Part 39

13.2K 519 42
                                    

Happy Reading
Don't Forget to Comment And
Vote

~~00~~






















Paris, France 11.45 am

Bistrot Victoires

"Dude, can you stop looking me like that?" tanya Zavion jengah melihat Reynhard yang terus menatapnya penuh permusuhan.

Reynhard mendelik. Tidak sopan sekali pemuda dihadapannya ini.

Aleisha yang sedang menikmati beef steak di mejanya menggeleng, merasa heran pada tingkah kedua pria tersebut.

Di hari senin yang cukup cerah ini, Zavion bersama Aleisha dan Reynhard tengah berada di salah satu restoran terkenal guna membahas proyek besar minggu lalu yang sempat tertunda karena kehamilan Aleisha.

Reynhard dengan wajah pucatnya sejak awal datang tak berhenti menampilkan raut tidak sukanya. Ia dan istrinya baru saja kembali dari mengkonsultasikan keluhan morning sickness nya yang cukup parah ke rumah sakit.

Saat diperjalanan pulang, Aleisha tiba-tiba saja meminta untuk mampir makan siang sejenak yang ternyata dalam kegiatan itu Zavion ikut hadir diundang olehnya.

Seketika saja Reynhard merasa kesal. Ia malas sekali bertemu dengan bocah ingusan yang merupakan sekretaris istrinya itu.

Zavion sendiri tak jauh berbeda. Pemuda itu memenuhi permintaan sang kakak dengan setengah hati.

"Kak, tolong beritahu suamimu untuk berhenti menatapku seolah aku penjahat atau aku akan mencongkel matanya." pinta Zavion lempeng pada Aleisha.

Mata Reynhard menajam memdengarnya.

"Bocah kurang ajar." sentak Reynhard. Zavion hanya melirik sekilas.

"Aku bukan bocah."

Tawa mengejek keluar dari mulut Reynhard.

"Kau memang cocok dipanggil bocah." serunya tersenyum miring.

Zavion membanting ringan alat makan ditangannya. Ia menatap Reynhard berani dengan satu alis yang terangkat.

"Jika begitu, kau lebih cocok dipanggil Paman karena usiamu jauh diatasku." balasnya pedas, balik tersenyum remeh.

Tersulut lah emosi Reynhard. Pria itu menggertakkan giginya geram. Berani sekali pria muda didepannya ini.

"Kau.." tunjuk Reynhard tepat di wajah rupawan Zavion. Yang ditunjuk tidak bereaksi apa-apa.

Mengetahui suami dan adiknya tak juga menghentikan kelakuan mereka, Aleisha berdecak.

"Ck, kalian ini."

"Abaikan saja Reynhard, Zav!" Ia beralih menghadap Reynhard.

"Saverio, makan makananmu atau itu akan semakin dingin. Kamu tidak menyentuhnya sejak tadi." tak berkutik, keduanya sontak saja terdiam kala mendapat interupsi dari Aleisha.

Meski dengan menggerutu Zavion memilih untuk kembali fokus pada makanannya, sedangkan Reynhard langsung membenarkan posisi duduknya dan mulai memakan steak yang telah tersaji sejak 15 menit yang lalu.

Tak terasa setengah jam waktu terlewat, akhirnya kegiatan makan mereka bertiga selesai.

Aleisha mengelap tangannya dengan tisu basah yang ia bawa. Setelahnya wanita itu membuka pembicaraan.

"So, bagaimana tawaranku kemarin Zav?" tanya Aleisha dengan harapan besar yang tersirat. Reynhard diam menyimak.

Zavion menghela nafas. Ia tahu pada akhirnya Aleisha akan membahas hal ini.

Amour (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang