Part 14

38.5K 2.4K 106
                                    

Happy Reading
Don't Forget to Comment And
Vote

~~00~~




















"Awsshh"

"Apakah sakit?"

"I-iya shh"

"Tahan sebentar ya sayang!" ucap Aleisha halus dibalas dengan anggukan pelan oleh Axvel.

Beberapa saat kemudian Aleisha akhirnya selesai mengobati luka yang cukup lebar di lutut putranya.

Wanita itu selanjutnya membereskan kotak obat yang ia digunakan dan mengembalikannya ketempat semula.

Selesai mengembalikan kotak obat Aleisha segera kembali menghampiri Axvel.

Perempuan cantik itu mengambil duduk disamping sang putra dan mulai membuka percakapan.

"Axvel" panggil Aleisha lembut membuat Axvel sedikit terkejut dan langsung mendongakkan kepalanya.

"Iya"

"Kenapa diam saja?" yang ditanya menggelengkan kepalanya.

"Axvel tidak merindukan Mommy?" tanya Aleisha lagi.

Axvel hanya diam pasca mendengar pertanyaan dari Aleisha barusan.

Dia ingin sekali menjawab jika dirinya sangat merindukan Mommy-nya itu. Namun bibirnya seakan terkunci rapat kala rasa sesak menyerang hatinya.

Pemuda itu menggigit bibir bawahnya kuat guna menahan tangisannya yang sebentar lagi akan pecah. Sifat childishnya seakan memberontak ingin keluar ketika ia berdekatan dengan wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini.

Aleisha yang melihat keterdiaman putranya hanya tersenyum tipis. Dia kemudian membawa tubuh atletis sang putra kedalam dekapannya lalu mengusap punggung tegap Axvel dengan begitu lembutnya.

Tindakan Aleisha barusan mampu membuat Axvel kembali merasakan perasaan tak terjabar. Ia tidak menyangka jika Aleisha akan memeluknya seperti ini.

Rasa gugup dan sesak yang seolah tak mau menghilang akhirnya membuat tangisan Axvel pecah.

Isakan si pemuda terdengar lirih. Punggungnya pun tampak bergetar.

"Kenapa menangis sayang?"

"I miss you so much" tutur Axvel dengan tangisan yang terdengar begitu pilu ditelinga Aleisha.

Tanpa Aleisha sadari setetes liquid bening mengalir keluar dari matanya. Mendengar tangisan sang putra tentu saja membuat hati Aleisha ikut meremang.

Tuhan seperti sedang menghukumnya dengan perasaan bersalah yang semakin besar menghantamnya. Dia pikir dirinya benar-benar jahat karena telah tega meninggalkan putra manjanya ini saat masih kecil.

Aleisha sangat yakin jika karena kepergiannya Axvel mengalami begitu banyak kesulitan dalam hidupnya.

Permintaan maaf rasanya tak cukup untuk menebus itu semua. Sungguh dia sangat menyesal.

Aleisha mengecup puncak kepala si sulung. "I miss you too boy"

"Mommy minta maaf nak"

"Tolong maafkan Mommy"

"I'm so sorry" perempuan itu semakin mengeratkan pelukannya pada Axvel.

"Kangen Mommy"

"Mommy jahat tinggalin Axvel sendirian" serunya menangis semakin deras.

"Iya Mommy jahat, maafkan Mommy ya sayang"

"Axvel ingin apa hm?" tawarnya.

"Mau peluk yang lama"

"Okey"

"Mau kiss banyak-banyak"

"You wanna kiss?"

"Iyaa"

"Baiklah"

Cup

Cup

Cup

Cup

Cup

Cup

Cup

Cup

Aleisha mencium seluruh bagian wajah putra sulungnya yang sangat tampan itu. Mulai dari kening, mata, hidung, dan pipi.

"Sudah?"

"Lagi" jawab Axvel dengan tangisan yang belum juga reda.

Aleisha terkekeh kala mendengar jawaban Axvel. Putranya itu terlihat sangat menggemaskan dengan wajah memerah karena menangis yang kontras dengan kulit putih milik pemuda tersebut.

"All right baby" setuju Aleisha kembali mengecup lembut seluruh bagian wajah tampan Axvel.

Sang empu yang mendapat kecupan hangat dari Mommy-nya tentu saja merasa sangat bahagia. Dia pikir Allah sangatlah baik kepadanya karena akhirnya apa yang selalu dirinya harapkan lewat doa terkabul juga.

Beberapa menit berlalu Axvel tiba-tiba bersuara. "Mommy I fell sleepy"

Axvel seakan telah melupakan perasaan gugup dan takut yang melandanya tadi.

Ia sudah tidak malu untuk bermanja pada Aleisha. Sungguh sifat childishnya mampu membuat dirinya melupakan segala hal.

"Mengantuk?"

"Hm"

"Kalau begitu tidur disini ya, Mommy mau keluar sebentar"

"No.. Mommy nggak boleh pergi lagi" kata Axvel melarang sang Mommy.

Pemuda itu menahan kuat lengan ibunya agar tidak jadi pergi.

"Sebentar saja sayang" Aleisha mencoba meyakinkan.

"Nggak Mommy disini aja temani Axvel tidur"

"Tidur sendiri ya"

"Nggak mau. Aku maunya sama Mommy"

"Ok fine, berbaringlah!" ucap Aleisha yang akhirnya memilih untuk mengalah.

Melihat tatapan putranya tentu membuat ia merasa tak tega. Dia tak ingin menambah kesedihan Axvel hanya karena permintaan sesederhana itu.

Axvel sendiri langsung menuruti perintah Mommy-nya. Aleisha ikut berbaring disamping Axvel dan menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya.

"Mom, hug me please!.." pinta Axvel.

Perempuan cantik itu tanpa banyak bertanya lantas kembali membawa tubuh sang putra masuk kedalam dekapannya membuat sang empu langsung menduselkan kepalanya dibahu sempit Aleisha.

5 menit setelahnya terdengarlah suara dengkuran halus dari mulut Axvel yang menandakan jika pemuda itu telah memasuki alam mimpinya.

Aleisha menghela nafas lega sembari terus memperhatikan wajah polos Axvel yang mengingatkannya pada masa kecil putranya itu.

Aleisha sedikit terkekeh karena merasa tidak percaya jika putranya yang begitu manja sudah sebesar ini.

Setelah puas memandangi wajah sang putra Aleisha memilih untuk ikut tidur di samping Axvel sambil memeluk erat putra sulungnya itu.

Sebelumnya Aleisha menyempatkan diri untuk mengecup lama kening Axvel.

"Sleep tight baby"



































To be continued

Amour (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang