Chapter 54
"Mama jangan khawatir," kata Tristan pada ibunya. "Bagaimana dengan keluarga saya?"
"Halena sudah sadar tapi belum bisa ke mana-mana dulu. Dia harus bed rest, dan Alex... Tris, segeralah ke sini!"
Ketika Tristan sampai di depan pintu ICU, Bu Astrid menangis dengan air mata yang menderai-derai. Saat Bu Asrtid menelepon Tristan, Alex sedang kejang-kejang. Dia tidak bisa bernapas. Dokter melakukan hal terbaik yang bisa mereka lakukan agar Alex selamat.
Tristan mengucap syukur saat dokter keluar dari ruangan ICU, mengatakan bahwa napas Alex kembali normal dengan trakeastominya. Dokter memberi kesempatan pada salah satu keluarga untuk mengunjungi Alex walau sebentar, dan karena Mama Astrid belum menemui Alex, maka nenek anak itulah yang menemuinya.
Keadaan Alex sudah sangat memprihatinkan. Tristan mempertimbangkan untuk memindahkan anaknya ke rumah sakit di luar negeri saja, tapi hal itu percuma saja, malah membahayakan Alex sebab perjalanan jauh melalui pesawat cukup berisiko bagi Alex yang tidak bisa lepas dari alat-alat rumah sakit.
Tristan mengajak Halena mendiskusikan hal itu. Istrinya hanya menggeleng. "Kita sudah tahu kan bagaimana kondisinya," jawab Halena tegar. "Jika hal terburuk terjadi, aku ingin Alex berada di rumahnya."
"Tidak, jangan katakan itu."
"Tris," kata Halena getir. Dapat dilihatnya kekalutan di wajah suaminya. "Tidak ada yang bisa kita lakukan selain memanjatkan doa. Otak anak kita benar-benar..."
"Jangan katakan itu!" Tristan memberi peringatan. "Kau ibunya, omonganmu adalah doa baginya! Alex baik-baik saja. Dia anak yang kuat. Ya, aku tidak akan membawanya ke luar negeri, tapi aku yakin dia bisa akan kembali seperti dulu."
** Kelengkapan cerita ini tidak dipublikasikan di Wattpad **
**
Tersedia secara lengkap di karyakarsa.com/kireina76 dengan judul cerita yang sama
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Cerai untuk Halena #Completed
RomanceTristan mencengkram kedua bahu istrinya. "Kau orang yang merenggut kebebasanku. Aku harus kehilangan wanita yang kucintai karena kau. Kenapa sekarang aku repot-repot memperhatikan perasaanmu agar bisa lepas dariku?" Tristan tersenyum licik pada istr...