Part 27

26.6K 1.6K 122
                                    

Happy ReadingDon't Forget to Comment AndVote

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
Don't Forget to Comment And
Vote

~00~















Paris, France 10.30 am

Geraldo International High School

"SAYA TIDAK TERIMA. SAYA INGIN ANAK TIDAK TAU ATURAN SEPERTINYA INI DIKELUARKAN DARI SEKOLAH" teriak seorang perempuan paruh baya marah.

Suasana didalam ruang konseling yang diisi oleh 6 orang itu terasa begitu menegangkan.

Sedari tadi wanita yang tak lain adalah orang tua dari anak yang bermasalah dengan King tersebut tidak berhenti berteriak dan marah-marah hingga membuat keadaan disana menjadi semakin runyam.

"Saya mohon tenang dulu Mrs. Robertson. Kita bisa membicarakan hal ini dengan kepala dingin. Saya rasa kita juga perlu mendengarkan penjelasan dari King dan Roxi terlebih dahulu sebelum membuat keputusan" seru wali kelas kedua siswa laki-laki itu menenangkan sebab merasa frustasi dengan kelakuan wanita keras kepala tersebut.

Sayang sekali bukannya tenang Nyonya Robertson malah tampak semakin tersulut emosi dan kembali berteriak seraya menatap tajam kearah King yang hanya diam dengan ekspresi datarnya.

"Saya tidak butuh penjelasan dari berandalan sepertinya karena sudah sangat jelas disini korbannya adalah putra saya. Lihat saja luka diwajah Roxi lebih banyak daripada luka anak tidak tahu diri itu" ucapnya dengan wajah yang memerah.

Kepala sekolah yang ada disana ikut merasa frustasi dengan permasalah yang tengah mereka hadapi saat ini. Apa yang diucapkan oleh wanita paruh baya tersebut memanglah benar adanya.

Luka diwajah Roxi memang lebih banyak daripada King bahkan hampir memenuhi seluruh permukaan wajahnya. Sedangkan King sendiri hanya memdapatkan satu luka disudut bibirnya serta keadaanya yang berantakan tapi malah menambah kesan tampan berkali-kali lipat.

Disaat Nyonya Robertson membuat keributan King hanya diam menampilkan wajah datarnya seraya menatap nyalang kearah Roxi yang duduk bersebrangan dengannya. Pemuda yang biasa mengangkat kepalanya angkuh itu terlihat menunduk ketakutan karena tatapan tajam yang King berikan. Didalam hatinya ia bersumpah tidak akan pernah lagi membuat masalah dengan pemuda berwajah tampan itu.

Roxi benar-benar menyesal. Dia semakin takut ketika melihat ibunya yang bertindak seolah paling benar dan memperkeruh suasana tanpa tahu jika sebenarnya dia sendirilah yang bersalah disini.

"Kingzairo Mam ingin tahu apa sebenarnya penyebab kamu melukai Roxi?" tanya wali kelas King lembut mengabaikan amarah Mama Roxi.

"He deserve it" balasnya datar dengan nada yang seolah tersirat emosi didalamnya.

Amour (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang