7 November 2021
•••
"Nanti pesen lagi kan Kak?!" Hesti antusias dengan wajah puppy face-nya.
"Gak, jangan, pokoknya jangan!" Ibunya memperingati.
"Tapi, Ma, Sarah kan--"
"Biar Mama yang bikin burgernya! Burger sehat bergizi buat Sarah!" Wah, ini sih bagus, Brendon tersenyum karena ibunya serba bisa. "Sana, kamu siap-siap buat pergi beli bahan-bahannya. Mama bakalan kasih daftar-daftarnya."
"Siap, Ma!" Dan Brendon beranjak meninggalkan ibu dan adiknya di dapur.
Keduanya tersenyum hangat melihat pemuda itu. "Akhirnya ... dia bisa jalan-jalan ke mana-mana tanpa takut lagi."
"Iya, Ma. Kakak lebih percaya diri. Makin keren deh." Hesti tertawa pelan.
Brendon di depan kamar, sejenak ia terdiam seakan berpikir--antara mandi pagi dulu atau langsung saja? Penampilannya tak buruk, jadi mending langsung sajalah. Pria itu pun masuk dengan pelan, istrinya masih terlelap, dan karena itu Brendon melakukan gerakan seminim suara mungkin demi tak membangunkan. Ia lalu mengambil jaket, memakainya, merapikan rambut, dan memakai parfum.
Beres, dia sudah ganteng dari dulu.
"Kamu mau ke mana?" tanya sebuah suara, Brendon menoleh dan menemukan Sarah ternyata membuka mata.
"Eh a-aku bangunin kamu?" Brendon seketika merasa bersalah.
"Enggak kok, aku emang mau bangun. Kamu mau ke mana siap-siap begitu?" Sarah mengusap matanya, perlahan bangun dari tidurannya.
"Mama nyuruh aku beli bahan-bahan buat bikinin burger buat kamu, burger malam tadi dimakan Hesti ... padahal aku udah nyimpen baik-baik buat kamu." Sarah merasa miris sejenak, ternyata adik iparnya itu sangat baik hati mengakui kenakalannya, Sarah jadi merasa bersalah. Bahkan dia sekarang menyusahkan ibu mertuanya, padahal dia sudah ... ugh.
"Beebo ...." Sarah terlihat merengek pelan.
"Kenapa?" Brendon menghampiri istrinya yang terlihat sedih.
"Mending gak usah repot-repot beli, soalnya ...."
"Kenapa Sayang?" Sarah menggantung kalimatnya, Brendon jadi penasaran.
"Sebenernya ... aku ... aku yang makan bareng Hesti malem itu. A-aku aku pengen burger biasa ... ta-tapi aku cuman makan dikit aja kok. Dan setelah itu aku udah gak mau lagi. Maaf aku udah bohongin kamu malam tadi, Bee. Maaf ...." Sarah terlihat merasa bersalah, sangat bersalah.
Dan Brendon syok, ada rasa kesal sebenarnya, tetapi pria itu tahu ia tak bisa marah pada Sarah yang begitu rapuh. "Huh ... gitu ... lain kali jangan lakuin lagi oke? Janji."
Sarah mengangguk. "Iya, aku janji." Dilihat-lihat, Sarah agak mirip dengan perangai Brendon. Brendon jadi tertawa melihat istrinya menunduk bak anak kecil melakukan kesalahan. "Udah, gak papa, Sayang."
Brendon menghampiri Sarah, memeluknya hangat dan Sarah terlihat emosional meski tak menangis.
Lalu tiba-tiba, bunyi ponsel Sarah terdengar, Brendon mengambilkan ponsel wanitanya itu dan menyerahkannya ke Sarah. Sarah membuka gawainya dan menemukan sebuah pesan dari mantan roommate-nya.
"Tanya sama suaminya bakalan datang ke sini." Wajah Sarah terlihat gembira. "Siang ini."
"Oh ya? Bagus deh. Temen kamu suka apa? Biar aku beli buat jamu pas mereka datang nanti."
"Tanya suka apa aja sih, tapi dia paling suka kue balok, sama kayakku." Brendon mengangguk paham.
"Nanti aku bakal beliin cemilan banyak-banyak." Brendon mencium pipi istrinya. "Ya udah aku pergi dulu, ya, Sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI NOLEP [Brendon Series - J]
Romance21+ Sarah Darsono kebelet nikah, karena ia wanita 25 tahun yang merasa tertinggal dari teman-temannya yang lain. Teman SD? Sudah pada nikah! Teman SMP? Iya juga. Teman SMA? Jelas! Bahkan roommate satu kost-nya pun meninggalkannya karena tinggal bers...