Part 2

45.3K 2.6K 42
                                    

Happy Reading
Don't Forget to Comment And
Vote

~~00~~

~~00~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












"Ada apa ini?" tanya seorang pria paruh baya yang merupakan kepala keluarga Geraldo, yakni Dave.

Saat akan turun ke lantai dasar bersama anggota keluarga yang lainnya, Dave secara tidak sengaja mendengar suara keributan dari arah ruang keluarga.

Hal itu tentu saja menarik atensinya. Pria tua tersebut segera mempercepat langkahnya menuju lantai dasar.

Setelah sampai di ruang keluarga, Dave dapat melihat putranya, menantunya, dan putri angkatnya sedang berdiri saling berhadapan dengan suasana tegang seperti tengah berseteru.

Dalam sekejap Dave dapat memahami jika diantara kedua pasangan suami-istri itu terdapat suatu masalah.

Untungnya yang berada disana hanyalah para orang tua karena anak-anak sedang bersekolah kecuali baby Axvel yang tengah tertidur di lantai tiga.

"Ada apa Reynhard?" Dave menanyai putra bungsunya.

Mendengar pertanyaan dari sang Ayah, Reynhard dengan dada yang bergemuruh karena emosi pun menghampiri Dave sembari membawa foto yang tadi ia lempar.

Lelaki itu menyodorkan foto tersebut kehadapan ayahnya.

"Lihatlah Pa!, bagaimana kelakuan menantu kesayanganmu yang sesungguhnya." kata Reynhard berapi-api.

Tangan kekar Dave mengambil benda itu. Netra biru miliknya seketika melebar sempurna pasca melihat isi foto yang ia pegang. Tangannya pun bergetar.

Demi Tuhan, Dave tidak percaya dengan apa yang ada didalam foto itu. Putrinya tidak akan mungkin melakukan hal yang sangat tidak terhormat seperti itu.

Melihat keterkejutan sang kepala keluarga, anggota keluarga yang lain lantas ikut merasa penasaran dengan isi foto tersebut.

Devi yang berada di samping Dave segera merampas foto itu. Anggota keluarga lainnya pun satu persatu ikut melihat isi dari foto tersebut.

Reaksi yang mereka berikan setelah berhasil melihat foto itu tidak jauh berbeda dengan Dave. Mereka terhenyak dengan rasa tidak percaya.

"Apakah foto itu benar Aleisha?"

Aleisha menoleh, kemudian menggeleng tegas. "Pa, aku berani bersumpah kalau itu bukan aku."

"Bahkan seumur hidup aku tidak pernah menginjakkan kakiku di tempat haram itu."

"Percayalah padaku Pa!" rentet Aleisha dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

Tangisan wanita itu terdengar sangat menyakitkan ditelinga Dave. Ia benar-benar bingung dengan apa yang terjadi saat ini.

Amour (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang