Part 20

32.8K 1.8K 52
                                    

Happy Reading
Don't Forget to Comment And
Vote

~~00~~





































Pagi yang cerah, tepat satu hari setelah kejadian dimana Reynhard menemui Aleisha, ayah tiga anak itu kini tampak sedang berada dalam perjalanan menuju kantornya.

Sebenarnya Reynhard sudah cukup terlambat sekarang. Semalam dirinya sama sekali tidak bisa tidur sebab terus memikirkan perseteruannya dengan Aleisha.

Ciiittt

"Ada apa?" tanya Reynhard kala sang asisten mengerem mobilnya secara mendadak.

Jack menoleh kebelakang. "Maaf tuan, sepertinya ban mobilnya bocor"

"Saya ijin keluar untuk mengecek" lanjutnya.

"Hm"

Sembari menunggu asistennya memeriksa, Reynhard mengedarkan pandangan ke sekitar daerah tempat mobilnya berhenti.

Dia dapat memastikan jika lingkungan ini merupakan area sekolah karena sempat melihat beberapa siswa keluar dari gerbang sekolah tersebut.

Setelah puas memperhatikan sekeliling, Reynhard mengangkat salah satu lengannya untuk melihat waktu pada sebuah jam tangan branded yang terpasang apik disana.

"Ck sial" decak pria itu kesal pasca mengetahui jika dirinya sudah benar-benar terlambat.

Tok

Tok

Tok

Mendengar ketukan dari luar jendela Reynhard lantas menurunkan kaca mobilnya.

"Kenapa?"

"Ban mobilnya ternyata memang bocor tuan"

Reynhard menghela nafas. "Berapa lama untuk menggantinya?"

"Saya tidak yakin tapi kurang lebih 30 menit"

"Cepatlah!"

"Baik tuan" balas Jack langsung bergegas melakukan tugasnya.

Disisi lain, Reynhard yang berada di dalam mobil memilih untuk mengerjakan pekerjaannya lewat sebuah iPad.

Ia juga menyempatkan diri untuk memberi tahu staff kantor jika dirinya akan terlambat
dalam menghadiri meeting bersama kolega bisnisnya dari negeri Paman Sam.

Setelah memastikan kabar keterlambatannya terkirim, Reynhard lantas melanjutkan kegiatannya.

Pria tampan itu tampak sangat fokus dalam mengerjakan dokumen-dokumen penting perusahan.

Faktanya Reynhard memang selalu seperti itu jika sudah bekerja. Dia akan sangat serius dan teliti terhadap apa yang dia jalankan.

Karena itulah jika ada seorang staff melakukan suatu kesalahan barang sedikit saja Reynhard akan benar-benar marah.

Beberapa menit kemudian suara ketukan pada kaca jendela mobil mewah itu kembali terdengar.

Tok

Tok

"Kenapa lagi?"

Mata tajam pria itu tetap setia menatap iPad yang ada ditangannya tanpa teralihkan.

"Daddy"

Deg

Mendengar suara barusan membuat Reynhard seketika menolehkan kepalanya ke arah orang tersebut.








































"KING" seru Reynhard dengan mata yang membulat sempurna.

Ia merasa sangat terkejut. Reynhard tidak menyangka jika orang yang baru saja mengetuk kaca mobilnya adalah putranya sendiri.

Tadinya dia mengira jika yang mengetuk kaca mobil adalah Jack, itulah kenapa ia tetap fokus pada pekerjaannya di iPad.

Ternyata dugaan pria itu salah karena kenyataannya yang mengetuk pintu adalah salah satu sosok yang begitu ingin ia temui.

Pikirannya blank, perasaannya benar-benar campur aduk dengan dadanya yang dilingkupi rasa sesak.

Ia bahagia, terharu, dan kaget.

Apalagi Reynhard tadi sempat mendengar King memanggilnya dengan sebutan Daddy, yang mana hal itu mampu membuatnya merasa senang berkali-kali lipat.

Reynhard menatap dalam wajah rupawan milik sang putra yang begitu mirip dengan parasnya ketika ia remaja dulu tetapi dalam versi yang lebih tampan.

"Kenapa bisa ada disini sayang?" suara Reynhard terdengar parau.

Setetes liquid bening berhasil mengalir keliuar dari mata tajam dengan lensa berwarna biru itu.

"King sedang menunggu bis jemputan datang Daddy" jawab King selagi tersenyum.

Reynhard mengangguk. Ia segera mengusap air mata yang ada dipipinya dan berkata....

"Masuklah nak!" titahnya lembut. King yang mendapat perintah hanya menurut.

Setelah King masuk kedalam mobil dan duduk tepat disampingnya, Reynhard mengusap lembut rambut lebat sang putra yang basah karena keringat.

Tanpa Reynhard sadari air mata kembali mengalir dari netra indah miliknya.

Dia sangat bahagia sekarang karena bisa bertatapan langsung dengan putranya yang begitu ia rindukan.

"Kenapa sekarang kau sudah pulang boy?"

"King hari ini memang pulang lebih awal karena ada suatu kegiatan disekolah"

"Lalu dimana adikmu?"

"Queen masih ada di sekolah Daddy. Dia termasuk anggota OSIS sekaligus panitia kegiatan"

"Daddy kenapa nangis?" tambah King bertanya seraya mengusap pelan air mata yang mengalir di wajah tegas milik sang Daddy.

"Tidak papa sayang. Daddy hanya sedang merasa bahagia" respon Reynhard tersenyum tipis.

"Daddy jangan nangis lagi!. King ikutan sedih loh" kata King membuat Reynhard terkekeh mendengar penuturan putranya itu.

"Jadi.... King sudah tahu?"

"Tahu apa?" soal King dengan dahi yang mengerut.

"Tentang Daddy"

King mengangutkan kepalanya begitu semangat sebagai balasan.

Reynhard yang menerima tanggapan seperti itu sontak penasaran. "Tapi bagaimana bisa?"

"Jadi.........





























To be continued

Amour (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang