10 Oktober 2021
•••
Semakin hari diperhatikan, Brendon semakin kacau dan tak terurus. Pria muda itu makan tak teratur, mandi kadang ogah-ogahan, bahkan sepertinya tidak tidur dan marathon nonton anime atau film di tengah malam. Orang tuanya benar-benar khawatir, begitu pula dua adiknya, tetapi mereka masih meneliti dan berusaha membantu Brendon dengan hal pasti-pasti.
"Mama yakin Kak Brendon patah hati? Patah hati sama siapa?" tanya Hesti, sambil membenarkan pakaiannya. Ini hari Minggu dan keluarga kecil itu siap berangkat untuk ke acara pernikahan Tanya.
"Gayanya sih begitu, Nak. Tapi tahu deh. Kakak kamu gak mau ngasih tau apa-apa." Ibunya menghela napas panjang.
"Brendon gak ikut ke nikahan bareng kita Ma?" tanya sang suami.
"Iya harusnya ajak aja, Kakak pasti perlu refreshing. Paksa ikut." Niken anak kedua menimpali.
"Kalian bantu Mama paksa dia deh, Beebo susah diajak soalnya. Oke?" Mereka mengangguk, keluarga yang memakai batik seragam itu mulai melangkah menuju kamar sang sulung. Hesti baru ingin bersuara karena dia paling depan ketika Niken menarik adiknya itu dan menahan suaranya.
"Kakak lagi tidur?" tanya Niken menatap Brendon yang memang tidur di atas kasur, tidurnya begitu nyenyak dengan mata yang agak sembab seakan kurang tidur ... atau mungkin menangis?
Mereka diam-diam masuk lebih dalam, sang mama dan bapa siap membangunkan tetapi Niken lagi-lagi menahan mereka.
"Bentar, Ma, Pa, bentar." Niken mengarahkan pandangan ke komputer yang masih menyala, komputer yang menayangkan slide demi slide sebuah foto wanita yang wajahnya familiar di mata mereka. "Itu ... Kak Sarah kan?" tanya Niken, menunjuk layar.
"Wah iya, itu Kak Sarah." Hesti membenarkan. "Kakak ... kok punya foto Kak Sarah sih? Terus ankle fotonya ... Kakak moto Kak Sarah diam-diam?!"
"Husttttt!!!" Niken menutup mulut adiknya yang nyaris membangunkan Brendon dengan suara kapal pecah itu. Ayah dan ibu mereka tukar pandang heran, meski masih diam mereka tampak menyimak apa clue yang mereka dapatkan.
Mereka lalu menghampiri komputer Brendon, di mana Niken mulai menghentikan slide otomatis itu dan tampaklah banyak foto, isinya foto Sarah semua.
"Gila, Kakak kayak creepy stalker tau gak ... kok bisa dia punya foto Kak Sarah sebanyak ini?" Hampir 400 foto yang ada di file itu.
"Kamu tahu Kakak orangnya pendiem dan pemalu kan? Keknya dia bukan tipe creepy stalker, tapi stalker aja. Dia gak bakal sengeri itu." Niken membela Brendon. "Tapi emang ngeri sih ...."
"Ish kalian! Kakak kalian itu anak baik-baik!" Ibunya mencetus kesal. "Aduh ... anak tembemku keknya kasmaran, ya, sama Nak Sarah? Mama baru tahu lho, tapi sebenarnya Kakak kalian kenapa sih?"
"Biar kita cari tahu, Ma." Niken kembali mengotak-atik komputer Brendon, menghentikan slide dan keluar dari menu file, ada menu lain di sana. WhatsApp Web yang menampilkan sebuah pesan yang dikirim kakak mereka ke kontak bernama Sarah bersama emotikon love di sana.
"Sarah, ini Bee ...."
"Aku cuman mau bilang kalau ... kalau memang kamu memerlukan pendamping ...."
"Aku mau mengisi kekosongan itu ...."
"Kita mungkin gak saling kenal, tapi aku janji bakalan jadi yang terbaik buat kamu."
"Aku gak akan jadi seperti dia di masa lalu kamu."
"Mau ... nikah samaku?"
Mereka kaget dengan pesan yang dikirimkan ke kontak bernama Sarah itu.
"Dia nembak Nak Sarah? Pa, anak kita berani lamar anak orang lho!" Sang ibu girang bukan main, sampai-sampai tak sadar suaranya membangunkan Brendon seketika.
"Bu, keknya ini pesannya gak dibaca Kak Sarah sih, profil gak ada juga, centang satu doang. Nah kan udah kutebak, ini kan nomor kedua Kakak sendiri, bukan Kak Sarah. Kakak pengecut banget jadi cowok." Niken begitu kesal dengan sifat kakaknya itu.
Brendon yang melihat keluarganya memergoki isi komputernya seketika bangkit duduk dengan mata melingkar sempurna.
"Harusnya kalau berani dan laki, Kakak lamar langsung dong di reallife, ngapain di virtual. Payah!" Hesti menimpali dan semakin membuat Brendon tersambar petir.
Malu!
"Ka-kalian ngapain?!" tanya Brendon akhirnya, dan keluarganya seketika kaget melihat ke arah pemuda yang baru bangun tidur itu. Wajah pucatnya semakin pucat diselingi pipi memerah. "Ja-jangan ganggu privasiku!"
"Kak, ini gak bisa dibiarin, kita ini keluarga dan Kakak mendem semuanya diam-diam gitu? Aku sebenernya muak ya sama sifat Kakak yang suka ngurung diri, pengecut, bahkan nembak cewek aja gak bisa!" Niken melipat tangan di depan dada dengan angkuh, ia tampak di batas emosinya.
"Iya, nembak Kak Sarah via WhatsApp, pake latihan di second acc pula. Haduh Kak, anak SD aja berani terang-terangan nembak!" Hesti mengkompori membuat Brendon semakin ciut di hadapan mereka.
"Kamu tuh harusnya bilang Nak, kalau mau nikah sama Nak Sarah. Mama sama Bapa pasti dukung kamu, adik-adik kamu juga. Ayo sekarang kita datengin Nak Sarah, kita ngomong langsung--"
"Gak, gak mau! Itu bukan urusan kalian, aku ... aku gak mau!" Brendon memutus ungkapan ibunya. "Sarah gak mungkin mau samaku, itu udah jelas. Aku jelek, aku bodoh, aku bahkan gak tamat SMA. Aku ... aku ...."
"Kamu itu ganteng, Brendon. Kalau kamu jelek, berarti Bapa juga jelek dong?!" Ayahnya kali ini angkat suara dengan kesal. "Sadar, Nak, sadar. Kamu anak laki-laki, kamar bukan habitat kamu, Bapa ngerti kamu punya trauma sama dunia luar tapi bisa kah sedikit terbuka tentang perasaan kamu aja sama kami? Kami udah janji selalu ada buat kamu, Nak. Kamu harusnya percaya, kalau kamu gak punya orang yang kamu percaya kamu bakalan merasa sendirian. Kami keluarga kamu, kami sayang sama kamu!"
Brendon terdiam, ia menatap keluarganya yang memang sangat mantap dan penuh keyakinan, dari rasa malu kini seketika tergantikan rasa haru. Brendon seketika merengek. "Iya, aku suka sama Sarah ... hiks hiks ...."
Brendon menangis, dan seketika keluarganya mendekatinya. Tetapi Hesti agak menghindar hingga Niken menatapnya kesal.
"Kakak bau belum mandi, entar parfumku ilang." Hesti mengumam pelan. Namun karena tatapan nyalang Niken, Hesti akhirnya mau tak mau mendekatkan diri ke mereka. Menenangkan pemuda itu sebisanya.
"Dari dulu aku suka sama dia, kali pertama aku liat dia ngekost, aku jatuh cinta pada pandang pertama. Aku suka dia, dia mandiri, kuat, dan aku semakin cinta pas dia ... dia tiba-tiba curhat samaku di live stream. Tapi dia nelpon di akhir live stream dan katanya suka begitu, curhat berdua secara pribadi, aku ... aku ngerasa dia sangat percaya padaku dan milih opsi itu biar lebih intim. Aku ... aku semakin sayang sama dia, aku suka banget ... dan di live terakhir dia curhat soal temen-temennya yang ninggalin dia nikah dan dia mau nyusul nikah. Kandidatnya dia mau sama temen sekantornya ... temen sekantornya! Aku harus apa, Ma, Pa, aku harus apa?" Begitu penjelasan Brendon dengan agak sendat-sendak karena sesenggukan termehek-mehek.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
![](https://img.wattpad.com/cover/287426747-288-k506888.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI NOLEP [Brendon Series - J]
Romance21+ Sarah Darsono kebelet nikah, karena ia wanita 25 tahun yang merasa tertinggal dari teman-temannya yang lain. Teman SD? Sudah pada nikah! Teman SMP? Iya juga. Teman SMA? Jelas! Bahkan roommate satu kost-nya pun meninggalkannya karena tinggal bers...