2 bulan kemudian...
Refal menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia bingung setelah menapakan kakinya didepan pasar malam. Setelah ini ia akan kemana? Akan apa? Jujur saja Refal jadi bingung sendiri.
Apalagi Lia yang diam tanpa berkomentar sedari tadi membuat Refal semakin dilanda kebingungan. Entah kenapa kencan bersama Lia sangat sulit dibanding kencan dengan mantan Refal sebelumnya.
Refal meneguk ludahnya lalu berucap serak
“Ehm mau langsung cobain wahana atau makan dulu?” tanya Refal namun Lia bergeming.Refal mengerutkan alis melihat Lia.
"Kenapa?" Tanya Refal.
“Lo serius? Gue dandan kayak gini ternyata cuman diajak ke pasar malem doang?” tanya Lia dingin membuat Refal tersentak.
“Eh? Ya terus elo mau kemana? Duh maaf gue cuman ngikutin kata Subagja,” ujar Refal menyebut nama belakang Ezra membuat Lia menghembuskan napas.
“Lagian ngapain siang bolong ke pasar malem?” tanya Lia sarkastik.
“Tau gitu gabakal dandan heboh ah,” ucap Lia pelan tidak terdengar Refal.
Refal meringis. “Yaudah deh, makan dulu yuk. Abis itu baru coba wahananya,” ajak Refal sambil berjalan masuk ke area Pasar Malam lalu berbalik dan berhenti menghadap Lia yang masih bergeming di luar gerbang Pasar Malam.
“Janji deh, kencan selanjutnya gabakal ke pasar malem lagi. Ayok!!” ujar Refal membuat Lia mengehembuskan nafas pelan.
Lia menghampiri Refal lalu mereka berdua pun berjalan beriringan menyusuri setiap sudut mencari makanan terlebih dahulu.
Namun rencananya terhenti saat Refal menarik lengan baju Lia untuk mencoba naik kora-kora.Tangan Lia bergerak menyentuh keningnya saat kepalanya berdenyut sakit. Lia menoleh saat Refal menarik ujung bajunya, mengkode lebih dekat, takut jatuh karena mereka antri di atas tangga.
Kaki Lia melangkah, saat ini bagian dia dan Refal untuk naik kora-kora, namun tangannya ditarik pelan ke belakang membuat Lia mengangkat alis.
"Adek duluan aja ya, nanti Kakak bisa setelahnya." Ujar Refal berjongkok menghadap pada anak kecil yang daritadi sudah menangis pada ibunya ingin segera naik.
"Yeeeyyy, makasih ya Kakak. Ayo bu!! Cepetan kita naik." Ujar gadis kecil itu riang menarik lengan Ibunya.
"Ah, makasih ya Nak." Ujar Ibu tersebut membuat Refal mengangguk tersenyum.
Lia bengong melihat kejadian barusan, mulutnya menganga kecil dengan perasaan kesal. Setelah lama mengantri, bisa-bisanya Refal menyuruh orang lain naik terlebih dahulu. Karena sudah penuh, Refal dan Lia harus menunggu cloter selanjutnya. Dan itu menyebabkan mengantri semakin lama.
"Sorry Lia, kasian anak nya, rengek-rengek terus." Sesal Refal membuat Lia memutar bola mata kesal.
"Mau gimana lagi." jawab Lia seadanya.
Lia meringis saat merasa badannya makin dingin dengan kepala yang makin pusing. Refal yang sadar Lia bersikap aneh, jadi menoleh. "Lia lo kenapa?" Tanya Refal membuat Lia menggeleng.
"Ck, gapapa. Bawel banget si. Cuman pegel aja, ngantri nya lama, mana lo kasih anak tadi duluan lagi." Bohong Lia membuat Refal jadi merasa bersalah.
"Pegel banget ya? Yaudah deh, gajadi aja. Kita nyari tempat duduk buat lo." Ujar Refal celingak celinguk mencari tempat duduk siapa tahu ada, membuat Lia mendesis kesal.
"Udah ngantri lama, masa gak jadi?!" Kesal Lia membuat Refal mendesah kasar.
Lia menoleh kaget saat Refal menggengam tangannya tanpa permisi. "Takutnya lo oleng gara-gara pegel. Kalau gak suka, lepas aja." Ujar Refal lurus tak menoleh pada Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCISMUS [END]
Teen Fiction# 1 - Nyesek 16 Agustus 2022 # 1 - Drummer 2 Oktober 2021 # 1 - Accismus 11 September 2021 # 1 - Liaitzy 30 Mei 2022 # 4 - Dowoon 18 Desember 2022 # 1 - Refal 1 Januari 2023 Refal menoleh kecil saat seseorang meneriakan namanya dibalik kerumunan, s...