02. Semesta Bercerita

4.3K 617 704
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Adisthi meminta izin pada Riki dan Maheesa waktu sebentar untuk menangis. Bahu perempuan itu bergetar, tangannya tremor, terlihat sekali dia trauma karena kejadian ini. Secara perlahan Disthi menceritakan semua yang dialaminya. Mulai dari bagaimana Dirga memaksanya untuk melakukan apa pun yang lelaki itu mau bahkan tak segan diancam menggunakan kekerasan. Maheesa dan Riki bisa menemukan beberapa luka legam di pipi, tangan, dan pelipis. Mereka meringis ngeri melihat keadaannya. Pantas saja Sean sampai rela terluka demi menyelamatkan Adisthi.

"Kalau udah terobsesi, konteksnya beda. Dia pengen memiliki lo seutuhnya sekaligus mengekang kebebasan lo. Ini bukan hubungan yang sehat, bagaimana pun juga lo harus bisa memutus hubungan sama dia," Maheesa masih tidak percaya jika Dirga---cowok dengan predikat terbaik di Jurusan Teknik Mesin---ternyata punya kelakuan yang liar.

"Gue udah coba semua cara Kak. Kalaupun menghindar, dia pasti punya cara buat gue balik ke dia. Gue sebenernya capek, pengen nyerah."

Adisthi jadi teringat ucapan Sean kala dirinya hampir berbuat nekat.

"Kedatangan satu orang di hidup kamu memang bisa merubah keadaan. Tapi bukan berarti kamu menyerah karena disakiti orang itu, anggap saja dari kita bayi sampai saat ini, kita banyak bertemu dengan orang lain. Beberapa memang pernah menyakiti, beberapa ikut mengobati. Kamu harus kasih reward buat dirimu sendiri kalau kamu pernah berhasil melewati masa itu. Orang yang menyakiti kamu pada akhirnya akan menyesal. Buktikan ke mereka kalau hidup kamu adalah keputusan kamu. Jangan mau disakiti, orang tua kamu saja membesarkan kamu dengan perlahan dan hati-hati, dia yang menyakiti kamu bukan siapa-siapa. Anggap saja hanya orang yang bertemu di jalan."

Setelah mendengar ucapan Sean, dia merasa lebih baik. Pemuda itu benar, beberapa menyakiti dan yang lain ikut mengobati.

"Lo nggak usah takut, kita mau bantu lo keluar dari masalah ini," Riki menghela nafas kasar, "urusan Dirga sama gue belum kelar. Enak aja dia main dorong orang ke jalan sampe kakinya retak."

•••

Mereka pikir, Sean bisa langsung pulang tapi ternyata dokter bilang dia harus dirawat inap beberapa hari. Itu mengapa sampai sekarang mereka bergantian menemani Sean agar jadwal masing-masing tidak terganggu.

Adisthi juga sering mampir, dia bahkan bisa tiga kali bolak-balik untuk mengecek keadaan Sean. Membawakannya makanan, mengambil baju dan keperluan lainnya.

"Semenjak kejadian itu, Dirga pernah nemuin lo?"

Perempuan itu menggeleng, dia terlihat lebih lega, "nggak, dia juga nggak ngirim bubble chat sama sekali."

Sean menghela nafas, "syukur deh. Tapi berhubung masih rawan, lo jangan pulang ke kosan lo dulu."

"Terus gue pulang ke mana?"

"Bener juga ya," Sean menggaruk tengkuknya, dia juga ikut bingung.

Pintu kamar tak lama kemudian dibuka, Maheesa rupanya membawa perempuan. Sean sempat menyipitkan mata untuk melihat dengan jelas siapa perempuan itu.

Titik Nol Kilometer Yogyakarta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang