8

1.1K 116 5
                                    

Terimakasi sudah membaca.

Jangan lupa tekan ⭐ karena tidak dipungut biaya 😚

**

Fauzan : mumpung libur, jalan kuy!!

Fauzan : ini mau otw rumah lo

Lia : lain kali

Lia menghela napas kasar, hanya kali ini. Ia ingin menolak ajakan Fauzan karena dirinya sendiri dan atas keinginan hatinya.

"Lia, haus. Warung dimana?"

Kepala Lia mendongkak, menatap Refal yang berada beberapa meter di depannya. Ia jadi bergeming, ia menolak Fauzan karena dirinya sendiri... apa karena Refal?

Ia menggeleng, pikiran gila dari mana itu.

"Depan." Jawab Lia menghampiri Refal dengan kalem.

"Kalau jajan enaknya dimana? Ada tukang martabak gak disini?" Tanya Refal saat Lia sudah berada di sebelahnya.

"Depan perum, kalau malem rame." Jawab Lia seadanya membuat Refal beroh-ria.

"Berarti malem ini gas kuy, ke depan perum. Gue jemput ya," ujar Refal ringan membuat Lia mendelik lalu melotot mengancam.

"Modus." Gumam Lia pelan membuat Refal terkekeh pelan.

"Lo suka minuman apa?" Tanya Refal jadi menoleh saat sudah berada di depan Warung dan berjalan menghampiri kulkas yang berada di depan.

"Gak ada yang spesifik." Jawab Lia membuat Refal mengangkat alis sebentar lalu mengangguk.

"Orange jus, gapapa kan?" Tanya Refal mengacungkan dua botol pada Lia membuat Lia berdehem pelan.

Lia menerima uluran botol dari Refal yang sudah duduk di sampingnya di kursi yang berada di depan Warung. Netra Lia mengerjap saat Refal kembali mengambil botol minumannya dan membuka tutupnya.

Lia jadi memainkan bibirnya sambil menerima botol yang sudah dibuka itu kembali. Entah kenapa, Refal terlihat dua kali lebih ganteng barusan.

Heh? Lia merutuki dirinya yang terbawa perasaan lalu menggeleng pelan.

"Katanya ada olim Mtk, lo ikut gak?" Tanya Refal membuka obrolan.

"Ikut." Jawab Lia membuat Refal jadi menoleh lalu terkekeh pelan.

"Gak guna juga gue nanya, pasti si, kalau elo." Jawab Refal.

"Minat mtk dari kapan?" Tanya Refal lagi membuat Lia menolehkan kepala ke pinggir , berpikir.

Refal tanpa sadar jadi memperhatikan kebiasaan Lia saat berpikir lalu mengulum senyum samar.

"Dari kecil... kayaknya?" Jawab Lia jadi bingung sendiri karena tidak tahu tepatnya kapan.

Refal jadi menoleh. "Emang suka banget sama Matematika?" Tanya Refal lagi membuat Lia mengangguk dengan binar kecil di matanya.

"Terus suka guenya kapan?"

"Ha?" Lia jadi repleks menoleh melongo menatap Refal yang menatapnya dengan senyuman di wajah.

"Dih," Lia jadi mendelik, mendorong pipi Refal agar kembali menghadap depan membuat Refal terkekeh pelan mengambil tangan Lia. "Bercanda hahaa... tapi dianggap serius juga gapapa!" Ujarnya membuat Lia merasa aneh di hatinya, dengan perut yang geli.

Lia jadi kembali berdecih, tangannya yang masih digenggam Refal ia gerakan kembali dengan menoel-noel dan menjauhkan pipi Refal membuat si empunya jadi semakin terkekeh geli, jadi keenakan.

ACCISMUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang