Clairin jadi berdehem canggung, menoleh pada Lia yang sudah menunduk kaku. Ia jadi menarik baju Lia, mengkode menyuruh duduk, membuat Lia menurut duduk di depan Refal.
Lia menunduk menatap meja, tak mau menatap Refal begitu pula dengan Refal yang jadi fokus pada ponselnya.
"Temen Ayu ya? Kenal Ayu dimana? Ouh iya, nama gue Jamie." Ujar Jamie mengulurkan tangan, mengajak salaman membuat Clairin tersenyum ramah.
"Clairin, Ayu temen sekampung gue." Jawabnya menerima uluran tangan Jamie.
Jamie jadi tersenyum, lalu mengarahkan tangannya ke arah Lia membuat Lia jadi mengerjap, ingin menerima uluran tersebut namun Refal menepis tangan Jamie.
"Julia, sekelas sama gue." Ujar Refal menunjuk kecil membuat Jamie jadi beroh-ria sedangkan Clairin sudah menahan tawa.
Sedangkan Lia jadi mendelik, tak urung hatinya menghangat juga. Netranya jadi beralih, menatap Jamie yang sedang asik mengobrol dengan Clairin.
Seperti tak asing, ah... Lia ingat. Cowok ini, yang waktu itu menipu Refal kan?
Refal bodoh apa? Kenapa masih bergaul dengan dia? Sudah tahu penipu.
"Liatin aja terus, awas yang kemarin meluk cemburu."
Alis Lia mengernyit, menoleh kesal pada Refal yang sok menunduk fokus pada ponsel. "Masih cari cewek, Sheiren masih kurang?" Sindir Lia membuat Refal jadi mengangkat alis, mendongkak menatap Lia keruh.
Keduanya saling bertatapan kesal membuat Clairin jadi menggaruk rambutnya sementara Jamie bingung tak mengerti ada apa, namun dia merasakan ada percikan api dari tatapan keduanya.
"Lo sendiri? Masih cari cowok? Fauzan masih kurang? Ah... apa elo cari cowok buat di peluk?" Ujar Refal tengil.
"REFAL!!" Tegur Lia ngegas.
"APA?" Jawab Refal tak kalah ngegas.
"Astaga." Clairin jadi menghela napas kasar lalu tersenyum kaku pada Jamie.
**
"Ciee... yang berbunga-bunga. Baru aja beritanya nyebar udah mesra-mesraan lagi di lapang." Goda Audia duduk di kursi sebelah Sheiren yang tersenyum malu-malu.
Mereka masih di kelas, menunggu pengumuman estrakulikuler PMR. Meskipun sudah waktunya pulang, tapi kelas X-Ipa 2 masih tetap ramai.
"Em... Audi, gue ngerasa geer gak sih? Kalau nyimpulin kalau Kak Refal juga suka sama gue?" Tanya Sheiren menunduk malu dengan pipi yang sudah memerah.
Audia jadi terkekeh melihat sahabatnya. "Gue gak ahli soal beginian, tapi Shei, kalau menurut gue, suka boleh tapi kalau nyimpulin dia suka balik atau nggak, mending tanya langsung deh. Daripada nanti keegeran, kan? Bikin elonya sakit juga." Ujar Audia memperingatkan membuat wajah Sheiren menurun jadi sedih.
"Tapi, kalau misalnya gak suka, kenapa dia baik sama gue?" Tanya Sheiren kekeh membuat Audia terdiam lalu melengos keras.
Tak tahu, dari balik pintu kelas ada Ailee yang sedari tadi menguping percakapan mereka. Ia jadi melengos keras, lalu mengubah raut wajah.
"Permisi, buat anggota PMR. Ditunggu ya, di depan uks!!" Ujar Ailee menyembulkan kepala di pintu membuat semua jadi memperhatikannya.
"Siap Kak Ailee!!" Ujar Sheiren dan Audia kompak.
Ailee tersenyum kecil lalu mengangguk, ia berbalik badan lalu mengetikan pesan cepat.
Roomchat - grup
Ailee : dmana? Udah magrib kumpul Cafe simpang depan.
Kenath : knp harus beres magrib si? Mau pushrank
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCISMUS [END]
Teen Fiction# 1 - Nyesek 16 Agustus 2022 # 1 - Drummer 2 Oktober 2021 # 1 - Accismus 11 September 2021 # 1 - Liaitzy 30 Mei 2022 # 4 - Dowoon 18 Desember 2022 # 1 - Refal 1 Januari 2023 Refal menoleh kecil saat seseorang meneriakan namanya dibalik kerumunan, s...