14. Sebuah Buku Bersampul Biru

1.2K 353 163
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Jogjakarta. Pukul lima sore, ingatan Maheesa rupanya masih berada pada tahun 2017.

Maheesa menatap buku yang masih tersampul apik di tangannya, beberapa menit yang lalu pintu kos-nya diketuk berulangkali, Maheesa pikir mungkin itu Juanda atau Jaki. Tapi yang didapatinya adalah Andra---kakak laki-laki Shana.

Pertemuan terakhir mereka meninggalkan kesan yang buruk, Maheesa bahkan masih bisa merasakan bagaimana rasa nyeri dan kebas saat wajahnya dibogem mentah-mentah oleh Andra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertemuan terakhir mereka meninggalkan kesan yang buruk, Maheesa bahkan masih bisa merasakan bagaimana rasa nyeri dan kebas saat wajahnya dibogem mentah-mentah oleh Andra. Maheesa masih ingat kalau Andra pernah menyumpahinya dengan kata-kata buruk bahwa dia akan hidup penuh kesialan dan kemalangan.

Tapi untuk apa kedatangan dia kemari? Setelah bertahun-tahun berlalu?

"Gue ke sini cuma mau kasih amanat dari Shana."

Maheesa sontak dibuat terkejut, meskipun dia tidak berani menatap mata Andra langsung, dia tetap berusaha untuk memberanikan diri bertanya, "maksudnya?"

"Udah dua tahun berlalu, awalnya gue gak bakal ngasih ini ke lo, selamanya pun nggak. Tapi akhir-akhir Shana seolah maksa gue buat ngasih bukunya ke lo. Jangan tanya kenapa bisa, lo gak akan tahu seberapa kuat ikatan batin antara saudara."

Andra mengangkat sebuah buku bersampul biru tua dengan tulisan series of memories yang ditulis kecil dibagian pojok bawah bewarna emas.

"Sampai kapanpun gue gak bakal maafin semua perbuatan yang lo lakuin ke adek gue. Tapi, dibuku ini banyak hal-hal yang Shana mau ceritain ke lo. Dan gue mau lo terus merasa bersalah dengan apa yang lo lakukan. Salah satu caranya yaitu mengingat Shana ..."

"... karena gue rasa ini pantas buat lo."

Lalu Andra melempar buku itu tepat di dada Maheesa. Dia mendadak tertohok setelah mendengar perkataan Andra. Kemudian membiarkan rasa sesak mengerumuni dadanya-Maheesa memungut buku itu perlahan.

Titik Nol Kilometer Yogyakarta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang