Serangan Goblin

3 1 0
                                    

Sebuah panah meluncur dari balik semak-semak itu. Menggores pipi kepala desa dan kemudianl menancap ke tanah.

Aku mengenali anak panah tersebut. Aku sudah pernah tertusuk anak panah seperti itu sebelumnya.

Iya benar... Itu adalah panah dari para...

"Goblinnn!!! "

Satu anak panah itu segera di susul oleh ratusan anak panah lainnya.

"Ardelia! "

Aku dan Ardelia langsung berlari untuk melindungi para warga. Aku mengeluarkan perisai ku untuk melindungi kepala desa, sedangkan Ardelia menggunakan pelindung sihir raksasa untuk melindungi para warga desa dari anak panah yang meluncur ke arah mereka.

*Ting! Ting! Ting!... *

Bunyi denting logam yang saling berbenturan bisa terdengar dengan sangat jelas. Seluruh anak panah itu menghantam perisai ku dan pelindung milik Ardelia.

Gelombang panah segera berhenti setelah beberapa saat.

"Ardelia! Evakuasi seluruh warga desa ke rumah kepala desa! Sekarang! " Aku memerintahkan Ardelia.

Kepala desa memiliki rumah yang besar dan halaman yang luas. Jadi meskipun tidak semua orang bisa masuk, tapi setidaknya mereka masih bisa terkumpul di satu tempat.

"Baik! " Ardelia segera mulai menginstruksikan para warga desa yang panik untuk menuju rumah kepala desa.

"Kepala desa, kau juga pergilah! " Aku menyuruh kepala desa pergi.

"Bagaimana dengan mu? Apa yang akan kau lakukan? " Kepala desa bertanya dengan panik dan khawatir.

"Aku akan menahan mereka. Ambil ini! Serahkan pada Ardelia. Dan perintahkan dia untuk tetap di sana dan melindungi para warga desa! " Aku melepaskan cincin penyimpanan ku yang berisi batu sihir dan menyerahkannya ke kepala desa.

"Ardelia adalah seorang penyihir. Jadi batu-batu sihir ini akan jauh lebih berguna jika bersamanya... Sekarang pergilah!... Mereka datang. "

Sekumpulan Goblin segera keluar dari balik semak-semak. Jumlah mereka jauh lebih banyak di bandingkan dengan Goblin yang menyergap aku dan Ardelia kemarin.

Melihat itu kepala desa mulai berlari bersama warga desa lainnya. Dia tahu bahwa dia hanya akan menjadi beban.

Aku harap aku tidak mati... Masih ada duel yang harus ku lakukan. Aku mengeluarkan pedang dan perisai ku. Bersiap menghadapi ratusan Goblin yang mendatangi ku.

Para Goblin mulai menyerbu diri ku.

Aku menghadapi seluruh Goblin itu sendirian.

Anak panah melayang, kepala Goblin berterbangan menjadi abu, denting pedang dan perisai bisa terdengar di seluruh desa.

Begitu banyak luka goresan segera mengenai tubuh ku.

Aku menebas kepala salah satu Goblin. Menahan Goblin lain dengan perisai ku.

Aku melompat menjauh dari para Goblin. Menyimpan perisai dan menganti pedang ku menjadi anak panah sihir. Melemparkan anak panah itu sekuat tenaga ke gerombolan Goblin.

*Boom! *

Sekumpulan Goblin itu langsung tewas menjadi abu.

Aku kembali mengeluarkan pedang dan perisai ku.

Jumlah mereka sama sekali tidak terlihat berkurang. Aku melihat ratusan Goblin yang masih tersisa.

"Warggghhh!!! "

Adam, The Hero ChallengerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang