"Hah... Maafkan aku semuanya... Sepertinya aku akan mati sendirian di sini. "
"Kau tidak sendirian. "
Aku melihat Ardelia dan hampir seluruh warga desa yang siap bertarung melawan para Goblin.
"Ardelia, kenapa kau disini? Bagaimana dengan para wanita dan anak-anak? " Aku langsung bertanya begitu Ardelia mendekati ku.
"Para wanita dan anak-anak tetap berada di rumah kepala desa. Beberapa orang tetap di sana untuk melindungi mereka... Dan juga memang kau siapa ku? Aku tidak wajib menuruti perintah ku kan. " Ardelia berbicara dengan mengejek.
"Dasar keras kepala. " Aku tersenyum. Membalikkan badan ku. Kembali fokus terhadap para Goblin.
"Oi, katakan sesuatu! " Kepala desa berbisik ke telinga ku.
Katakan sesuatu? Katakan apa? Aku berpikir sebentar.
"Saatnya telah tiba! Hadapi seluruh Goblin yang ada! Lindungi desa ini! Lindungi orang tercinta kalian! Dan pastikan diri kalian bisa kembali dengan selamat!... Menang atau mati!!! " Aku mengangkat tangan ku tinggi-tinggi.
"Uoohhh!!! "
Para warga berteriak dengan semangat.
Aku mengeluarkan pedang ku. Seharusnya lebih efektif untuk tetap menggunakan panah, tapi aku memilih menggunakan pedang demi meningkatkan moral para warga.
"Seranggg!!! "
"Uoohhh!!! "
"Aaahhh!!! "
Aku dan para penduduk mulai berlari menghadapi para Goblin.
Goblin King menunjuk kami dengan pedang besar-nya. Menyuruh para Goblin maju menyerang.
Segera. Bentrokan antar warga desa dan para Goblin di mulai.
Aku mulai menebas-nebas di antara rombongan Goblin itu. Membunuh para Goblin satu persatu.
Ardelia yang tetap di belakang menembakkan bola apinya ke arah para Goblin. Membakar para Goblin hingga tewas.
Para warga desa bekerja sama untuk membunuh para Goblin. Sekitar 2-3 tiga warga desa yang di perlukan untuk membunuh seekor Goblin tanpa terluka parah. Setelah itu mereka akan berpindah ke target Goblin selanjutnya.
"Ah! "
Salah seorang pemuda desa yang menghadapi Goblin sendirian terkena serangan yang membuat dia terjatuh ke tanah.
Seekor Goblin melihat itu dan melompat untuk menyerangnya.
Pemuda itu takut dan menutup matanya. Dia berpikir bahwa dia benar-benar akan mati di sini.
Tapi takdir berkata lain.
*Jleb. *
Pemuda itu membuka matanya perlahan-lahan. Dan apa yang dia lihat adalah kepala Goblin itu sudah terlepas dari badannya. Dia selamat.
"Jangan tutup matamu di medan perang! " Aku berteriak ke pemuda yang baru saja ku selamatkan itu. Membantunya berdiri.
"Apakah kau benar-benar lima belas tahun? " Pemuda itu menanyakan sesuatu di saat yang tidak tepat.
"Iya... Jika kau terluka mundurlah! Minta Ardelia mengobati mu. " Aku menyuruh pemuda itu mundur.
"Aku baik-baik saja. " Pemuda itu mengambil tongkat kayunya yang jatuh ke tanah.
Aku menebas beberapa Goblin yang mendatangi kami.
"Apakah kau kuat mengangkat pedang? " Aku bertanya ke pemuda itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adam, The Hero Challenger
ActionFirst series. Latar=Dunia Escavor (Dunia Sihir) *** Adam, seorang manusia yang menantang duel sang pahlawan demi memperebutkan cinta. Demi bisa bersaing dia pergi meninggalkan banyak hal. Keluarga, teman, kampung halaman, dan bahkan orang yang dic...