6 November 2021
•••
Brendon akhirnya memilih menyimpan semua makanan yang mereka pesan di tempat penyimpnanan, kemudian kembali ke kamar di mana masih ada istrinya yang terlelap dengan tenang seakan tanpa gangguan. Brendon tersenyum hangat melihat betapa manisnya cara Sarah tidur, pelan tetapi pasti agar tak membangunkannya ia mulai naik ke kasur dan berbaring di samping wanita itu.
"Selamat tidur, ya, Sarah." Brendon mengecup kening Sarah sebelum akhirnya mulai menutup mata, masuk ke alam mimpinya.
Dan beberapa saat itulah, Sarah bangun. Wanita itu mengarahkan tangan ke wajah Brendon, seakan memastikan pria itu memang terlelap, sebelum akhirnya senyumnya melebar. Ia segera bangkit cepat dari kasur, menuju ke dapur, dan membuka lemari di mana tersajilah makanan yang mereka pesan.
"Sesekali makan besar gak papa, kan?" Sarah terkikik, sudah lama ia tak makan besar begini. Ia segera mengambil semuanya, termasuk yang seharusnya milik Brendon, dan meletakkannya ke meja. Ia siap duduk.
"Kak Sarah?" Namun, ia terhenti saat menemukan ada Hesti, yang berdiri berseberangan di meja sana, menatapnya kaget.
"Itu fast food ya, Kak?" tanya Hesti, menatap kiri kanan seakan mencari sesuatu. "Kakak mau makan fast food? Kak Brendon mana?"
Sarah kelabakan, ia berpikir alasan bagus di hadapan adik iparnya itu.
"Kak Sarah udah izin ama Kakak mau makan itu? Oh atau ...." Hesti semakin membuat Sarah gugup dan terbungkam, sebuah senyuman karena Hesti memergoki kakak iparnya itu membuat Sarah menunduk takut menatap. "Kakak diam-diam pesen tanpa sepengetahuan Kak Brendon ya? Malem-malem gini?"
"Ugh ...." Wajah Sarah menyedih, aduh ... ia hanya ingin makan enak dan banyak, meski memang ada banyak makanan yang tidak baik untuk bumil, tapi ada beberapa makanan yang masih boleh ia makan meski hanya sesekali.
Ini hanya sesekali kok!
"Tuhkan, Kakak diem!" Hesti mendekati Sarah, tetapi tepatnya mendekati bingkisan pesanan itu. "Hm ... ini, keknya gak papa sih, menu khusus vegetarian. Tapi aku bakalan ambil yang ini! Kakak gak boleh makan yang kebanyakan lemak!"
Ugh ... yang paling diingini Sarah diambil Hesti. Sarah semakin sendu melihat burger jumbo itu dan Hesti yang melihatnya iba. Lalu, remaja itu menghela napas.
"Ya udah, cicip dikit aja! Dikit! Oke? Aku ngerti kok kadang bumil ada yang kepengen banget, katanya sih kalau gak diturutin nanti anaknya ileran." Wajah Sarah langsung bersinar lagi.
"Makasih ya, Hesti! Makasih! Dan oh um ...."
"Tenang aja, aku bakalan rahasiain ini dari Kak Brendon kok, asal Kakak gak beli lagi!" Sarah mengangguk paham.
"Hes, sebenernya tadi ini Brendon dan Kakak yang pesen, Kakak yang spesial vegetariannya, tapi jujur Kakak maunya yang biasa, jadi Kakak pura-pura tidur dan pas Kakak milih nyimpen makanan aja terus tidur juga ... um ...."
"Oh gitu!" Hesti manggut-manggut. "Ya udah nanti biar kubilang aku yang makan ini, Kakak makan itu. Bilang juga setelah Kak Brendon tidur, Kakak bangun, dan pas bangunin Kak Brendon gak bisa bangun." Syukurlah ia punya adik ipar yang pengertian dan sepemikiran.
Sarah sangat gembira.
"Habis makan ini Kakak harus tidur, gak baik bumil begadang!" tegur Hesti lagi.
"Iya, iya, siap Bos." Keduanya tertawa, meski harus membungkam lagi seraya berdesis agar tak ketahuan orang rumah kalau mereka bangun di malam itu. Lalu, terkikik pelan, mereka melanjutkan makan besar berdua saja sambil bertukar cerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI NOLEP [Brendon Series - J]
Romance21+ Sarah Darsono kebelet nikah, karena ia wanita 25 tahun yang merasa tertinggal dari teman-temannya yang lain. Teman SD? Sudah pada nikah! Teman SMP? Iya juga. Teman SMA? Jelas! Bahkan roommate satu kost-nya pun meninggalkannya karena tinggal bers...