23 Oktober 2021
•••
Pesta berlangsung cukup lama hingga membuat keduanya harus bersabar, tapi rasa sabar terbayar sudah kala saatnya mereka beranjak pergi bersama mobil berhias serta dikaitkan kaleng-kaleng di sana. Pamit pergi kepada tamu dan keluarga, berjalan di antara karpet merah yang ada, hingga akhirnya masuk ke mobil yang dikendarai oleh sopir itu. Mobil berjalan dan rasanya ... sangat tak sabar.
Keduanya bersitatap, menahan diri masing-masing yang sudah kebelet, dan saling bergandengan tangan. Tak pernah rasanya sekebelet ini.
Mereka perlu bersabar lagi sebentar, hingga sampai ke sebuah rumah besar cukup jauh dari pemukiman. Yaitu sebuah villa. Villa milik Brendon. Tanpa pikir, Brendon ternyata cukup kuat menggendong Sarah dengan gaya bridal meski sempat mengagetkan Sarah, entah ia memang kuat atau adrenalin dari rasa kebelet yang membuat tenaganya lebih, pokoknya Brendon begitu cepat membawa Sarah hingga akhirnya ke kamar yang sudah disiapkan di sana.
Kamar itu berwarna serba merah muda, ada taburan kelopak mawar putih dan merah di lantai dan di kasur juga, tak lupa aromaterapi dengan aroma yang semakin menambah hasrat menggebu keduanya. Brendon membaringkan Sarah ke kasur, dan berada di atasnya, tetapi kemudian seakan koneksi Brendon seketika hilang ia terdiam menatapi Sarah saja.
Dia padahal sudah belajar, tapi kenapa pas praktik dia merasa kaku dan payah sih? Brendon malu pada diri sendiri, kedua pipinya memerah seketika.
Sementara Sarah, yang sudah pasrah dilakukan apa pun oleh suaminya terdiam, ternyata benar Brendon masih tak memiliki pengalaman meski tadi kebelet sekali. Sarah berpikir demikian, berpikir Brendon tak tahu apa yang dilakukan, dan ia ... ingin mengajari suaminya itu.
"Kenapa kok diem? Lanjut aja." Sarah berkata dengan nada menggoda.
Brendon malah semakin gugup, ia meneguk salivanya dan warna merah di pipinya mengalahkan warna merah muda di sekitarannya.
"Ini first time kamu ya jadi belum pengalaman? Aku juga belum pengalaman kok. Jadi biarin sisi lain kamu ngambil alih." Brendon kelihatan masih bingung dan bak orang linglung, ia hanya diam menatap Sarah, padahal dalam kepala dia meneriaki agar bergerak sesuai apa yang pernah ditontonnya.
Kenapa bisa sesusah ini?!
Sarah tertawa pelan, ia mulai bangkit dan Brendon juga bangkit menyingkirkan tubuhnya dari atas badan Sarah. Lalu kemudian, ia diam saja kala Sarah melepaskan pakaiannya bak anak kecil yang siap dimandikan, kemudian Sarah melepaskan pakaiannya juga.
Ini kali pertama Brendon melihat sesuatu di balik tubuh perempuan itu secara terang-terangan, biasanya hanya di balik layar, itu pun bukan manusia nyata. Tapi kali ini, kulit putih mulus Sarah ada di depan mata, hanya dibalut dalaman saja, Brendon semakin tak bisa bergerak padahal sudah berusaha ingin jadi pria perkasa.
Menghadeh.
Sarah tersenyum, ia menarik tubuh Brendon, dan kini membaringkan pria itu. Kali ini Sarah yang ada di atasnya, dan Brendon dibuat tak berkutik sama sekali. Sarah duduk, tetap di atas sana, membuat Brendon rasanya ... tidak dia tidak tahu, raganya bak patung tetapi dalam diri memanas.
"Aku enggak ahli sih, tapi mungkin aku bisa ngajarin kamu." Brendon sebenarnya bisa, Sarah. Tapi ada sesuatu yang putus di kepalanya begitu saja kala praktik ini dilancarkan.
Rasanya malu karena istrinya harus duluan melakukan agar Brendon bereaksi seperti seharusnya. Brendon semakin tak enak, hingga ia berusaha memanggil sisi itu, sisi yang dipendamnya untuk naik, agar bisa mengimbangi ini semua. Ternyata ... praktik tak sesulit yang dikira, dan Sarah tak menyangka Brendon gampang diajari, atau memang sudah insing alaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI NOLEP [Brendon Series - J]
Romance21+ Sarah Darsono kebelet nikah, karena ia wanita 25 tahun yang merasa tertinggal dari teman-temannya yang lain. Teman SD? Sudah pada nikah! Teman SMP? Iya juga. Teman SMA? Jelas! Bahkan roommate satu kost-nya pun meninggalkannya karena tinggal bers...