Manusia bisa berubah

4 0 0
                                    

Masa sekarang.

Di kastil kerajaan Laves, Kota Lodes.

Terlihat sangat pahlawan, Radit sedang berlatih mengayunkan di halaman belakang kastil.

Radit tetap mengayunkan pedangnya meskipun saat ini panas terik sedang menerpa kulitnya. Terlihat ada banyak keringat yang menetes jatuh ke tanah.

"Hei, Radit. "

Tiba-tiba terdengar ada seseorang yang memangil nama Radit. Orang itu adalah Rolland Alvest, seorang ksatria sekaligus rekan petualangan Radit.

"Oh, Rolland. " Radit sedikit melirik Rolland. Tapi segera kembali mengayunkan pedangnya.

"Apa yang kau lakukan panas-panas seperti ini? Kenapa kau tidak berlatih di dalam? " Rolland berbicara dengan sedikit bercanda. Dia berjalan mendekati Radit dengan santai.

"Latihan mental. " Adalah jawaban singkat yang di berikan Radit.

"Heh, latihan mental... Kemari lah! Sudah lama kita tidak bertemu. " Rolland bergerak ingin memeluk Radit. Tapi Radit menghentikannya.

"Aku berkeringat. " Radit menunjukkan seluruh tubuhnya yang basah oleh keringat. Tapi sebagai gantinya dia menjulurkan tangan kanannya.

Rolland langsung menyambar tangan Radit. Mereka berdua bersalaman.

"Senang bertemu dengan mu lagi. " Rolland berbicara dengan senang.

"Ayolah, itu hanya 1 bulan. " Radit melepaskan salamannya.

"Itu cukup lama bagiku. Aku harus mengurus begitu banyak hal begitu aku kembali. " Rolland berbicara dengan terlihat lelah.

"Well, kau seorang bangsawan. " Radit berbicara dengan santai. Menghilangkan pedangnya di tangannya. Menyimpannya ke dalam cincin penyimpanan yang terpasang pada jari tengahnya.

"Kenapa kau datang kemari? " Radit bertanya.

"Mengunjungi teman... Dan ada beberapa urusan dengan sang raja. " Jawab Rolland dengan lelah.

"Hum... " Radit menatap Rolland yang menggunakan pakaian rapi.

"Lalu kau? Apa yang kau lakukan? " Rolland balik bertanya.

"Seperti yang kau lihat. Latihan. " Radit menunjukkan badannya yang berkeringat.

"Sepertinya tubuh mu sedikit bertambah kekar. " Rolland sedikit memperhatikan tubuh Radit.

"Apakah kau seorang gay? " Radit langsung menatap Rolland dengan sinis.

"Apa itu gay? " Rolland bertanya dengan bingung.

"Lupakan saja... Tapi ya begitulah... Aku berlatih lebih keras belakang ini. " Radit mengalihkan pembicaraan. Mengambil sebuah handuk. Kemudian mengelap keringat di seluruh kepalanya.

Rolland menatap curiga setelah mendengar kata-kata Radit.

"Itu karena duel itu, kan? " Rolland menduga-duga.

"Iya. " Ucap Radit sambil sedikit menunduk.

"Radit, yang akan kau lawan adalah seorang petani yang belum pernah memegang senjata sebelumnya. Kau tidak perlu berlatih keras hingga seperti ini... Kau pasti akan bisa menang dengan mudah. " Ucap Rolland yang terheran-heran dengan tingkah laku temannya.

"Manusia bisa berubah Rolland. " Ucap Radit.

"Ya, aku tahu manusia bisa berubah... Tapi itu perlu waktu yang lama. " Rolland memasang ekspresi yang mengatakan, kan?

Adam, The Hero ChallengerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang