Part 18

32.9K 1.8K 65
                                    

Happy Reading
Don't Forget to Comment And
Vote

~~00~~


























"Mau apa kau kesini?" tanya Aleisha datar, dingin, dan tajam.

"How are you?" ucap Reynhard malah balik bertanya dengan memasang senyuman diwajahnya.

Benar sekali, orang yang baru saja bertamu adalah Reynhard. Pria itu hanya sendirian tanpa ditemani satupun anggota keluarga Geraldo.

"Bukankah aku sudah bilang kepadamu jangan pernah menemuiku dan mengganggu keluarga kecilku lagi. Apa kau tidak dapat memahami ucapanku waktu itu?"

Aleisha sama sekali tidak menghiraukan pertanyaan dari Reynhard.

"Aku sangat tidak suka berbasa-basi. Apa tujuanmu datang kesini?"

"Aku kesini karena ingin menemuimu dan membicarakan suatu hal" jawab Reynhard hati-hati.

"Oh, kalau itu adalah tujuanmu maaf sekali aku tidak bisa. Silahkan pergi!" usirnya to the point.

"Aleisha ini sangat penting. Kumohon.."

"Aku tetap tidak bisa. Permisi" ujar Aleisha acuh seraya membalikkan badannya, berniat untuk kembali masuk kedalam.

Sebelum benar-benar masuk Aleisha terlebih dahulu ditahan oleh Reynhard.

"Tunggu dulu" cegah Reynhard.

Aleisha menghela nafas lelah. Perempuan cantik tersebut tampak memejamkan kedua matanya seakan berusaha menetralkan emosi yang kini sedang menguasai dirinya.

Sesaat kemudian, Aleisha membalikkan tubuhnya dan menyentak kuat tangannya yang dicekal oleh Reynhard hingga cekalan itu terlepas.

"Berapa kali aku bilang untuk tidak menyentuhku secara sembarangan. Aku sangat tidak suka jika disentuh oleh orang asing terlebih jika orang itu adalah kau" kata Aleisha penuh penekanan.

Saat itu juga Reynhard merasa hatinya seakan diremas setelah mendengar penuturan Aleisha yang menganggapnya orang asing.

Sebegitu bencinya kah istrinya ini kepadanya?. Apa kesalahannya sangatlah fatal?. Reynhard benar-benar frustasi.

Rasanya ia ingin menangis sekarang. Siapa juga yang akan tahan jika dianggap sebagai orang asing oleh sosok yang begitu kita cintai?. Pastinya tak ada.

Begitu juga Reynhard. Mungkin dari luar ia memang tampak sangat kuat dan berwibawa. Tapi siapa yang tahu jika saat ia berhadapan dengan Aleisha dirinya akan berubah menjadi sangat sensitif.

Terlepas dari itu semua Reynhard lebih memilih untuk menahan segala perasaan sesak yang melandanya.

Sekarang yang terpenting adalah dia harus menyelesaikan misinya dulu untuk berbicara dengan Aleisha.

"Maaf, tapi kumohon Aleisha. Aku janji hanya sebentar. Sungguh" pinta Reynhard penuh harap.

Aleisha menatap datar suaminya itu. Ia merasa lelah menghadapi laki-laki didepannya ini.

"Hanya sebentar, setelah itu silahkan pergi" final Aleisha mengalah. Bukan apa, ia sangat tahu bagaimana keras kepalanya Reynhard jika sudah menginginkan sesuatu.

Perkataan Aleisha barusan berhasil membuat Reynhard merasa sangat senang. Senyuman lebar tampak mengembang di wajah tampannya.

"Terimakasih Aleisha, terimakasih"








~~00~~








Living room

Di ruang keluarga kini hanya tersisa empat orang yaitu Aleisha, Reynhard, Axvel, dan Edelhard.

Amour (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang