33. Direnggut Semesta

1K 267 568
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Hari itu Maheesa masih ingat bagaimana lebam-lebam membiru di pipinya terasa. Perih dan kebas. Ia tidak sempat menghitung, entah berapa kali Andra memberinya pukulan yang tak tanggung-tanggung. Satu, dua atau bahkan sepuluh?

Di sisa-sisa rasa lebamnya, Maheesa setia mengenggam barang pemberian dari Ibu Shana. Sebuah kotak berwarna coklat yang kebetulan dikunci. Berjam-jam lamanya ia memikirkan bagaimana caranya membuka kotak tersebut.

Lalu dia kembali teringat kalau dulu Shana pernah memberinya kalung dengan bandul kunci. Segera pemuda itu mengorek-ngorek laci. Ia masih mencari di antara banyaknya botol-botol obat dan kertas dokumen pribadi. Namun, nihil. Barang itu tak ditemukan.

Maheesa tidak kehabisan akal, ia mengambil tas lama---yang dulu dipakainya waktu SMA---merogoh isi didalamnya, hingga akhirnya ia menemukan kalung yang dicari. Sempat terbesit jelas di ingatan sewaktu Shana memberinya kalung. Katanya, "Tolong disimpan ya, kalau mau dipakai jangan sampai hilang. Sebab ini cuman satu-satunya. Suatu hari nanti aku bakal ceritain kenapa kunci ini harus dijaga sepenuh hati."

Masih ada rupanya. Kunci itu sedikit berkarat sebab telah lama terjebak dalam tas. Si Partha lantas membuka kotak itu dan---benar saja, terbuka!

Rupanya bandul kunci tersebut bukan sekadar aksesoris. Pantas saja Shana bilang kalau kalung ini harus dijaga sepenuh hati.

Maheesa menarik nafas dalam-dalam, barangkali agar ia lebih tenang. Kemudian tangannya tergerak membuka kotak.

Apa yang ditemukan pertama kali oleh netra si Partha?

Lembaran-lembaran surat dan gulungan roll film.

Pemuda itu mengambil selembar surat yang kelihatan telah usang dimakan waktu hingga warnanya menguning.

Pada Jogjakarta, sampaikan padanya, bahwa aku mengucapkan beribu terima kasih kepada seorang pemuda bernama Maheesa Partha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada Jogjakarta, sampaikan padanya, bahwa aku mengucapkan beribu terima kasih kepada seorang pemuda bernama Maheesa Partha.

Kak, berkat kamu aku merasakan bagaimana rasa hangatnya dekap dibawah dingin guyuran hujan. Juga tentang hangat jaket yang kamu beri saat konser malam diujung kota.

Titik Nol Kilometer Yogyakarta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang