Happy Reading
Don't Forget to Comment And
Vote~~00~~
Satu minggu telah berlalu sejak kejadian pertengkaran antara Reynhard dan Aleisha di Rumah Sakit.
Kehidupan Aleisha sudah kembali normal seperti biasanya begitu juga dengan King dan Queen. Mereka sudah bisa kembali beraktivitas dan melanjutkan sekolahnya.
Selama satu pekan ini Geraldo Family sudah tidak lagi menampakkan wajah mereka dan mengusik ketenangan Aleisha.
Tetapi hal itu bukannya membuat Aleisha tenang. Dia malah merasa curiga karena takut jika keluarga Geraldo merencanakan sesuatu yang bersangkutan dengannya maupun anak-anaknya.
Namun terlepas dari itu semua Aleisha lebih memilih untuk terus berfikir positif dan menghilangkan segala prasangka buruk tentang Geraldo Family dikepalanya.
Saat ini tepat pukul 10.00 waktu Prancis Aleisha tengah berada dalam perjalanan menuju kantornya.
Ibu tiga anak itu berangkat sendirian tanpa diantar oleh sopir seperti biasanya. Aleisha memang begitu ia lebih suka melakukan banyak hal sendiri apabila memang dirinya masih mampu. Jika tidak barulah dia akan meminta bantuan kepada orang lain.
Ketika sampai di jalanan yang cukup sepi mata jerninya secara tidak sengaja menangkap pemandangan seorang pemuda yang terjatuh didekat trotoar jalan.
Aleisha dapat memastikan jika pemuda itu mengalami kecelakaan tunggal dan tidak terlalu parah.
Karena merasa kasihan Aleisha akhirnya menepikan mobilnya didekat pemuda yang mengalami kecelakaan tersebut.
Dia lantas segera turun dari mobilnya dan berjalan mendekati pemuda yang masih terus menunduk dengan lutut berdarah itu.
Sampai didekat si korban Aleisha kemudian menepuk pelan bahu pemuda itu.
"Excuse me" pemuda tersebut mengangkat kepalanya dan menatap Aleisha.
Deg
"Axvel" ujar Aleisha terkejut.
"Mo-Mommy" Axvel juga terlihat tak kalah kaget.
Sungguh Aleisha merasa sangat terkejut saat ini. Ia tidak percaya jika yang mengalami kecelakaan adalah putra sulungnya.
Perasaannya campur aduk antara senang dan khawatir.
"Kenapa bisa seperti ini?"
Tangan Aleisha tergerak untuk mengelus lembut surai coklat milik Axvel yang mengingatkannya pada Reynhard.
Axvel yang diperlakukan seperti itu seketika membeku. Perasaan gugup yang melandanya semakin menjadi-jadi. Ada sesuatu yang begitu membuncah dibenaknya kala mendapatkan elusan lembut dari sang Mommy.
Ini merupakan sentuhan pertamanya dengan Aleisha setelah sekian lama.
Rasanya begitu sulit untuk dijelaskan namun yang pasti ia merasa senang.
Disisi lain Aleisha merasa sangat gemas dengan putranya yang tampak begitu gugup dan takut berhadapan dengannya.
"Axvel, kenapa diam saja hm?"
"Euum ta-tadi ada kucing yang lewat secara tiba-tiba dan membuat saya kaget" jawab Axvel pelan sembari menatap Aleisha yang tengah tersenyum.
Ia begitu terpesona dengan Mommy-nya ini. Satu hal yang baru ia sadari bahwa Mommy-nya sangatlah cantik.
Aleisha mengeeutkan dahi kala mendengar putra sulungnya itu berbicara formal kepadanya. Sungguh terdengar sangat mengganggu.
"Baiklah ayo ikut Mommy!. Kita obati lukamu" Aleisha menarik lembut tangan sang putra.
Axvel langsung menggelengkan kepalanya tanda ia menolak. Dia tidak ingin merepotkan Mommy-nya itu.
"Tidak pe-perlu Nyonya"
Deg
Mendengar sang putra memanggilnya dengan sebutan Nyonya membuat hati Aleisha seketika terasa sesak sekaligus sakit.
Ia tidak suka dengan panggilan itu sebab hal tersebut terdengar seperti mereka adalah orang asing.
Aleisha tahu jika ia telah meninggalkan putranya selama bertahun-tahun lamanya tanpa memikirkan perasaan pemuda tersebut. Tapi entah kenapa panggilan itu membuatnya merasa benar-benar marah.
"Jangan memanggil Mommy dengan sebutan seperti itu dan kenapa tidak?"
"Nanti merepotkan" segan Axvel membuat Aleisha menajamkan netranya.
"Tidak ada sejarahnya anak merepotkan orang tua. Ayo ikut Mommy!"
"Ti-tidak"
"Axvel jangan membantah dan masuk mobil sekarang!" titahnya mutlak.
Pemuda berusia 18 tahun itu kembali menundukkan kepalanya tidak berani menatap wajah sang Mommy.
Selanjutnya Axvel berusaha untuk berdiri. "Mo-motor saya bagaimana?"
"Biar Mommy yang mengurusnya sekarang masuk ke mobil!"
~~00~~
Di perjalanan menuju kediaman Anderson kedua pasangan ibu dan anak itu sama-sama diam tak bersuara sedikitpun. Hanya ada suara musik yang mengiringi perjalanan mereka.
Axvel sedari tadi terus memandang kakinya yang lecet sambil memainkan ujung bajunya. Ia terlampau bingung, gugup, sekaligus canggung.
Sekitar 10 menit kemudian mereka berdua akhirnya sampai di kediaman Aleisha. Setelah turun Aleisha langsung bergerak untuk membantu putranya masuk ke dalam rumah.
Wanita cantik itu kemudian memapah Axvel menuju kamarnya dan setelah sampai ia segera mendudukkan putra sulungnya itu di pinggir kasur.
Aleisha lalu berjalan mendekat ke lemari samping walk in closed dan mengambil kotak P3K yang ada di sana.
Setelah berhasil mendapatkan kotak obat Aleisha menghampiri Axvel dan mulai mengobati lutut pemuda tampan tersebut.
"Awsshh"
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour (REVISI)
General Fiction[Don't Forget to FOLLOW] IG : dwlqfkszky Berawal dari sebuah kesalahpahaman dan tuduhan, membuat seorang wanita bernama Aleisha Mirabelle Anderson diusir dan diceraikan oleh suaminya sendiri. Suami dan keluarganya tidak tahu jika disaat Alei...