Now Play :
Perahu Kertas
(Maudy Ayunda cover by Langit)•••
Ada kalanya hujan tak selalu menjadi hal favorit seseorang. Terkadang hujan justru menjadi lonceng bagai alarm yang menyedihkan, menghantarkan insan ke dalam memori menyakitkan yang berusaha mereka kubur dalam-dalam.
Tetes demi tetes bak melodi yang kontras. Maheesa terpaku pada genangan air di depannya. Semesta pun tahu bagaimana cara untuk mengingatkan Maheesa pada momen-momen yang terjadi dalam hidupnya. Genangan itu hadir bak cermin, menampakkan dia yang terlihat sangat menyedihkan berlatar belakang lampu-lampu jalan, tidak membawa apa pun selain raga dan lara.
Maheesa tidak bisa membenci hujan, dia hanya tidak ingin terjebak pada masa-masa kelam yang mengikat ingatannya.
Selepas dari rumah Juanda, Maheesa memilih untuk tidak pulang. Berakhir dengan terpaku di pinggir jalan seorang diri sebab hujan yang tiba-tiba datang. Tidak ada tempat berteduh atau memang sengaja, Maheesa masih berdiri di sana tanpa mau beranjak sedikitpun padahal hujan telah membasahi tubuhnya---lelaki itu terdiam tanpa suara.
Surai yang dibiarkan basah sepenuhnya, baju yang terasa dingin alih-alih menghangatkan, begitu pula dengan dadanya yang mulai terasa sesak.
"Gue suka sama Aksa."
Kalimat itu masih membekas dengan jelas dipikirannya. Maheesa sadar betul kalau perkataan Renjani waktu itu seperti sengaja diberitahu padanya agar dia tidak mengharapkan lebih. Renjani mengatakannya dengan terus terang.
Maheesa tidak tahu alasan mengapa dirinya begitu terpaku pada Renjani. Dia paham betul ada sekat yang tidak terlihat antara dirinya dengan Renjani, yakni sebuah hubungan erat bernamakan kakak adik. Renjani hanya menganggap dirinya sebagai kakak, tidak lebih.
Seperti kakak sewajarnya, Maheesa pun hanya bisa menjadi tempat singgah kala adiknya terluka, tempat bercerita mengenai keluh kesah dan sekedar pundak untuk berbagi rasa lelah.
Siklusnya hanya akan berputar pada satu titik. Terluka - mengobati - sembuh - pergi. Begitu Renjani merasa terluka dia ada untuk mengobati, dan setelah lukanya sembuh Renjani akan pergi.
Dia sudah menghindar, harusnya kamu sadar bukan mengejar.
Cukup sudah berimajinasi, sudah saatnya sadar diri.
"I have a thousand reasons to stick with you. However, you have a thousand reasons to leave me." ujar Maheesa yang entah pada siapa.
Menghela nafas sejenak, Maheesa lantas beranjak dari duduknya.
Yang ingin dilakukannya saat ini sederhana. Dia hanya ingin melampiaskan rasa penatnya. Mengeluh pada hujan berulang kali sampai lelah, bahkan mungkin dirinya bisa saja terserang demam karena memaksakan diri tengah malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Nol Kilometer Yogyakarta ✓
Teen Fiction[SUDAH DIBUKUKAN] ❝Semenjak kamu pergi, definisi rumah yang hangat juga ikut menghilang. Tidak ada lagi yang memberi tempat berteduh kala hujan desember datang, tidak ada lagi yang mengobati goresan lukaku dengan plester cokelat muda yang selalu kam...