yang harus dihadapi oleh Halena karena kakeknya, bagaimana bisa Halena bisa sebaik dan sedewasa ini?
"Jangan dipikirkan, Kek," jawab Halena menenangkan. "Aku panggil dulu Ayuni, ya."
Hanya satu orang yang bisa mengunjungi Kakek, jadi Ayuni masuk seorang diri tanpa ditemani Halena. Ayuni berdiri di dekat Kakek, memandangnya masih dengan sorotan tidak percaya, bahwa pria yang selama ini dilihatnya dari televisi, rupanya adalah kakeknya sendiri.
Tangan Kakek terulur untuk menggenggam tangan Ayuni. "Kakekmu ini seorang bajingan." Kakek tertawa serak. "Aku bahkan tidak mau kau berada di hidupku."
Ayuni tidak tahu harus menjawab apa atas pernyataan itu. Dirasakannya tangan Kakek yang hangat.
"Kau pasti kesulitan dengan hidupmu," lanjut Kakek Gunadi. "Kau menderita sebab aku tidak menolongmu. Apakah kau kedinginan sebelum tidur? Apakah kau menangis? Maafkan aku, Ayuni. Karena dendamku pada anakku dan ibumu, aku tidak mau menganggapmu sebagai bagian keluargaku."
Ayuni seharusnya marah mendengar pengakuan yang menyakitkan itu, tetapi dia tidak bisa menunjukkan apa yang dirasakannya dengan Kakek Gunadi yang tampak menyedihkan di dekatnya. Tubuh Kakek kurus-kering, wajahnya peot, dan matanya yang menatap nanar ke arah Ayuni membuat Ayuni menyimpan kekesalannya seorang diri.
"Halena juga tidak bahagia," sahut Kakek Gunadi kemudian. "Dia tidak pernah mengatakannya, tapi sebenarnya hatinya diselimuti pilu. Ayahnya tidak sayang padanya. Ibunya terlalu lemah untuk membelanya. Dia harus menikah dengan pria kejam macam Tristan untuk membuat keluarganya bahagia." Kakek mengeratkan genggamannya. "Kalian harus saling menjaga. Saling menyayangi. Tidak ada lagi yang bisa melindungi Halena kalau aku sudah tiada. Ah, bahkan saat aku ada pun aku tidak bisa berbuat apa-apa." Kakek tersenyum miris.
"Ka.. Kakek." Ayuni mengeluarkan suara. "Kakek harus bisa sembuh. Kakek masih bisa menjaga Bu Halena."
"Tidak, Nak," jawab Kakek tenang. "Waktuku sudah hampir tiba. Tolong maafkan aku. Maafkan kesalahanku yang membuangmu. Maafkan aku yang tidak bisa menerimamu. Jika waktu diulang, aku akan izinkan Himawan mempersunting ibumu, dan kau takkan kesusahan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Cerai untuk Halena #Completed
RomanceTristan mencengkram kedua bahu istrinya. "Kau orang yang merenggut kebebasanku. Aku harus kehilangan wanita yang kucintai karena kau. Kenapa sekarang aku repot-repot memperhatikan perasaanmu agar bisa lepas dariku?" Tristan tersenyum licik pada istr...