Part 25

4.7K 530 18
                                    

30 Oktober 2021


•••

"Dia cahaya hidup gue yang akan selalu gue jaga, dan gak bakal gue biarin siapa pun nyakitin dia barang sehelai rambut pun."

Meski di komentar, ada yang kecewa karena idolanya ada yang punya, tapi tak banyak. Mereka malah men-support dan menyemangati pria itu perihal tadi.

"Thanks, Guys. Kalian emang keluarga gue yang luar biasa, and yes--kalian salah satu cahaya juga di kehidupan gue." Mereka terlihat melting karena itu. "Soal face reveal, sesuai perjanjian 10 juta subs, ini baru 9,4. Dikit lagi sih." Brendon tertawa pelan dan ada yang memakinya karena mematok followers hanya untuk face reveal.

Namun, yah Brendon tebal saja dengan komentar itu, lagipula lebih banyak yang mendukungnya sengan sportif.

"Oh alright, itulah curhatan gue sama lo, sekarang tukeran. Saatnya kita sesi curhat. Silakan hubungi nomor ini!" Di layar muncul nomor yang biasa dipakai Brendon untuk menghubungi fans-nya dan tak butuh waktu lama sudah ada yang menelepon. "He--"

"Lo pikir lo udah dapetin dia huh?" Sarah terkejut dengan suara di balik telepon Brendon sana, suara lelaki yang tampak murka, wajah Sarah seketika syok mengetahuinya. "Gue gak bakal biarin hidup kalian tenang!"

Semua komentar kaget, begitu juga Sarah.

Sarah ... kenal suara itu, meski lebih deep. Ia tahu itu memang mantan pacarnya!

Ck, bajingan pengecut!

"Who is this?" tanya Brendon, nada suara Brendon terdengar serius dan itu membuat Sarah takjub. Nada suaranya mirip introgasi polisi saja.

"Lo gak perlu tahu siapa gue, tapi yang jelas--"

"Gue tau siapa lo, lo coba nyentuh apalagi nyakitin dia gue bantai lo!" Sarah takjub, Brendon seberani ini lho. Keren sekali. "Dengerin gue, gue pikir gue orang paling pengecut di dunia ini. Tapi ternyata ada yang lebih pantes dapet mahkotanya dibanding gue ... yaitu orang yang ngancem via fake gmail dan bahkan berani publik soal kebejatan dia. Whoa, what an asshole."

Percakapan itu membuat Sarah semakin takjub, apa Brendon memang seberani ini? Hebat suaminya! Sarah semakin merasa dilindungi ....

Sedang di komentar, pada heboh, jumlah mata di video stream itu melonjak drastis karena hal tersebut.

"Lo denger gue?" tanya Brendon, dan setelahnya suara panggilan terputus. "Pengecut!!!"

Brendon terlihat murka karena itu dan Sarah semakin senang saja ....

"Oh, maaf tadi gue kasar sama orang tadi. Jangan peduliin dia, dia orang berengsek. Sebentar gue nenangin diri dulu."

"Sarah!" Sarah terperanjat kaget hingga earphone-nya terlepas dari telinga, saat menoleh ia lihat teman-temannya menatapnya khawatir meski tangannya membawa makanan.

Tampaknya bukan hanya makanan yang mereka bawakan.

"Kamu ... ada masalah sama mantan kamu?" tanya mereka, Sarah sempat kaget bagaimana mereka tahu, sampai ia sadar soal streaming tanpa wajah tadi. "Sar, jadi itu yang tadi pagi bikin kamu murung. Astaga si brengsek itu, biar kami yang urus."

"Eh, gak usah!" Sarah menahan, ia terlihat bahagia saja dan itu mengherankan. "Udah gak papa, aku gak papa kok, kalian denger kata-kata Brendon kan? Dia bakalan ngelindungin aku. Dan aku yakin ... semua orang yang aku sayangi juga gak akan biarin dia bisa nyentuh aku sehelai rambutku. Aku bukan Sarah cengeng dan lemah kayak dulu, iya kan?"

Mereka bertukar pandang, agak khawatir.

"Syukur aja sih kamu santai Sar, takutnya bayinya itu lho Sar. Kalau kamu ada apa-apa, kamu tahu kami selalu buat kamu. Kamu jangan stres-stres ya, nanti kubeliin kue balok kesukaan kamu deh."

Sarah tertawa pelan. "Udah kubilang aku belum cek, belum tahu hamil atau enggak, tapi makasih ya atas semuanya." Ia tersenyum hangat begitupun sebaliknya. "Itu makananku ya?"

"Iyaps, spesial bumil!" Sarah memutar bola mata seraya tertawa, masih saja mereka berpikir Sarah hamil ternyata, tetapi firasat temannya semoga saja benar.

Menerima makanan itu, Sarah tersenyum. "Makasih ya."

Sementara itu, Brendon yang ada di kamar, saat menjeda streaming-nya tadi pria itu pucat pasi dengan badan berkeringat dingin bahkan gemetar. Karena terlalu emosi, dia jadi mengeluarkan uneg-unegnya secara spontan, setelah lega melakukan kejujuran tiba-tiba si brengsek yang mengganggu Sarah menelepon, siapa yang tidak emosi karena hal itu. Karena tahu Sarah jelas menonton streaming-nya, Brendon tak mau istrinya itu sedih dan takut lagi, tapi dia yang malah ketakutan meski telepon si mantan keparat itulah yang menutup duluan.

Brendon memang masih punya banyak masalah tentang keberaniannya, ia masih agak pengecut, dan tadi akting lumayan bagus tetapi efek sampingnya tidak seperti diharapkannya.

Oke, Brendon janji berubah, iya, tapi jelas tak semudah itu. Mungkin ia perlu metode penenang diri selama beberapa saat sekarang, huh santai santai ... apa yang Brendon lakukan memang sudah seharusnya. Lagipula, ia nge-gym, belajar bela diri, ia sudah janji jadi pria pemberani yang menjaga Sarah. Itu, itu hal pentingnya, tidak masalah.

Anggap saja, ini prosesnya.

Ia harus berani menghadapi mantan Sarah itu, siap sedia!

Setelah dirasa lebih tenang, Brendon pun menghubungi Sarah, dan tak butuh waktu lama untuk segera dijawab wanita itu.

"Bee, kamu keren banget, Sayang!" Sarah tanpa sapa langsung memekik dengan bahagia pada Brendon. "Kamu benar-benar keren."

Pujian Sarah seketika memberikan sebuah kekuatan ajaib yang membantu Brendon menepis segala rasa takutnya. Kedua pipi pria itu memerah, ia tersenyum malu-malu, jika begini rasanya ... Brendon ingin selalu jadi tameng Sarah.

"Kamu ... kamu enggak apa-apa kan?" tanya Brendon, ia agak khawatir.

"Enggak, aku sama sekali enggak kenapa-kenapa, karena sekarang aku sadar. Aku bukan Sarah lembek kayak dulu, aku juga punya banyak orang yang kusayangi dan sayang sama aku. Bahkan kamu ... itu tadi hal yang begitu manis kamu lakukan. Aku ngerasa aku gak perlu takut lagi sama si brengsek itu, aku punya kamu, Mama, Bapa, Niken, Hesti, temen-temen ... aku punya kamu, dan mereka."

Brendon bersyukur mendengarnya.

"Udah makan siang?" tanya Brendon lagi.

"Ini lagi makan. Temen-temen nyangka aku hamil lho, mereka ngasih aku asupan empat sehat lima sempurna." Keduanya tertawa.

"Bagus deh kalau sudah makan, makan yang banyak dan sehat. Kali aja beneran kan sangkaan temen kamu, Sayang." Lagi, keduanya tertawa.

"Oh ya padahal udah kubilangin aku belum cek, tapi mereka malah gak peduli, katanya karena moodswing-ku kayak moodswing bumil."

Lagi, keduanya tertawa.

"Aku juga harap sangkaannya sih ... aku emang beneran hamil." Brendon bisa merasakan giginya kering, bayangkan saja tersenyum terus begini. "Kamu sendiri udah makan?"

"Udah, sebelum streaming tadi, dan ini nyemil." Brendon memakan kentang goreng yang tersedia di atas mejanya.

"Ya udah, lanjut streaming deh, fans kamu keliatan nungguin tuh. Pasti gak sabar pengen pada curhat dan melegakan isi hati mereka."

Brendon mengangguk. "Oke deh, Sayang. Take care ya, kalau ada apa-apa hubungin aku ya."

"Iya, Sayang. Kamu take care juga. Jangan kebanyakan di kamar. Dah ...."

Brendon tertawa. "Dah, Sayang."

Usai percakapan sederhana itu, Brendon kembali mendapatkan kepercayaan dirinya lagi. Jika Sarah berani, maka ia juga harus berani, tak akan ada yang bisa menganggu rumah tangganya dengan mudah. Mereka pasutri yang kuat!

Setelah itu pun, Brendon kembali melakukan streaming-nya.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

SUAMI NOLEP [Brendon Series - J]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang