Kemenangan

6 1 0
                                    

Goblin King itu mengejar perisai baja yang aku lemparkan sebelumnya. Dia saat ini sedang dalam kondisi buta. Sehingga dia hanya menyerang berdasarkan indera suara.

Goblin King itu melompat dan memukul perisai itu dengan kedua tangannya. Tanah retak begitu dia mulai memukulinya. Rahang Goblin King yang tergantung terus berayun ke kiri dan ke kanan.

Tiba-tiba Goblin King itu berhenti. Dia merasakan ada sesuatu yang aneh.

Goblin King perlahan menggerakkan tangannya untuk meraih perisai ku yang sudah hancur. Mencium baunya. Dia merasakan bau darah ku di perisai yang sudah tidak berbentuk itu meskipun hanya sedikit.

Tapi Goblin King sudah begitu marah dengan ku. Mencium bau darahnya saja sudah bisa membuat dia naik darah. Dia segera membuang perisai itu menjauh darinya. Melemparkannya ke udara.

"Aku disini dasar kau bodoh. " Aku muncul di belakang Goblin King itu.

Goblin King itu terlihat marah meskipun hanya mendengar suara ku. Dia terlihat seperti ingin meraung marah. Tapi tenggorokan dan mulutnya rusak parah sehingga dia tidak bisa melakukan itu.

"Apakah kau membenci ku?... Kalau begitu datangilah aku! Karena aku juga membenci mu! " Aku bersiap. Tidak ada senjata apapun di tangan ku. Hanya tangan kosong.

Goblin King itu langsung berlari ke arah ku begitu aku memprovokasi dirinya. Dia berlari ke arahku hanya ber-andalkan suara ku. Dia terlihat tersandung beberapa kali, tapi tetap terus berlari.

Benar. Mendekatlah. Itu akan sangat mempermudah ku. Aku mengeluarkan sebuah perisai. Membantingnya ke tanah. Setelah itu aku dengan cepat mundur dengan langkah se-senyap yang aku bisa. Merasa masih kurang, aku mengeluarkan belati ku. Melemparkannya ke perisai di tanah.

*Ting! *

Goblin King terlihat bereaksi dengan suara itu. Dia dengan marah mengarahkan sebuah pukulan kuat ke tanah menggunakan tangan kirinya.

Ini dia. Aku segera berlari memanjat tangan Goblin King itu. Naik ke atas pundaknya dan melilit lehernya dengan lutut ku.

Aku mengeluarkan sebuah batu sihir besar dari cincin penyimpanan ku. Itu adalah batu sihir dari Troll yang ku kalahkan dalam perjalanan. Aku sudah mengisi batu sihir ini dengan energi sihir hingga batas maksimum beberapa saat yang lalu. Ini adalah senjata andalan ku.

"Makan ini! " Aku memasukkan batu sihir itu ke dalam mulut Goblin King itu. Tidak cukup sampai disitu, aku mendorong batu sihir itu untuk masuk lebih dalam lagi. Batu sihir itu terlihat retak. Akan meledak sebentar lagi.

Aku segera melepaskan lilitan ku pada leher Goblin King tersebut. Aku melompat ke udara dan mengeluarkan perisai ku untuk berjaga-jaga. Karena aku tidak tahu akan sebesar apa ledakannya.

Goblin King itu terlihat berusaha melepaskan batu sihir yang masuk ke mulutnya. Tapi terlambat. Karena batu sihir itu segera meledak.

"Booommm!!! *

Ledakan itu membumbung tinggi hingga nampak dari luar hutan.

Aku terhempas menjauh dari pusat ledakan. Mengencangkan pegangan ku pada perisai. Aku harap dia benar-benar tewas kali ini. Aku berharap dalam hati ku. Sungguh berharap. Karena aku tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan jika Goblin King itu masih hidup.

Aku terus terhempas ke udara. Menuju langsung ke medan pertempuran yang lainnya. Mereka masih belum selesai... Aku melihat ke arah tempat ku meluncur. Sepertinya aku belum bisa beristirahat dulu. Aku menyiapkan perisai ku untuk melindungi ku ketika aku hendak mendarat. Aku terus meluncur mendekati tanah hingga akhirnya...

Adam, The Hero ChallengerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang