15. Jeruji Penyesalan

1.1K 340 298
                                    

"Hukuman terberat bagi manusia adalah ketika dihadapkan dengan rasa penyesalan bak jeruji abadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hukuman terberat bagi manusia adalah ketika dihadapkan dengan rasa penyesalan bak jeruji abadi.

Dan aku di sini, masih terjebak dalam rasa bersalah yang besar, berharap dengan pikiran bodoh bahwasanya ini hanyalah mimpi."

Maheesa Partha Omkara

•••

"Ada sesuatu yang sengaja disembunyikan sama Bang Heesa dari kita semua."

Ucapan itu terlontar dari bibir Jaki saat mereka tengah berkumpul di Coafe Hype, hanya berenam---kecuali Maheesa.

Di dalam kafe yang sengaja ditutup lebih awal, Jayden mengajak yang lain untuk berbincang dan meluangkan waktu mengobrol bersama ditengah kesibukan masing-masing. Mereka tengah berdiskusi tentang Abangnya yang mendadak berperilaku aneh semenjak pulang dari rumah sakit.

"Kita kenal dia pas awal kuliah. Jadi gak ada satupun yang tau gimana kehidupannya sebelum itu," sahut Satya.

"Dia bilang, gak apa-apa untuk saling terbuka, saling bercerita entah tengah malam atau pagi buta. Tapi, justru dia sendiri yang paling tertutup sama masa lalunya. Dia seolah-olah menutup itu semua dari kita," Jaki mengigit bibirnya gelisah, dia sangat khawatir dengan Maheesa, apalagi mengingat kalau dia lah yang pertama kali menjumpai Maheesa dalam keadaan seperti itu.

Jayden mengangkat tangannya, ikut mengusulkan pendapat. "Gue pernah tanya sama Bang Mahee tentang alasan kenapa dia sebucin itu sama Renjani. Dan dia jawab kalau Renjani mengingatkannya pada seseorang."

Mereka seketika bingung mendengar penuturan Jayden. Riki kemudian menyahut, "Seseorang? Siapa?"

"Masih menjadi teka-teki."

"Oh iya, lo pada tau kenapa muka Bang Mahee bonyok begitu?"

"Kayaknya abis berantem sama Aksa," ujar Satya.

"Bang Aksa anak DKV?" tanya Sean.

Satya mengangguk, "Sore kemaren pas mau balik, gue ketemu dia. Dan keadaannya udah kayak gitu, gue tanya siapa yang ngelakuin, eh dia terus-terusan mengelak. Tapi gue yakin sih biang keroknya si Aksa."

"Kalo lo, Jak? Menurut lo siapa?"

"Aksa."

"Kenapa lo keliatan kesel gitu?" tanya Juanda ketika melihat raut Jaki yang makin kusut.

"Gue gak habis pikir aja. Bang Heesa juga anaknya ngeyel banget ngedeketin Renjani, lah ceweknya malah ngejar-ngejar Aksa. Ini sebenernya gimana sih konsepnya? Gila."

"Kalo masalah itu sih, cukup serahin aja ke mereka," sahut Jayden.

"Bener tuh."

Jaki menghela nafas kasar, dia lantas menghabiskan kopinya dan memutuskan beranjak dari sana. Satya kemudian bertanya mengapa dia tiba-tiba pergi, "Mau ke mana?"

Titik Nol Kilometer Yogyakarta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang