Aku tidak kembali tidur lagi. Setelah makan aku segera pergi melatih tubuh ku di halaman belakang penginapan.
Push up, Situ up, Squat, melatih gerakan bela diri, mengayunkan pedang, lari keliling kota, dan lain sebagainya. Aku terus berlatih semalaman.
Dan tanpa kusadari matahari telah terbit.
"Sepertinya sudah cukup hari ini. "
Aku melihat-lihat ke sekitar. Sepertinya aman. Aku melepaskan topeng ku. Mengusap keringat yang mengalir deras di wajah ku. Mengambil baju yang ku letakkan di pinggir.
*Buk! *
Aku langsung menggunakan topeng ku begitu mendengar suara keras itu. Membalikkan badan.
Di sana aku melihat seorang wanita seusiaku sedang memasang kawat jemuran. Ada seember pakaian di sebelahnya.
Dia balik menatap ku begitu menyadari aku menatapnya.
"Kau sudah selesai berlatih kan? " Wanita itu bertanya dengan penasaran.
"Ya aku sudah... Apakah kau menunggu ku selesai dari tadi? " Aku balik bertanya.
"Iya begitulah... Kau tidak bisa menggunakan tempat ini untuk latihan jika di penuhi dengan pakaian jemuran kan? " Wanita itu mulai menjemur pakaian setelah kawat jemuran nya sudah terpasang semua.
"Apakah kau melihat wajah ku? " Aku bertanya untuk memastikan sesuatu.
"Iya aku melihatnya. Kau mempunyai wajah yang cukup tampan menurut ku. " Wanita itu memuji ku sambil tetap menjemur pakaian.
Sial! Aku mengacaukan nya. Aku memikirkan hal apa yang perlu kulakukan sekarang.
"Kenapa kau kelihatan panik seperti itu? " Wanita itu bertanya dengan heran.
"... Apakah kau tidak tahu siapa identitas ku? " Aku sempat terdiam sebentar tapi segera bertanya setelah itu.
"Identitas yang mana? Apakah tuan Adalin si petualang pemula, atau tuan Adam orang yang menantang duel sang pahlawan? " Wanita itu balik bertanya. Menggantungkan jemurannya di kawat.
"Jadi kau tahu keduanya. "
Sepertinya aku tidak pintar merahasiakan identitas. Aku memegang kepala ku dengan frustasi. Sedangkan wanita itu dengan santainya menjemur pakaian.
"Ngomong-ngomong kenapa kamu memakai topeng? Padahal kamu bukanlah kriminal. Wajah mu juga bisa di bilang tampan. " Wanita itu kembali bertanya.
Aku melepaskan topeng ku. Karena sudah tidak berguna lagi aku menggunakannya di hadapan wanita ini lagi.
"Aku menggunakan topeng ini untuk menghindari masalah. " Aku memperlihatkan topeng di tanganku.
"Masalah seperti apa? "
"Ya kau tahu... Pahlawan adalah eksistensi yang banyak di puja orang. Dan aku adalah orang yang menantang pahlawan itu berduel... Jika aku tidak berhati-hati maka bisa saja ada orang-orang yang memukuli ku di jalan. " Aku mengutarakan pikiran terburuk yang mungkin terjadi. Dan yang lebih buruk lagi jika ada seseorang yang datang untuk membunuh ku. Tapi aku tidak ingin terlalu memikirkan hal itu saat ini.
Wanita itu berpikir sebentar.
"Ya, hal itu memang mungkin saja terjadi. " Dia mengangguk-angguk kan kepalanya.
"Jadi bisakah kau merahasiakan nya? " Aku berusaha memastikan hal itu.
"Jika kau ingin aku merahasiakannya maka bantu aku menjemur pakaian-pakaian ini. " Wanita itu menunjuk ember berisi pakaian di sebelahnya. Isi ember itu hanya tersisa setengah dari yang sebelumnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/289689456-288-k242234.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam, The Hero Challenger
ActionFirst series. Latar=Dunia Escavor (Dunia Sihir) *** Adam, seorang manusia yang menantang duel sang pahlawan demi memperebutkan cinta. Demi bisa bersaing dia pergi meninggalkan banyak hal. Keluarga, teman, kampung halaman, dan bahkan orang yang dic...