Part 38

11.4K 578 45
                                    

Happy Reading
Don't Forget to Comment And
Vote

~~00~~
















Flashback on

"Babe."

"Ya?" saut Arnold tanpa mengalihkan pandangan dari laptop di pangkuannya.

Alexa dan suaminya kini tengah berada di dalam kamar bernuansa modern milik mereka.

Keduanya duduk di atas kasur seraya bersandar pada head board dengan bantal yang ditata di belakang kepala masing-masing.

Arnold terlihat masih fokus mengerjakan dokumen untuk keperluan esok hari, sedangkan sang istri yang ada di sampingnya diam menemani.

"Ada sesuatu yang ingin kukatakan." ujar Alexa.

Gerakan tangan Arnold terhenti. Dia menoleh, menatap siluet istrinya yang tampak gelisah.

"Apa?"

"Aku...." Alexa menjeda. Perempuan itu tampak menahan diri untuk mengutarakan isi hatinya.

Si pria yang melihatnya kontan mengerut. Ada apa dengan istrinya ini?.

Seakan peka jika mereka berdua membutuhkan waktu untuk berbicara, Arnold lantas menutup laptopnya.

Ia memindahkan benda itu ke atas nakas kemudian memfokuskan diri sepenuhnya pada sang istri.

"Kenapa sayang?" suara lembut Arnold mengintruksi Alexa untuk menatapnya.

Dengan mencoba menghilangkan segala keraguan, Alexa berkata. "A-aku mencurigai Hexzo."

"Maksudnya?" alis kiri Arnold terangkat.

"Aku tau ini mustahil, tapi aku curiga jika..."

"Jika apa?"

"Jika Hexzo adalah putra bungsu kita." sambungnya membuat mata Arnold seketika membulat.

Untuk sesaat Arnold membeku. Ia tak menyangka ujaran itu keluar dari mulut istrinya.

"Are you kidding me?" tanyanya shock.

Alexa diam. Dia tahu akan seperti inilah reaksi Arnold.

"Honey, why did you think like that?"

Arnold terheran-heran. Rasanya sangat tidak masuk akal apa yang dikatakan Alexa barusan.

"Aku juga tidak tahu Arnold." jawab Alexa.

"Tidak mungkin. Bagaimana kamu bisa tidak tahu, sedangkan kamu mampu berpendapat seperti itu?"

"Bukan begitu maksudku."

"Lantas apa?, katakan!"

"Saat pertama kali dia datang kesini dan Queen mengatakan tentang kemiripannya dengan Kenzo, entah kenapa hatiku langsung terusik. Aku seakan tanpa sadar menyetujui ucapan Queen melihat keduanya yang memang begitu mirip dari segala sisi, kecuali bagian mata. Tiba-tiba juga, tanpa alasan yang jelas, aku merasa begitu dekat dengan dia." jelasnya.

Sang lawan bicara menghembus kasar. Ternyata cuman karena itu.

"Really?"

"Alexa, mungkin itu hanya kebetulan. Aku bahkan sudah melupakannya, kenapa kamu bisa berpikir sampai kesana?"

Amour (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang