2 November 2021
•••
Istirahat sejenak, keduanya pun mandi dengan tenang, bahkan Brendon terus saja berusaha menjaga Sarah agar baik-baik saja di depan matanya dan Sarah merasa Brendon ternyata bisa overprotective juga. Selesai mandi, bahkan Brendon berniat memakaikan pakaian untuk Sarah.
"Brendon, aku cuman hamil, bukan balik lagi jadi anak kecil." Ia bisa melakukan ini semua, sungguh.
"Ma-maaf ...." Dan wajah merasa bersalah Brendon membuat Sarah ikut-ikutan merasa bersalah. Ia lalu menghela napas.
"Ya udah, pakaikan nih." Brendon terdiam sejenak, ia menatap pakaian yang diserahkan padanya dan menatap istrinya yang tersenyum hangat. Brendon seketika kembali mendapatkan kepercayaan dirinya dan akhirnya Brendon menarik kedua sisi bibirnya ke atas sambil memasangkan pakaian untuk istrinya itu.
Usai itu, dengan hati-hati Brendon menuntun Sarah berjalan, Sarah pasrah saja deh dilakukan begini. Entah kenapa rasanya enak juga dimanjakan Brendon, hehe.
Sampai di meja makan, terlihat semua sudah ada di sana tetapi masih agak sibuk dengan urusan masing-masing. Dua adik Brendon dan sang ibu memasak, sedang sang ayah duduk entah melakukan apa dengan pancingannya, Brendon menatap Sarah dengan pandangan, kasih tahu?
"Nanti dulu." Sarah suka kejutan, jadi ia akan memberikan kejutan pada keluarga kecilnya ini. "Aku bakalan bantu Mama masak."
"Jangan capek-capek." Brendon menasihati dan Sarah menggumam sebelum akhirnya menghampiri ketiganya, ikut memasak di sana sedang Brendon duduk di kursi depan meja yang tersedia.
Tersenyum sampai giginya kering.
"Ma, biar aku--" Sarah menghentikan kalimat sambil menutup mulut, astaga rasa mual hadir lagi, sang mama, Hesti, dan Niken seketika menatap ke arah Sarah.
"Sa-Sarah?" Brendon segera menghampiri, memegangi istrinya yang mulai tenang, ia mual tetapi tak ingin muntah. "Kamu kenapa?"
Sarah menggeleng. "Gak papa ...."
"Ma, gak salah lagi, Kak Sarah pasti hamil! Tesnya pasti positif kan?" tanya Hesti tiba-tiba.
"Beneran itu, Sayang?" tanya sang ibu mertua memperhatikan Sarah yang merasa agak canggung, kejutannya sepertinya gagal.
"Weh? Bakalan jadi kakek nenek kah? Kalian bakalan ngasih cucu?" Bahkan terdengar sampai telinga ayahnya.
"Iya gak salah lagi!" Hesti meyakinkan.
Sarah menghela napas, ia lalu mengangguk. "Iya, hasilnya positif, jadi hari ini rencananya bakalan ke dokter ...."
Terlihat, semua menghampiri lebih dekat ke arah Sarah, kentara wajah kebahagiaan mereka dan eluan demi eluan. Punya cucu, punya keponakan, jelas mereka sangat gembira ria akan hal itu.
"Sarah, kamu duduk aja, jangan capek-capek!"
"Mm aku mau bantu aja, gak bakalan capek-capek kok ...." Sarah meyakinkan.
"Ya udah, jangan berat-berat!" Tentu saja hanya hal kecil yang diberikan pada Sarah, mereka memasak dengan begitu bahagia, bahkan sudah menggadang-gadang masakan spesial untuk Sarah saja. Tak lupa, sang mama bercerita soal kehamilan pertamanya di masa lalu.
Hamil Brendon.
"Pas Mama hamil Brendon itu lho, gede banget, kerjaannya makaaan mulu sampe gembrot, terus banyak banget pantangan anak pertama bla bla bla ...." Banyak sekali yang diceritakan mama, dan terdengar lucu di telinga Sarah.
Ia rasa memang kehamilan anak pertama tak seseram itu.
Semoga saja dia bisa melewati dari titik ini, hingga titik ugh agak menakutkan sebenarnya, melahirkan, tetapi dokter kan profesional jelas jadi Sarah tidak perlu takut. Semua pasti bisa diatasi, ia wanita kuat dan benar kata mama, rasa sakit bisa saja sirna hanya karena melihat makhluk mungil yang dilahirkannya nanti, obat sakit yang sesungguhnya adalah kala ia melihat Brendon kali pertama, dan didampingi banyak orang tercinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI NOLEP [Brendon Series - J]
Romance21+ Sarah Darsono kebelet nikah, karena ia wanita 25 tahun yang merasa tertinggal dari teman-temannya yang lain. Teman SD? Sudah pada nikah! Teman SMP? Iya juga. Teman SMA? Jelas! Bahkan roommate satu kost-nya pun meninggalkannya karena tinggal bers...