"Lee!! Ikut nemenin latihan gak? Kenath udah di ruangan Band." Teriak Refal membuat Ailee yang masih mengobrol dengan Dean jadi menoleh.
"Gass." Ujar Ailee, berpamitan kecil pada Dean lalu bergegas menghampiri Refal di depan kelas.
Refal menggigiti bibir kecil, ia jadi meneguk ludah. Ingin membicarakan hal semalam kepada Ailee namun agak ragu, bahkan Refal saja sulit percaya apalagi Ailee.
"Em... Le, menurut lo mungkin gak si? Kalau semisalnya orang dingin, pinter dan jarang ngobrol itu aslinya bisa ngasikin, bobrok sama alay?" Tanya Refal membuat Ailee jadi menoleh mengangkat alis.
"Hahah... lo tuh ya, malah Fal, biasanya orang jenius yang lebih bobrok dan alay daripada orang dengan IQ biasa seperti kita." Jawab Ailee membuat Refal tersentak.
Refal jadi mengerjap. "Kita? Enak aja." Protesnya menyenggol Ailee pelan membuat empunya meringis kesal.
"Emang kenapa? Lo ketemu sama orang kayak gitu? Emangnya di kelas siapa yang jenius? Eh banyak ya?" Celoteh Ailee membuat Refal berdehem.
Sepertinya nanti saja Refal bercerita panjang lebar ke Ailee.
"Nanya doang kali, dahlah ayok cepet." Ujar Refal menyampirkan tangan pada bahu Ailee membuat Ailee menepisnya gemas.
"Gue, gak mau ya, selalu digosipin pacaran sama lo. Padahal kita kan sahabat. Belum lagi, Refalovers yang gila." Protes Ailee membuat Refal terkekeh.
"Gak mau jadi orang biasa aja gitu Fal? Ketampanan lo kasihin ke Kenath aja, kesian setiap deketin cewek selalu ditolak mulu." Ujar Ailee membuat Refal tertawa membuat wajahnya semakin tampan bahkan siswa disekitar sampai berhenti dan menoleh dulu.
**
Lia menggerak- gerakan kakinya bosan. Netranya melirik ke jam tangan yang sudah menunjukan pukul 17.30. Sudah 15 menit, kang gojek belum menunjukan diri juga.
Sebenarnya rumahnya ada di Perum simpangan depan, jalan kaki juga bisa, namun Lia terlalu lelah karena tadi habis kumpul club Matematika.
"Loh... Lia belum pulang? Bukannya perum deket? Gak jalan aja?"
Lia menoleh, mendapati Dean--ketua kelasnya-- berdiri di sampinya. Lia menggeleng. "Gojek aja." Balas Lia pendek membuat Dean beroh-ria.
Dean jadi melirik langit yang semakin menggelap, tanpa warna senja, seperti pertanda hujan akan turun.
"Hampir hujan loh, batalin aja gojeknya. Mending naik angkot bareng gue, nanti pas gang di perumnya, naik ojeg." Ajak Dean khawatir.
"Kasian udah otw gojeknya." Jawab Lia membuat Dean jadi kasian juga jika gojeknya dibatalkan.
"Lagian, rumah deket, manja banget si, pake gojek." Ledek Dean namun Lia hanya tersenyum segaris menanggapi.
Dean jadi mendengus, teman satunya ini benar-benar tidak bisa diajak bercanda. "Kenapa Refal bucin banget sama cewek dingin coba?" Gerutu Dean pelan.
"Ha?" Tanya Lia membuat Dean jadi gelagapan.
"Ah... nggak, eh, gimana kalau gue panggil Refal aja buat nganterin lo pulang? Dia masih ada di sekolah, gue lihat tadi." Tawar Dean menaik-naikan alis membuat Lia sontak melotot.
"Gak, ngapain." Tolak Lia gelagapan membuat Dean jadi mengernyit lalu memicing curiga, melihat gelagat mencurigakan dari Lia.
"Hemmm... kenapa lo gugup? Apa yang gue gak tahu, nih? Jangan-jangan lo berdua udah deket ya? Berita besar ni, kalian ud-,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCISMUS [END]
Teen Fiction# 1 - Nyesek 16 Agustus 2022 # 1 - Drummer 2 Oktober 2021 # 1 - Accismus 11 September 2021 # 1 - Liaitzy 30 Mei 2022 # 4 - Dowoon 18 Desember 2022 # 1 - Refal 1 Januari 2023 Refal menoleh kecil saat seseorang meneriakan namanya dibalik kerumunan, s...