12 November 2021
•••
Penjelasan Jack membuat Brendon terharu, ternyata begitu banyak rasa sakit yang Jack rasakan tetapi membuatnya banyak belajar dengan kehidupan. Memang sudah sepantasnya di masa pelik dan dewasa begini, hidup dalam kedamaian adalah jalan terbaik.
"Jack bener, Ky. Gue rasa yang jelas salah kita sendiri," kata Rey.
"Iya Ky, Brendon gak salah, justru kita sendiri yang salah, dan kita bersalah sama Brendon." Budy menimpali.
Iky masih terdiam, sepertinya bingung dengan pemikirannya, tetapi tiba-tiba ....
"Huaaaaaaaa!!!" Semua kaget, Iky tiba-tiba menangis kencang, siapa saja pasti kaget karena hal itu sangat tiba-tiba.
"Anjir, Ky! Sabar, Ky sabar!"
"Maafin gue, Bren. Gue yang sendirinya gagal, tapi gue nyalahin elo, gue yang emang gak guna ...." Iky terisak, siapa sangka bos berandalan yang dulu keren dan modis dan sekarang jadi agak gembrot menangis sejadi-jadinya. "Maafin gue, Bren."
"Maafin kami semua, Bren."
Brendon meski syok sebentar, akhirnya tersenyum hangat. "Iya, kalian gue maafin, kok ...." Pria muda itu tersenyum, dan kini terharu juga, mau nangis pula.
Semuanya jadi nangis, kemudian berpelukan, dan Bapa CS tersenyum bangga melihatnya meski agak heran-heran.
"Baguslah kalau akhirnya berbaikan." Bapa tersenyum bangga kemudian menatap CS-nya.
Mereka juga mewek.
"Kalian ini, badan kekar kok mewek!" kata Bapa memukul bahu merah.
"Sedih Pak sedih." Mereka menyahut sambil sesenggukan.
"Cup cup cup, sudah!" Bapa memperlakukan mereka bak anaknya.
Semua haru biru itu kemudian dilanjutkan dengan kelegaan di hati masing-masing, sebelum akhirnya mereka memutuskan masuk ke area pesta reuni lagi. Pesta jauh lebih meriah dibandingkan tadi, tak ada ketegangan, semuanya bersuka cita sampai akhirnya pesta berada di ujung.
MC berbicara, jikalau Brendon akan naik panggung dan mengutarakan sesuatu, dan Bapa mem-video call Sarah agar keluarganya di rumah melihat betapa gagahnya Brendon di atas sana, begitu berani di hadapan tamu, dan senyum hangat terukir di bibir pria itu.
"Hai, Guys. What's up? How ya doing?" sapa Brendon khas ala ia streaming. "Perkenalkan, nama gue Brendon Jayaputra, dan gue ngerasa sangat terhormat diundang di pesta reuni sebagai special guest oleh Jack CS dan kalian semua. Terima kasih banyak atas apa yang terjadi malam ini, gue bener-bener bahagia, bener-bener bahagia ...." Seseorang mengambilkan minuman dan menyerahkannya ke tangan Brendon. "Gue gak nyangka, momen ini akhirnya terjadi pada hidup gue, karena ... gue gak pernah sih ke pesta, tapi kali ini ... gue berani di sini, berdiri di hadapan kalian, temen-temen luar biasa gue ... gue gak nyangka seumur hidup akhirnya bisa lagi menghirup udara luar tanpa rasa takut."
Brendon menarik napasnya, menghirup betapa aroma luar sangat beragam, berbeda dengan kamarnya yang kadang berbau ... asudahlah.
"Dulu, gue orang yang penakut, karena trauma gue takut keluar rumah, ngurung diri, jadi orang di balik internet tanpa identitas ... pemalu, pemurung, pengecut. Gue ingat persis gimana gue di masa itu, gue bener-bener takut dunia luar, hingga akhirnya gue jadi seorang nolep. Kalian tau nolep? Yah, no life ... bahasa aslinya dari Jepang, hikikomori, orang yang narik diri dari dunia luar." Terlihat wajah Jack CS merasa iba dan merasa bersalah akan hal itu. "Dalam hakikatnya, manusia itu makhluk sosial, dan punya perasaan, ini terjadi random banget sih. Gue dari dulu sebenernya mau berubah, tapi apa daya gue masih takut takut mau." Brendon tertawa. "Sampai akhirnya gue ke titik di mana, gue sadar kalau gue telat ... gue mungkin bakalan menyesal seumur hidup."
Brendon meminum seteguk minumannya, wajahnya kelihatan sendu.
"Sekalipun gue nolep, bukan berarti gue gak bener-bener tahu dunia luar sih, seenggaknya di luar rumah gue aja sedikit." Brendon tertawa lagi. "Kali pertama, gue ngeliat seorang cewek, dan tiba-tiba aja jatuh hati sama dia. Dan siapa sangka, dia cewek yang sama yang suka curhat sama gue di dumay. Kami deket, yah, enggak secara harfiah sih, deketnya. Tapi gue ngerasa kita ... deket lah."
Sarah yang ada di balik ponsel video call tersentuh, sangat tersentuh.
"Dia sering curhat ke gue dengan ragam masalah secara personal, yang bikin gue ngerasa ... gue rasa gue se-close itu sama dia. Rasa itu terus tumbuh dan tumbuh, bahkan saking tergila-gilanya gue ... dengan brengseknya ... moto dia dari kejauhan dan nyimpen fotonya. Gue tau, creepy stalker, tapi gue gak bisa nahan rasa cinta ini. Dan di satu sisi gue takut melangkah. Ya, gue takut." Brendon terlihat berwajah sendu. "Tapi suatu ketika, dia curhat soal ... dia pengen nyari pasangan hidup. Jelas saat itu gue kelabakan, makan gak abis, tidur gak nyenyak, bahkan kerjaan gak beres. Sumpah, gue takut banget dia sama orang lain, sementara diri gue asing bagi dia. Kepala gue sakit banget mikirin itu ...."
Brendon tertawa, tawa geli.
"Tapi anehnya, Bro, Sis. Lo percaya, gue rela buang segala hal, karena rasa takut gue kehilangan seseorang yang gue cintai. Gue gak nyangka, sekalipun kami gak saling kenal secara teknis, dia nerima gue ... dia nerima gue apa adanya bahkan nerima kekurangan gue yang pengecut ini. Gue gak nyangka, wanita sesuper dia mau sama cowok secupu gue. Why? Gue gak paham." Brendon menggeleng miris.
"Dia nerima kekurangan gue, tapi gue gak mau dia cinta gue apa adanya, gue pengen berubah demi dia ... gue udah bertekad, gue punya janji, gue laki-laki, dan dunia gue harus gue hadapi mau gimana pun caranya. Gue udah dewasa, punya kehidupan yang harus dijalani, dan semenjak itu gue belajar berjalan. Layaknya bayi yang diajarin berjalan, cewek itu dengan sabar ngajarin gue ... dia dengan segala hal manis itu, bikin gue semakin sadar. Dunia gak seseram itu, begitu banyak kebaikan di sana, dunia gak sekadar hitam, gak sekadar putih, dunia itu warna-warni. Lo pengen sesuatu, selama lo berusaha, dan niat kuat, kemungkinan sangat besar lo dapetin hal itu."
"Itu singkat cerita dari hal termanis yang gue alamin." Brendon mengangkat tangannya di mana tersemat cincin di jari manis pria itu. "Gue gak lagi di depan komputer doang, gue bisa berdiri di sini, percaya diri pada diri sendiri, berani, dan gue merasa semakin kuat dan kuat bersama orang-orang yang gue sayangi. Gue bener-bener berterima kasih pada mereka semua, kalian, yang membuat gue berhasil keluar dari zona gue dan melangkah ke zona lebih luas. Gue ... gue bener-bener gak nyangka gue bisa sejauh ini, gue jadi seorang anak, gue jadi seorang teman, gue jadi seorang suami dan sebentar lagi ... gue bakalan jadi seorang ayah ... gue bener-bener berterima kasih ...."
Semua yang mendengarnya terharu, riuh tepuk tangan terdengar mengisi kekosongan itu menyelanati Brendon. Semua terharu, termasuk Sarah dan keluarganya, bahkan para preman CS Bapa termehek-mehek.
Setelah beberapa saat, tepuk tangan pun berhenti.
"Dan gue mau bawain lagu spesial, buat seseorang yang sangat spesial bagi kehidupan gue, Bapa, Mama, adek-adek gue, teman-teman sosmed, teman-teman reallife, dan seseorang ... yang begitu gue sayang dan cintai ... seseorang yang kini namanya terukir baik di cincin, buku hijau dan merah, doa-doa gue, dan tentu aja hati gue ... Sarah ...."
Sarah mleyot.
"Sarah, terima kasih sudah menjadi pendampingku, istriku, dan nantinya kita menjadi orang tua bersama, aku kamu, sebagai ayah dan ibu ... I really really love you so much ...."
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI NOLEP [Brendon Series - J]
Romance21+ Sarah Darsono kebelet nikah, karena ia wanita 25 tahun yang merasa tertinggal dari teman-temannya yang lain. Teman SD? Sudah pada nikah! Teman SMP? Iya juga. Teman SMA? Jelas! Bahkan roommate satu kost-nya pun meninggalkannya karena tinggal bers...