11. Senandung Merindu

1.3K 372 239
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Lampu kiri dan kanan panggung dimatikan, menyisakan sorot lampu bagian tengah paling terang, sinar-sinar flash dari ponsel penonton menyala satu persatu. Jayden yang kali ini akan membawakan lagu pertama mereka berjudul, "Sesuatu Di Jogja"

(Disarankan play mulmed di atas agar semakin menghayati)

"Hey cantik, coba kau catat
Keretaku tiba pukul empat sore
Tak usah kau tanya aku ceritakan nanti
Hey cantik, kemana saja?
Tak ada berita, sedikit cerita
Tak kubaca lagi pesan di ujung malam
Dan Jakarta muram kehilanganmu
Terang lampu kota tak lagi sama
Sudah saatnya kau tengok puing yang tertinggal
Sampai kapan akan selalu berlari?
Hingga kini masih selalu ku nanti-nanti ...

Terbawa lagi langkahku ke sana
Mantra apa entah yang istimewa
Ku percaya selalu ada sesuatu di Jogja
Dengar lagu lama ini katanya
Izinkan aku pulang ke kotamu
Ku percaya selalu ada sesuatu di Jogja..."

Ayunan sinar ponsel beriringan ke kiri dan kanan seolah ikut mengudara bersama lagu mereka. Penonton menghayati suara Jayden dengan hati gembira. Seperti dugaan, Penggemar Tuan Muda benar-benar memblok barisan paling depan.

Jogja begitu berarti, Jaki yang masih merasa asing dengan kota ini mulai perlahan-lahan mencintai, meninggalkan ibukota yang sudah membesarkannya dari kecil. Kini Jaki tahu mengapa hidupnya harus dimulai di sini, karena dia percaya selalu ada sesuatu di Jogja.

Entah jika itu adalah kenangan buruk, Jaki rasa dia harus berusaha menerima. Terkadang hidup memang tidak bisa sesuai apa yang diharapkan. Masalah silih berganti datang. Namun, Jaki tidak merasa sendiri, dia punya banyak teman yang peduli.

Beda halnya jika dilihat dari sudut pandang Maheesa. Kalimat "Sesuatu di Jogja" memiliki banyak artian untuknya. Tentang Shana dan penyesalan yang masih membayang jelas diingatan.

Hari pemakaman Shana adalah hari yang terberat untuknya, kehadiran Maheesa tidak pernah diinginkan, bahkan saat itu mama Shana terang-terangan mengusir Maheesa dari sana dengan penuh kemarahan.

Maheesa dihadiahi banyak sorotan tajam yang sirat akan benci terdalam. Bukan berhenti pada rasa kehilangan yang menyakitkan, Maheesa kembali diterpa rasa penyesalan yang bahkan tidak ia tahu kapan selesainya.

Titik Nol Kilometer Yogyakarta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang