Part 33

20.8K 1.1K 90
                                    

Happy Reading
Don't Forget to Comment And
Vote

~~00~~









Paris, France 07.45 pm

Mansion Geraldo

"Queen... hurry up please...!" King memejamkan matanya frustasi. Ia sangat bosan, namun sang kembaran tampaknya belum juga selesai bersiap-siap.

Remaja tampan itu saat ini sedang berada di dalam kamar Queen. Ia tengah menunggu adiknya berdandan untuk kegiatan makan malam hari ini.

Seluruh anggota keluarga Geraldo akan melaksanakan dinner bersama diluar Mansion. Dave, sang kepala keluarga lah yang menyerukan permintaan tersebut.

Pria paruh baya itu mengungkapkan jika ia ingin berjalan-jalan sekaligus menikmati hari menjelang akhir pekan bersama istri, anak, menantu, dan cucu-cucunya.

Hal langka yang jarang sekali terjadi bahkan hampir tidak pernah ini akhirnya dapat terwujud di usianya yang ke 65 tahun. Dave benar-benar merasa bahagia.

"Iya kakak, sebentar ih" balas Queen cemberut sebab mendengar rengekan King yang membuatnya terburu-buru.

"Ck... kamu dari tadi bentar bentar mulu tapi udah tiga puluh menit lebih tetep belum selesai juga"

"Ya mau gimana lagi orang emang belum siap kok"

"That's why i told you to hurry up Queenzayra....."

"I know, just wait a moment"

Ceklek

"Ada apa ini? kok ribut-ribut. Kakak dengar dari luar tadi" ujar Axvel yang baru saja masuk dengan bertelanjang dada dan membawa sebuah kemeja hitam ditangannya.

Kedua remaja kembar yang sedang berargumen tadi sontak mengalihkan pandangan mereka pada sang kakak sulung.

"Tidak apa-apa kak, hanya saja Queen sangat lama dalam bersiap dan King bosan sekali menunggunya" seru King menjawab cepat.

Queen yang dibicarakan hanya acuh dan memilih kembali fokus membenarkan tampilan khimar yang ia kenakan.

Axvel tersenyum tipis mendengar jawaban sang adik. Ia mengacak gemas rambut lebat King seraya berkata...

"Kalau King bosan, King turun ke bawah dulu saja. Tidak perlu menunggu Queen. Nanti biar kakak yang menemaninya" ucap Axvel lembut dihadiahi gelengan pelan oleh lawan bicaranya.

"Nggak ah, aku pengennya turun bareng sama Queen. Lagian kalau King turun sekarang sia-sia dong nunggu Reyna daritadi" Axvel kembali menaikkan sudut bibirnya. Sepertinya adik kembarnya itu memang tidak dapat dipisahkan satu sama lain walaupun sebentar saja.

"Yasudah, kalau begitu tunggu sebentar lagi ya. Setelah ini pasti Queen selesai. Be patient okey?"

"Okey" saut King mengangguk patuh.

"Good boy"

King setelahnya beralih untuk bermain game di ponsel mahalnya sembari menunggu, sedangkan Axvel sudah beranjak dari hadapan adik laki-lakinya itu menuju tempat dimana Queen berada.

Lama memperhatikan sang adik yang tengah berkaca Axvel akhirnya memilih untuk mendekat lalu secara perlahan ia melingkarkan tangan kekarnya di pinggang ramping Queen dan memeluk gadis cantik itu erat. Kepalanya ia sandarkan dibahu sempit sang empu.

Queen yang mendapat perlakuan tersebut sama sekali tidak terkejut ataupun merasa terganggu. Ia sudah terbiasa dengan kelakuan Axvel yang seperti ini, ditambah tadinya ia telah melihat dengan begitu jelas siluet tubuh sang kakak di kaca besar kepunyaannya.

Amour (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang