Langit biru cerah dengan sedikit awan putih. Burung-burung berterbangan dengan bebas di udara.
Di sebuah bukit hijau dengan pohon yang lebat di puncaknya.
"Aku mencintaimu... Safira. "
Aku mengungkapkan perasaan cinta ku.
"Eh? " Safira terlihat kebingungan.
"Aku sudah mencintaimu sejak lama... Oleh karena itu... Maukah kau menikah dengan ku di masa depan? " Aku memperjelas kalimat ku.
Mendengar itu Safira berpikir dengan keras.
Aku tidak keberatan sih menikah dengan Adam. Tidak, aku ingin menikah dengan dia. Dia baik, pintar, dan meskipun dia sedikit pemalas tapi dia adalah orang yang bertanggung jawab... Hanya saja... Apakah ayah akan memberikan restu untuk kami berdua? Safira bingung dengan keputusan apa yang harus dia ambil.
Safira adalah seorang anak bangsawan. Dan sudah sewajarnya untuk seorang bangsawan untuk menikah dengan bangsawan lain.
Meskipun tingkat diskriminasi antar bangsawan dan rakyat jelata sangat rendah, meskipun begitu Safira tetap ragu jika ayahnya akan merestui pernikahan mereka berdua. Apalagi Safira adalah seorang penyembuh tingkat tinggi yang sudah di terkenal kemampuannya di seluruh kerajaan.
Derajat Safira dan diriku jelas berada di tingkat yang jauh berbeda.
Safira menatap mata ku dalam-dalam. Dia bisa merasakan ke seriusan di dalam tatapan ku. Jadi dia berusaha meyakinkan dirinya.
Ayah adalah orang yang baik. Dia juga tidak membeda-bedakan orang berdasarkan pangkat mereka... Jadi dia pasti menerimanya... Benar, aku akan menerima lamaran ini dan segera menemui ayah setelah itu. Safira meyakinkan dirinya dengan serius. Dia akan menjawab lamaran Adam dengan jawaban "Ya".
"Adam... Aku- "
*Shing... *
Sebelum Safira bisa berkata tiba-tiba sebuah cahaya turun dari langit. Membuat aku dan Safira terdiam.
Cahaya itu jatuh mengenai kerajaan yang berjarak beberapa kilometer dari sini.
"Cahaya apa itu? " Safira bertanya kepada ku.
"Aku tidak tahu. " Aku menggelengkan kepala ku.
"Aku pulang dulu. Mungkin ayah tahu sesuatu. " Safira segera berlari menuruni bukit.
"Tunggu! Safira... Bagaimana... Dengan... Jawaban... Mu. " Aku murung karena Safira pergi sebelum memberikan jawaban.
*Plak! *
Aku menampar kedua pipi ku dengan keras.
"Bukan saatnya ngurusin hal itu bodoh! "
Aku segera ikut berlari menuruni bukit. Mengejar Safira. Kembali ke kota.
***
Kota Lodes. Ibu kota dari Kerajaan Laves.
Negara dengan sistem kebangsawanan.Akan tetapi meskipun menerapkan sistem kebangsawanan seorang bangsawan tetap tidak bisa semena-mena terhadap rakyat jelata begitu saja. Ada hukum yang mengatur tentang hal itu.
Itu adalah kenapa tempat ini adalah tempat yang bagus untuk di tinggali.
Dan tempat yang bagus untuk di tinggali itu saat ini sedang mengalami sedikit kekacauan.
Kekacauan terlihat begitu aku tiba di kota.
"Hah... Hah... Seorang penyembuh memang lah hebat... Mereka bisa memulihkan energinya dengan cepat. " Aku terengah-engah begitu sampai di kota.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adam, The Hero Challenger
ActionFirst series. Latar=Dunia Escavor (Dunia Sihir) *** Adam, seorang manusia yang menantang duel sang pahlawan demi memperebutkan cinta. Demi bisa bersaing dia pergi meninggalkan banyak hal. Keluarga, teman, kampung halaman, dan bahkan orang yang dic...