"Refal ya? Tadi ada yang nitipin ini ke kamu!"
Refal menarik sudut bibirnya tersenyum lebar akhirnya barangnya sudah datang. Tangannya terjulur menerima papperbag dari satpam sekolahnya.
Karena tadi ketahuan tidak pakai sepatu, Refal jadi di depak keluar kelas. Tidak ada pilihan lain, akhirnya Refal memesan sepatu baru di toko online yang bisa diantar sekarang juga ke sekolah.
Refal tersenyum lebar setelah sepatu barunya sudah terpasang di kakinya.
"Yaudah terimakasih ya pak, saya duluan." Pamit Refal membawa papper bag dan kardus sepatunya membuat Pak Satpam mengangguk.
**
"Helsi, ada yang nyariin tuh."
Helsi mendongkak kesal, ia berdiri dan beranjak cepat menuju keluar kelas. Siapa yang berani menganggunya? Padahal ia merelakan waktu istirahatnya untuk menyalin tugas.
Alis Helsi mengernyit saat melihat Refal bersandar di tiang koridor menjingjing papper bag.
"Beli sepatu baru?" Tanya Helsi menghampiri Refal membuat Refal menoleh menatapnya.
"Ah iya, gue mau buang ini." Ujar Refal membuang bungkus sepatu dan papper bagnya ke tong sampah terdekat.
"Kenapa beli baru? Sepatu lo yang pagi kemana?" Tanya Helsi duduk di tembok pendek pinggir koridor membuat Refal ikut duduk di sampingnya.
"Dikasih ke Lia tadi." Jawab Refal enteng membuat Helsi tersentak kecil lalu menggelengkan kepala.
"Dia olimpiade kan hari ini?" Tanya Helsi membuat Refal berdehem. "Gue lagi gak akur sama dia." Ujar Refal serak membuat Helsi terkekeh pelan.
"Terus?" Tanya Helsi pendek memandang taman di depannya. "Berita gue sama Sheiren, katanya gak bakal mading sebar, tapi kata Ailee nyebar. Kok bisa?" Tanya Refal membuat Helsi menoleh, mengangkat bahu.
"Gak tahu, bukan gue. Mungkin ada orang lain yang lihat lo di Mall sama Sheiren." Jawab Helsi membuat mulut Refal membulat, benar juga.
"Julia cemburu gara-gara itu?" Tanya Helsi membuat Refal menggeleng.
Helsi pun terperangah saat Refal menceritakan kejadian Agustusan yang membuat dia dan Lia jadi canggung dan menjauh sampai sekarang.
Alis Refal terangkat saat Helsi terkekeh pelan. "Masalahnya sepele banget, lo sampe marah gitu ke Julia." Helsi jadi geleng-geleng kepala
"Gini Fal, pertama lo marah waktu liat Julia pelukan sama Fauzan, gue tanya sama lo, emang lo siapanya Julia?" Tanya Helsi membuat Refal tersentak, terguling, terjungkal.
Melihat wajah kaget Refal, Helsi jadi meneruskan. "Bukan pacarnya kan? Jadi Julia berhak dong deket sama siapapun termasuk si Fauzan itu. Jangan dangkal gitu lah, mikirnya. Cuman pelukan doang sampai harus marah, beda lagi kalau Julia pacar atau tunangan lo. Itu lo boleh cemburu dan mempertanyakan." Jelas Helsi membuat Refal terdiam.
Refal mengacak rambutnya pelan. "Gue bego banget, asli." Decaknya membuat Helsi mengangguk setuju.
"Tapi, dia kan janji buat ketemu gue, malah pelukan sama Fauzan. Gue kesel lah." Rengut Refal membuat Helsi menghela napas.
"Yaudah sana, tanya Julianya langsung. Minta maap lo sama dia, udah marah-marah gak jelas. Tanyain juga penjelasan dia waktu itu gimana. Dia juga pasti punya cerita menurut sisi dia kan?" Ujar Helsi membuat Refal terperangah, sepupunya ini memang sangat bisa diandalkan.
"Makasi sepupuuu!!" Riang Refal ingin memeluk Helsi namun tangannya terhenti di udara saat Helsi menatapnya tajam seperti menguliti kulit Refal membuatnya urung.
"Pergi. Gue mau nyalin tugas!" Tegas Helsi membuat Refal memajukan bibirnya.
Refal kembali menoleh saat Helsi kembali menghampirinya. "Apaan?" Tanya Refal.
"Gue denger katanya mantan lo, pindah ke Dr." Ujar Helsi sukses membuat netra Refal membelalak kecil.
"Kalau gak salah namanya Jessica kan?"
**
Refal Hajidan
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCISMUS [END]
Dla nastolatków# 1 - Nyesek 16 Agustus 2022 # 1 - Drummer 2 Oktober 2021 # 1 - Accismus 11 September 2021 # 1 - Liaitzy 30 Mei 2022 # 4 - Dowoon 18 Desember 2022 # 1 - Refal 1 Januari 2023 Refal menoleh kecil saat seseorang meneriakan namanya dibalik kerumunan, s...