19 Oktober 2021
•••
Cukup beberapa hari, rasanya semakin dekat, itulah yang dirasakan Sarah dan Brendon. Calon suami istri yang terus PDKT dan siapa sangka, hati mereka semakin tertaut dan semakin mantap dengan diri masing-masing. Cukup cepat, perubahan Brendon pun signifikan, dari yang kuper, kini perlahan mulai terbuka, bahkan tak nyasar-nyasar saat jalan-jalan ada keperluan, berani tanya dan berbincang kecil-kecilan dengan teman Sarah.
Hingga, Minggu yang cerah ini di mana besok Senin Sarah cuti lagi setelah mendapatkan izin, ia diberikan waktu dua bulan paling lama, tetapi Sarah hanya perlu satu bulan saja, mungkin.
Ia bersyukur atasannya orang yang pengertian dan sangat tak mengekang, lagipula jelas ia tahu kinerja Sarah yang amat baik, Sarah pun tak pernah mengambil cuti sebelum-sebelum ini jadi sangat mudah baginya. Waktu demi waktu sibuk ini akan Sarah manfaatkan mengenal satu sama lain dengan baik, jadi saat ini ia ada di ruangan kerja Brendon, yang tidak lain dan tidak bukan adalah kamar pria itu sendiri.
Sarah berwow melihat keadaan kamar itu, desainnya sebenarnya sangat sederhana, tetapi perabotan di dalamnya yang membuatnya terpana. Alat stream lengkap, komputer, alat-alat bermain game, serta fasilitas lengkap lainnya. Sarah seperti masuk ke warnet dibandingkan kamar.
"Duduk, Sarah ...." Brendon dengan lembut mempersilakan Sarah duduk di kasurnya yang rapi bertema biasa.
"Aku duduk ya." Sarah pun duduk, rasanya seperti di rumah. Ini kali pertama Sarah masuk ke ruang privasi Brendon dan aromanya begitu khas, bau lemon.
"Nah, ini minuman sama cemilannya!" Sebuah suara membuat mereka menoleh, tampak sang mama datang bersama nampan berisi minuman segar serta cemilan di sana yang langsung diletakkan di atas meja samping kasur Brendon.
Sarah berdiri membantu. "Enggak usah repot-repot, Ma ...."
"Eh, siapa yang repot! Enggak enggak! Ya udah, Mama tinggal ya, kalau ada apa-apa panggil aja! Dadah, Sayang-sayangku!" Dan sang mama ngacir pergi meninggalkan mereka berdua di kamar, tapi sejenak ia kembali. "Jangan keblablasan ya, nanti aja pas udah nikah!"
"Mama ...." Kedua pipi Brendon memerah sementara Sarah hanya tertawa dengan candaan itu, si wanita tua pun benar-benar pergi dari hadapan mereka.
Karena dicandai sang mama, Brendon jadi tak nyaman sekarang, kan. Aduduh.
"Jadi ... ini kamar sekaligus tempat kerja kamu? Fasilitasnya lengkap ya." Sarah menatapi sekitaran dengan meneliti, dan pandangannya jatuh ke rak buku di pinggiran. Rak buku itu penuh dengan buku-buku.
"Iya, maaf agak berantakan, ya." Brendon tersenyum malu-malu.
"Enggak kok, oh ya itu buku-buku kamu isinya?" Brendon menatap ke arah tunjukkan Sarah, berupa rak buku berisi buku-bukunya.
"Sebagian, tapi ada buku-buku favoritku juga."
"Boleh aku lihat?" pinta Sarah.
"Boleh." Keduanya pun menghampiri rak buku itu, Sarah mengambil salah satu buku yang ada. "Bee ... nama pena kamu hm."
Brendon hanya mengangguk.
"Katanya isi cerita kamu romantis banget ya, aku jadi mau baca, deh."
"Baca aja." Brendon mempersilakan.
"Nanti deh, lagi belum mood baca." Sarah tertawa pelan begitupun Brendon. "Bisa kamu spoiler dikit gak isi ceritanya gimana?"
"Spoiler?" Sarah mengangguk dan Brendon sejenak berpikir, sebelum akhirnya berkata, "Cuman perjuangan seorang cowok gak berada, demi mengejar cita-cita jadi orang kaya, dan cinta sejatinya. Dia ini gap year, dan kuliah lagi, dan kebetulan doinya di masa lalu dosen di kampusnya. Jadi dia PDKT deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI NOLEP [Brendon Series - J]
Romance21+ Sarah Darsono kebelet nikah, karena ia wanita 25 tahun yang merasa tertinggal dari teman-temannya yang lain. Teman SD? Sudah pada nikah! Teman SMP? Iya juga. Teman SMA? Jelas! Bahkan roommate satu kost-nya pun meninggalkannya karena tinggal bers...